FroyonionHQ

DI TENGAH SKRIPSI DAN PANDEMI, MUSIK RAP BIKIN GUE TETAP WARAS

Dua tahun berlalu sejak kita terpaksa harus menahan diri ke luar dan bertahan di dalam rumah. Sebagian besar dari kita tentunya dirugikan dengan kondisi tersebut, tapi ternyata keadaan ini tidak selamanya buruk. Dalam skena musik Hip Hop lokal, masa-masa ini justru melahirkan banyak bakat baru.

title

FROYONION.COMPerkembangan dunia kreatif di Indonesia terasa cepat banget. Saking cepatnya, pasti masih teringat presiden Joko Widodo memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada awal tahun 2020. Kebijakan tersebut memaksa industri kreatif Indonesia, termasuk kalangan musisi, untuk menghentikan sementara segala aktivitasnya.

Banyak orang yang kaget, jelas, utamanya karena banyak hal harus dilakukan di luar rumah agar isi kulkas gak kosong dan dapur tetap ngebul. Mau gak mau, adaptasi harus dilakukan di seluruh aspek kehidupan. Dan hal ini bikin masyarakat jadi makin akrab dengan internet agar tetap bisa terhubung meski sama-sama gak bisa ke luar.

Ada peribahasa bilang “manusia adalah makhluk sosial”. Walaupun kita tetap bisa terhubung dengan orang lain via daring, tapi berbulan-bulan di dalam rumah, ketemu orang yang ‘itu-itu aja’, itu rentan banget bikin kita jenuh. Pertanyaan pun berlanjut, “Bagaimana caranya agar kita gak jenuh meskipun harus terus mendekam di dalam rumah?”

Beragam hal unik bermunculan, dari tren ngaduk kopi dalgona sampai membanjirnya content creators di TikTok. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menghibur diri dan mengisi waktu luang selagi gak bisa ngapa-ngapain di luar. Ternyata, hal ini juga berdampak di kalangan musisi, yang akhirnya menyalurkan karyanya jadi konten-konten interaktif di media sosial.

BACA JUGA: ENKA: BERCITA-CITA MENG-INDONESIAKAN DUNIA DENGAN MUSIK RAP

NGE-RAP JADI CARA UNTUK TETAP WARAS

Home recording sederhana di kamar Ron (Foto: Ron)
Home recording sederhana di kamar Ron (Foto: Ron)

Gue termasuk orang yang sempet bingung harus ngapain di awal masa PSBB. Waktu itu, gue lagi dalam proses pengerjaan skripsi, kebayang lah ya gimana pusingnya? Hahaha. Dalam hati gue sempet mikir "kalo gue gak punya selingan apa-apa, bisa-bisa gue gila sendiri nih sama skripsi".

Beruntungnya, gue dulu pernah aktif siaran musik rap di salah satu aplikasi streaming radio online, kenal sama komunitas rap underground, sampai gue menang lomba dan dapet sound card + microphone condenser. 

Berhubung gue emang suka dengerin musik rap (yang notabene jadi topik skripsi gue juga), akhirnya sembari nulis skripsi, gue coba untuk nulis-nulis lirik rap gue sendiri dibantu temen-temen dari komunitas dan rekam vokal dengan instrumen gratisan yang gue download dari YouTube

Akhirnya gue upload musik gue di kanal YouTube pribadi, Instagram, sampai SoundCloud (tapi sekarang udah banyak yang gue hide karena jelek). Sepengetahuan sotoy gue, spirit yang diangkat musik rap itu berasal dari keresahan pribadi. Alhasil apa yang gue tulis kebanyakan adalah keresahan gue saat itu, yaitu tentang nyusun skripsi. 

Entah kenapa, setelah gue nulis lirik dan rekam vokal, rasanya puas banget. Dari sini gue sadar, bahwa rap bisa jadi jalan keluar gue agar bisa tetap waras di tengah hantaman skripsi dan PSBB.

BACA JUGA: NIKI BIKIN BANGGA DI FESTIVAL MUSIK COACHELLA

MARAKNYA CHALLENGE ‘ONE MINUTE RAP’ DI MEDIA SOSIAL

Poster Semi Final Bar Fight Season 2 (Foto: Jakarta Sneaker Day)
Poster Semi Final Bar Fight Season 2 (Foto: Jakarta Sneaker Day)

Banyak pelaku Hip Hop di industri kreatif Indonesia akhirnya aktif bikin campaign dengan konsep ‘One Minute Rap’ di Instagram dan TikTok pada masa PSBB, dari yang berhadiah sampai yang sekedar ngelempar instrumen kosong untuk diisi sama rapper lain. 

Yang gue pikirin waktu itu bukan soal menang atau kalah, tapi gimana caranya biar gue bisa kenalan dengan pelaku Hip Hop lain. Biasanya campaign-campaign ‘One Minute Rap’ ini dilengkapi dengan hashtag yang spesifik. Dari sini, akhirnya gue bisa kenalan dengan banyak banget rapper keren dari seluruh Indonesia, cek aja nama-nama kayak Ongker, Rythmfromhell, atau Enka.

Percaya atau enggak, maraknya campaign ini bikin banyak bakat rap lokal muncul ke permukaan. Di titik ini gue sadar, bahwa pandemi gak selamanya buruk. Kalo gak karena kondisi ini, gak bakal ada banyak campaign, dan kalo gak ada banyak campaign, sepertinya bakat-bakat baru ini masih akan kesulitan untuk muncul sampai bisa terdeteksi ‘radar’.

Rasanya agak naif kalo gue bilang bahwa gue adalah salah satu dari bakat tersebut, tapi ada satu cerita unik. Pasti kebanyakan pembaca Froyonion kenal dengan sosok produser musik elektronik bernama Mardial a.k.a Mamang Kesbor

Fast forward ke awal tahun 2021, beliau rutin posting instrumen kosong di Instagram dan TikTok yang bebas diisi oleh siapa aja. Saat itu, gue suka banget sama salah satu instrumennya dan berniat untuk isi, tapi gue bingung harus nulis lirik tentang apa. Karena posisinya waktu itu gue adalah seorang fresh graduate yang udah nganggur kurang lebih 6 bulan, akhirnya gue coba nulis lirik yang berisi CV kerja gitu, hahaha.

Gak disangka-sangka, Mardial sepertinya tertarik dengan pembahasannya dan nge-repost konten gue ke Instagram Story dan Twitter. Setelahnya, ada salah satu followers Mardial DM gue dan bilang “Bang, kenapa gak coba jadiin CV beneran aja di LinkedIn?”. Tanpa pikir panjang, gue langsung posting ke LinkedIn saat itu juga. 

Beberapa hari kemudian, seseorang bernama Andika Alivano mengirim pesan ke LinkedIn gue dan bilang bahwa dia udah nonton ‘CV Rap’ gue dan berniat untuk nawarin gue kerja di Froyonion. Keesokan harinya, gue langsung di-interview dan sepekan setelahnya gue resmi bekerja di Froyonion. Begitulah ceritanya, hahaha.

BACA JUGA: SAINS JELASKAN KENAPA KONSER MUSIK OFFLINE TETAP TAK TERGANTIKAN

MASA PEMBUKTIAN

Ron (Ayronikz) saat menjadi Mic Controller di sebuah pensi (Foto: Ron)
Ron (Ayronikz) saat menjadi Mic Controller di sebuah pensi (Foto: Ron)

Balik ke masa sekarang, kondisi berangsur membaik dan orang-orang kembali bisa beraktivitas dengan normal. Bahkan beberapa bulan terakhir, udah banyak konser dan festival musik yang diselenggarakan secara offline.

Bagi gue, musik rap awalnya cuma sekedar cara gue untuk bisa tetap waras di tengah pandemi dan skripsi. Namun, ya karena udah terlanjur basah juga, sampai sekarang gue masih menyempatkan diri untuk tetap aktif produksi karya baru dengan moniker Ayronikz, sembari menjalani aktivitas gue di kantor sebagai seorang Ron. 

Setelah aktif dengan karya di media sosial, bagi gue tantangan sesungguhnya justru baru dimulai. Kembalinya industri kreatif Indonesia dengan adanya festival musik offline, apakah kita yang lahir dari media sosial ini tetap bisa eksis bersama dengan pelaku Hip Hop yang lain? Well, kita bakal lihat di masa depan. (*/)

BACA JUGA: YANG HARUS LO TAHU KALO MAU MAGANG DI STASIUN TV

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ronald

Half mature music producer / rapper