Kreatif

KOMPETISI MENULIS KREATIF INI INGIN LESTARIKAN KEARIFAN LOKAL KENDAL

Kompetisi menulis sekelas Dewan Kesenian Jakarta, Salihara, atau Novela dari Basabasi.co sudah umum diketahui pegiat literasi. Baru-baru ini di Kendal ada Kendal Novel Award. Apa yang istimewa dari kompetisi menulis ini? Simak di sini, Civs.

title

FROYONION.COM - Untuk membangkitkan minat dan bakat menulis kreatif generasi muda lokal, komunitas budaya Kabupaten Kendal baru-baru ini menggelar Kendal Novel Award. Uniknya hadiah untuk pemenangnya cukup unik: kambing Etawa, sepasang bebek, ayam dan kelinci!

Digelar 22-25 November 2022 lalu, kompetisi menulis kreatif ini digagas dan diselenggarakan bersama oleh sejumlah komunitas lokal di Kendal: Komunitas Lereng Medini (LSM), Sangkar Arah Pustaka, Jarak Dekat Art Production, dan Pelataran Sastra Kaliwungu (PSK). 

Mengingat Kendal masih kental nilai-nilai tradisionalnya, keempat komunitas tersebut memanfaatkan aset budaya lokal ini untuk mengapresiasi  para penulis muda yang dianggap layak menjadi jawara kompetisi tersebut. 

Hadiah bagi juara I kambing Etawa, juara II mendapatkan sepasang bebek, juara III mendapatkan sepasang ayam, dan pemenang dari semua kategori lainnya akan mendapatkan sepasang kelinci. 

Profesor Mudjahirin Thohir, atau yang akrab disapa Prof. Mudja, hadir sebagai Ketua Juri dari Program Studi Sastra Indonesia FIB UNDIP. Beliau bangga dengan Yozar F. Amrullah yang berhasil meraih juara pertama dengan novel karyanya yang berjudul Antara Kau dan Dia. Yozar dipandang mampu membuat sebuah cerita kompleks yang juga menginternalisasikan nilai-nilai tradisi khas Kabupaten Kendal di dalamnya.

BACA JUGA: TIPS MENYIASATI WRITER'S BLOCK BIAR LO TETAP PRODUKTIF

Muhammad Hamdan Mukafi; Prof. Mudja, Guru Besar Sastra Indonesia FIB UNDIP di balik berjalannya Kendal Novel Award. (Foto: Dok. pribadi penulis)
Muhammad Hamdan Mukafi; Prof. Mudja, Guru Besar Sastra Indonesia FIB UNDIP di balik berjalannya Kendal Novel Award. (Foto: Dok. pribadi penulis)

BERAWAL DARI GAZEBO LIRIS

Keunikan ini berawal dari sebuah diskusi panjang di rumah Prof. Mudjahirin Thohir, M.S. Disebut sebagai Gazebo Liris, sebuah tempat nongkrong dengan nuansa intelektual dibangun oleh Prof. Mudja di rumahnya. 

Untuk itu, kita perlu lebih mengenal nih gerakan yang dilakukan Prof. Mudja dan bagaimana itu menjadi awal terbangunnya Kendal Novel Award.

Rumah Prof. Mudja telah menjadi ruang budaya di Kota Kendal. Prof. Mudja merasa perlu berperan sebagai pemicu tradisi budaya, khususnya di bidang sastra. Sebuah gazebo bernuansa liris menyambut kegiatan bernama Residensi Weekend. 

Kambing di antara para pemenang dan Ketua Juri Kendal Novel Award. (Foto: Dok. pribadi penulis)
Kambing di antara para pemenang dan Ketua Juri Kendal Novel Award. (Foto: Dok. pribadi penulis)

Kegiatan itu menjadi ruang interaksi budaya antara praktisi seni dan pakar sastra di Kabupaten Kendal. Kegiatan yang menjadi ikon penyambutan dunia sastra ini menjadi rangkaian festival budaya karya sastra di Kabupaten Kendal. 

Masyarakat setempat juga diajak ikut menikmati kegiatan estetika sastra tersebut. Residensi Weekend ini mewujudkan misi untuk menjauhkan diri dari eksklusivitas sastra atas nama “pengangguran” dan berupaya menembus dasar-dasar kehidupan kaum muda di Kabupaten Kendal. Dengan terwujudnya misi tersebut, kegiatan ini telah berperan menjadi wadah pertemuan komunitas seni, sastra, dan budaya Kota Kendal yang beragam. 

Kegiatan ini menjadi magnet tersendiri, terutama dengan hadirnya Prof. Mudja, yang telah menjadi sosok yang menarik pergerakan budaya Kabupaten Kendal. Pergerakan ini terutama didorong oleh para pegiat Sastra Lereng Medini dan Pelataran Sastra Kaliwungu.

APRESIASI ANAK MUDA LOKAL

Geliat kebudayaan ini disambut pula oleh Prof. Mudja dengan berkata, “Peradaban sastra harus bangkit. Kalau harus kucontohkan, orang mungkin tidak tahu apa-apa tentang lukisan, tetapi ketika mereka membeli lukisan dengan harga tinggi dan memajangnya di rumah, mereka merasa memiliki peradaban, mereka memiliki prestise sosial.”

Ungkapan guru besar bidang budaya dan filologi itu menggambarkan salah satu contoh fakta bahwa kegiatan budaya khususnya sastra telah berkembang dan berkembang di kota Kendal. 

Prof. Mudja mengapresiasi banyak anak muda yang terlibat di sini, terutama mereka yang masih berusia SMA. Beliau mengapresiasi bahwa anak-anak muda ini bersedia terlibat dalam proses estetika karya sastra dan pertunjukan. Untuk mengapresiasi semangat anak-anak muda ini, Kendal Novel Award pun diadakan.

Mereka yang sudah ikut aktif selama Residensi Weekend tersebut pun ikut terlibat, baik sebagai panitia ataupun peserta dalam Kendal Novel Award. Mereka pun mengaku akan terus turut serta meramaikan kegiatan sastra ini. Apalagi, hadiah-hadiahnya yang bernilai tradisi itu tergolong lain daripada yang lain alias unik. 

Di masa datang, Kendal Novel Awards akan dibuat lebih inklusif sehingga bisa melibatkan lebih banyak orang. 

Menurut Bahrul selaku penggagas Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal Novel Awards ini nantinya akan dibuka sebagai salah satu kompetisi di Jawa Tengah dan terus berkembang di tingkat nasional. 

Bagaimana dengan daerahmu, Civs? Adakah kontes bertema kreatif seperti ini? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hamdan Mukafi

Selamanya penulis