Esensi

KENAPA MANGA HANYA BERWARNA HITAM PUTIH?

Di antara kalian pernah tidak sih bertanya-tanya, kenapa manga atau komik dari Jepang berwarna hitam putih? Untuk tahu jawabannya baca di sini.

title

FROYONION.COM Belum lama ini kata “wibu” akhirnya resmi masuk dalam KBBI, yang menandakan bahwa eksistensi mereka selama bertahun-tahun akhirnya diakui di Indonesia. 

Ini tak mengherankan karena Indonesia termasuk menjadi pasar yang besar dalam industri produk berbau Jepang. Dari mulai musik, anime, dan manga.

Masalahnya produk-produk tersebut juga menyasar tak pandang gender dan umur target konsumennya, manga misalnya. 

Untuk manga sendiri terdapat kategori-kategori yang dapat dijejalkan untuk konsumen yang berbeda umur, misalnya manga shounen untuk anak-anak dan seinen untuk remaja dan dewasa. 

Ya walau tetap tidak menutup kemungkinan bahwa manga shounen dapat dinikmati oleh orang dewasa, begitupun sebaliknya.

Berbeda dengan dengan komik-komik di negara lain misalnya Eropa, manga memiliki ciri khas tersendiri dan mengapa akhirnya menguasai industri komik secara global. Salah satu yang paling menonjol ialah penggunaan warna.

Manga memiliki salah satu keunikan yaitu penggunaan warnanya yang hitam-putih. Tetapi mengapa ya manga atau komik Jepang memilih warna hitam putih?

LEBIH CEPAT DIPRODUKSI

Jadi saat PD II terjadi ada asumsi yang mengatakan bahwa pemaca pertama dari manga adalah para tentara. Para tentara memiliki kecintaan yang besar pada komik Jepang, dan lahirlah yang kita kenal sekarang dengan istilah manga. 

Saat itu karena dikejar waktu untuk perilisan para komikus atau mangaka memilih untuk menggunakan warna hitam-putih untuk mempercepat produksi, dan dapat dengan cepat dirilis ke para tentara.

Akibatnya karena saat itu para tentara, kapten, maupun jenderal ikut bersenang-senang untuk membaca manga. Akhirnya manga pun turut disebarluaskan ke masyarakat umum. 

Karena saat itu perilisan suatu manga masih terbilang mudah karena saat itu masih belum ada editor yang memeriksa kualitas dan konten dari manga. Akhirnya manga pun disebarluaskan ke khalayak umum dengan mudah.

EFISIENSI BIAYA

Selain karena bertujuan untuk mengejar waktu perilisan, penggunaan warna hitam-putih bertujuan untuk menghemat biaya produksi.

Jadi, dikarenakan kemiskinan yang melanda Jepang pasca PD II penggunaan warna hitam-putih terpaksa dilakukan. Hal ini karena untuk menghindari pembengkakan biaya produksi di situasi ekonomi negara yang sedang kacau.

Lagi pun dengan tetap berjalannya industri komik pasca perang, manga dapat menjadi hiburan murah untuk masyarakat. Mengingat bahwa keterpurukan masih melanda mereka kala itu.

Untuk menghargai sejarah dan usaha mangaka saat itu, manga berwarna hitam-putih masih dipertahankan hingga kini. Selain itu, alasan keunikan juga membuat industri komik Jepang percaya diri untuk terus menciptakan produknya berwarna hitam-putih.

HAMBATAN, MENCIPTAKAN KREATIVITAS

Selayaknya sifat para pekerja di industri kreatif, hambatan dan situasi yang berat justru malah mendorong kreativitas lebih jauh lagi.

Terbatasnya para mangaka dalam berekspresi menggunakan warna mendorong mereka untuk menjadi lebih kreatif lagi dalam menciptakan emosi dan menyampaikan pesan pada pembaca dengan lebih baik.

Justru karena itulah mereka malah menemukan suatu formula yang mengatakan bahwa terdapat keindahan visual yang hanya bisa dinikmati dengan gambar hitam-putih. Ini dibuktikan dengan beberapa manga Junji Ito yang diadaptasi menjadi anime.

Dengan penambahan warna dan efek-efek cahaya malah justru mengurangi kehororan dan kengerian dari visual yang ada pada manga.

Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa Industri komik Jepang sangat ‘tahan banting’ di persaingan global. Selain itu, dengan adanya manga berwarna hitam-putih membuat manga yang memiliki “halaman berwarna” menjadi lebih eksklusif dan tidak terkesan murahan.

Bagi penikmat manga pasti tahu apabila mangaka dalam kondisi-kondisi tertentu merilis manganya yang memiliki satu halaman penuh berwarna. Dengan ini member juga ruang khusus bagi para mangaka untuk berekspresi lebih bebas dari biasanya.

Dan juga sekaligus sebagai fan service yang dapat dilakukan untuk penikmat karya mereka.

Itulah kiranya alasan mengapa manga memiliki warna hitam-putih, dan mengapa menguasai pasar secara global. Tentu semua hasil keringat dan sejarah berpuluh-puluh tahun hingga menemukan potensi maksimalnya pada hari ini.(*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khalid Asmadi

Seorang mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi, katanya sih suka baca buku filsafat, cuma ga pinter pinter amat. Pengen jago ngegambar biar bisa bikin anime.