Music

MONSTER: ANIME UNDERRATED YANG BAKAL BAWA LO KE PERJALANAN SPIRITUAL

Anime underrated satu ini patut banget lo tonton! Banyak nilai-nilai hidup yang bisa diambil.

title

FROYONION.COM - Andaikan lo seorang dokter terbaik pada suatu rumah sakit. Lo dihadapkan dengan dua orang pasien kritis. Hanya lo yang bisa menyelamatkan mereka. 

Karena kedua pasien dalam kondisi kritis, jadi lo hanya bisa menyelamatkan salah satu dan terpaksa mengorbankan satunya. Pasien pertama adalah orang penting, karena ia adalah donator yang berjasa atas berdirinya rumah sakit tempat lo bekerja. Sementara pasien kedua hanyalah orang biasa. Namun, pasien kedua lebih dulu tiba di rumah sakit dibanding pasien pertama. 

Pihak rumah sakit meminta lo untuk mengurus pasien pertama saja, karena dia orang yang jauh lebih penting. Di sisi lain, sebagai seorang dokter sudah tertanam di hati lo bahwa semua layak dibantu tanpa pandang bulu: yang pertama datang maka ia dulu yang ditangani. 

Jika lo mendahulukan pasien pertama, lo akan dianggap sebagai pahlawan dan mendapat penghargaan, tetapi keputusan itu menghantui lo seumur hidup karena bertentangan dengan prinsip lo. Menyelamatkan pasien kedua, lo merasa lega karena sudah melaksanakan hal sesuai prinsip yang lo anut, tapi resikonya lo akan kehilangan pekerjaan lo. 

Mana yang akan lo pilih? 

Dilema moral ini gue ambil dari anime berjudul Monster yang tayang pada tahun 2004, hasil adaptasi dari manga berjudul serupa karya Naoki Urasawa. Netflix per 1 Januari 2023 akhirnya menayangkan anime legendaris satu ini yang menurut gue patut mendapat perhatian banyak orang. 

BACA JUGA: TAK SAMA, INI DAFTAR KARAKTER DARI ANIME DAN MANGA YANG TIDAK ADA DI ‘ONE PIECE LIVE ACTION’

Ilustrasi Serial Monster (Sumber: Renote)
Ilustrasi Serial Monster (Sumber: Renote

Kenzo Tenma seorang dokter bedah nomor satu di rumah sakit di Kota Dusseldorf, Jerman, dihadapkan pada dilema seperti yang gue tulis di atas. 

Lantas Dr. Tenma memilih menyelamatkan pasien kedua yakni seorang anak kecil, karena ia berpegang pada moral compas-nya, bahwa semua orang setara, semua layak dibantu tanpa terkecuali, dan semua berhak bahagia. Pasien pertama meninggal, Dr. Tenma kehilangan karirnya sebagai dokter karena mengabaikan perintah rumah sakit. 

Dr. Tenma stress bukan main, tapi dia juga lega karena menganggap keputusan yang ia ambil sudah benar, tak ada penyesalan di lubuk hatinya.

Namun, plot twist terjadi. Anak kecil yang ia selamatkan itu, justru tumbuh menjadi “monster”, pembunuh berdarah dingin nan jenius bernama Johan Liebert. 

BACA JUGA: MAPPA RILIS ANIME ‘VINLAND SAGA’ SEASON 2 EPISODE PERDANA, BEGINI ALUR CERITANYA SAMPAI TAMAT

PERJALANAN SPIRITUAL DALAM 74 EPISODE

Monster akan berfokus pada pengejaran Dr. Tenma terhadap Johan Liebert untuk menebus dosanya karena sudah menyelamatkan seorang “monster”. Aksi Dr. Tenma mengejar dan mencari Johan Liebert tersaji dalam 74 episode. Alih-alih hanya nontonin Dr. Tenma mencari informasi untuk menemukan Johan Liebert doang, menonton Monster layaknya kita akan melakukan perjalanan spiritual.

Anime ini seakan memberi sebuah refleksi kepada kita mengenai perasaan moral dan etika. Pilihan Dr. Tenma dalam menyelamatkan Johan Liebert memberikan sebuah pesan bahwa hidup tidak hanya hitam dan putih; benar dan salah, tapi ada juga yang abu-abu. Kita tak pernah tahu dampak akhir dari tindakan apapun yang kita pilih. 

Pandangan hidup Dr. Tenma jika semua manusia setara dan layak bahagia mulai diuji. Sepanjang perjalanan mencari Johan Liebert, Dr. Tenma banyak menemukan, sorry, bangsatnya kehidupan di setiap langkahnya, sulit baginya untuk tidak merasa putus asa.

Pada awal-awal episode wajahnya fresh, murah senyum, dan nggak ada beban. Seiring berjalannya episode akan terlihat jelas wajahnya yang perlahan berubah suram dan stress seperti mengangkat beban yang berat.

Monster memang anime yang cukup menguras emosi dan pikiran kita sebagai penonton. Gue rasa lo harus nonton di waktu paling senggang lo, karena tiap dialog dan scene mesti lo perhatiin baik-baik agar dapat nyambung dengan jalan cerita kedepannya dan lo gak kebingungan.

Johan Liebert sendiri sebagai antagonis, nggak banyak muncul dalam serial ini. Hanya muncul beberapa episode saja, karena dia memang seorang jenius yang mengendalikan semuanya dari balik layar. Akan tetapi hal tersebut tak mengurangi esensinya, Johan Liebert tetap menjadi pusat cerita. Karakter-karakter lain yang muncul pasti punya kaitan dengannya.

BACA JUGA: REKOMENDASI FILM LIVE ACTION ANIME PALING ADIKTIF

JOHAN LIEBERT VILLAIN BUKAN SEMBARANG VILLAIN

Kalo lo ketik di Google, “Siapa villain terbaik dalam anime?” Gue yakin nama Johan Liebert pasti muncul. Sosoknya yang karismatik, cerdas, dan tampan mampu menjadikannya seorang manipulator ulung.

Dia hanya mengandalkan otaknya yang encer itu. Johan bukan villain dengan kekuatan super. Literally mas-mas biasa yang bisa ditemukan di dunia nyata.

Johan Liebert bahkan lebih dari sekedar villain, bisa dibilang ia adalah seorang filsuf. Memiliki pandangan yang bertentangan dengan Dr. Tenma. Johan adalah seorang Nihilist, baginya hidup tidak memiliki makna dan tanpa tujuan.  

Dari Johan, kita akan melihat sebuah pandangan kehidupan dari sisi yang lain. Bahwa memang benar adanya di dunia ini mustahil ada yang setara. “Manusia setara hanya saat mereka dihadapkan pada kematian,” begitulah kata Johan.

Johan pada akhirnya memaksa keyakinan Dr. Tenma untuk menembaknya. Tentu jika Dr. Tenma lakukan bakal ironis karena bertentangan dengan prinsipnya sebagai dokter untuk tak membunuh orang lain. Di sisi lain menyelamatkan Johan adalah dosa terbesar yang pernah ia buat.

Dr. Tenma lagi-lagi dihadapkan dengan situasi dilema seperti di awal cerita. Pilihan apa yang kali ini ia pilih. Apakah keputusannya kali ini akan berujung indah? Gue ga mau spoiler Civs. 

Buat lo yang mau menemukan jawabannya langsung meluncur ke Netflix dan selamat melakukan perjalanan spiritual bersama anime Monster. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Pasthiko Pramudhito

Sedang belajar jadi Content Writer. Penggemar sepakbola dan pop culture.