Movies

REVIEW A KILLER PARADOX: DRAKOR NETFLIX DENGAN PREMIS SERU, TAPI MEMBINGUNGKAN

Netflix baru saja merilis drama korea terbarunya berjudul ‘A Killer Paradox’. Drakor ini hadir dengan delapan episode. Berikut review ‘A Killer Paradox’.

FROYONION.COM - Netflix baru saja merilis serial drama Korea terbarunya berjudul A Killer Paradox. Drama ini digarap untuk menjadi kisah thriller yang nampaknya tidak terlalu berat dan sadis bagi penontonnya. Banyak unsur dark jokes, drama, hingga misteri yang juga terbalut dalam ceritanya.

Untuk diketahui, drakor ini punya total delapan episode dan telah dirilis di Netflix pada Jumat, 9 Februari 2024 kemarin. Layaknya serial Netflix lainnya, semua episode sudah tayang jadi kita bisa langsung maraton supaya nggak penasaran lagi dengan alur ceritanya.

Kalau merujuk ke skor di IMDb, skornya sih nggak terlalu tinggi, cuma 7.5/10. Padahal drama ini cukup dinanti-nantikan dan dibintangi oleh banyak aktor kenamaan dari negeri gingseng tersebut. Drama ini juga digarap oleh sutradara Lee Chang Hee yang sukses dengan drakor Strangers from Hell (2019).

So, sebenarnya bagaimana sinopsis A Killer Paradox ini? Jadi secara keseluruhan, drama ini mengisahkan seorang mahasiswa bernama Lee Tang (diperankan Choi Woo Sik) dengan tidak sengaja berubah menjadi pembunuh berantai.

Awalnya, dia melakukan pembunuhan secara tak sengaja terhadap seorang laki-laki mabuk yang datang ke minimarket tempat dirinya bekerja.

Biasa, orang mabuk itu meresahkan Lee Tang dan melakukan penganiayaan secara tak sadar. Untuk melawan itu, Lee Tang yang sedang membawa palu kemudian memukul kepala pria tersebut hingga akhirnya meninggal dunia.

Siapa sangka ternyata aksi tersebut yang menjadi titik balik dan mengubah Lee Tang dari seorang pria lugu menjadi pembunuh berdarah dingin.

Awal dari kasus tersebut, Lee Tang mendapat banyak keberuntungan sehingga membuat bukti-bukti kasus pembunuhannya itu hilang sehingga membuat polisi yang mengejarnya, Jang Nan Gam, kehilangan jejak atau menangkap pelaku lain. Bukan cuma beruntung, ternyata orang-orang yang dibunuh oleh Lee Tang juga merupakan penjahat keji yang lolos dari jerat hukum.

Hal tersebut yang kemudian turut mendorong Lee Tang untuk semakin bersemangat melakukan aksi-aksi pembunuhan hingga akhirnya menjadi pembunuh berantai.

PREMISNYA MENARIK? HATI-HATI SPOILER!

Sebelum lebih jauh membahas, dari sinopsis tersebut sebenarnya kita bisa melihat lebih jauh bagaimana penulis mencoba menguraikan premis-premis penting di drama tersebut dan menyesuaikan ekspektasi dari setiap penontonnya.

Secara sederhana, drama ini mungkin mau mengangkat cerita fiksi tentang bagaimana hidup seorang mahasiswa bisa berubah secara drastis hanya karena satu momentum terjadi dalam hidupnya.

Premis sederhana itu kemudian dijahit bersama dengan plot maju di setiap episodenya. Khususnya, empat episode pertama yang berfokus pada bagaimana sang detektif mengejar jejak Lee Tang dari beberapa kasus pembunuhan lainnya.

Seharusnya premis ini menarik, karena kita seharusnya disuguhkan aksi ‘kucing-kucingan’ polisi dengan seorang penjahat yang melakukan aksi pembunuhan kepada penjahat lainnya. Mungkin premis seperti ini juga bisa dilihat dari drakor Vigilante.

Sayangnya, plot yang sudah begitu apik dibuat dalam empat episode pertama itu mulai buyar pada episode kelima. Muncul karakter-karakter yang nampak seperti terlalu dipaksakan untuk membumbui drakor ini.

Cerita mulai mengambang dan jauh dari semangat awal yang ingin dicapai dari orang-orang menonton drama ini, yakni ketegangan thriller dan mungkin dipadukan drama keluarga yang menyentuh.

Secara tiba-tiba muncul satu karakter baru bernama Song Chon yang baru dijelaskan secara detail asal usul dan peran kuncinya di episode terakhir.

Saya coba buat penjelasan ini tanpa memberikan spoiler berlebih bagi pembaca. Jadi secara singkat, Song Chon seolah mengambil spotlight dari Lee Tang pada episode kelima.

Dia yang digambarkan memiliki latar belakang dan visi sama seperti Lee Tang ini berambisi untuk menjadikan Lee Tang sebagai partner barunya.

Namun, karena episode pada drama ini hanya berjumlah 8, maka saya memahami tentu alur cerita harus dipercepat dan banyak kisah-kisah yang kemudian menjadi pertanyaan.

Hanya saja, saking terlalu fokus pada pengembangan karakter Song Chon, penulis drakor ini seolah melupakan konflik utama yang dibawa sejak awal yakni pengejaran Nan Gam terhadap kasus-kasus pembunuhan Lee Tang. Membuat kita sebagai penonton seolah kehilangan kepingan puzzle tentang kisah Lee Tang yang digembar-gemborkan dari awal dan trailer drakor ini.

Jika ada karakter pendukung yang seharusnya lebih dikembangkan, mungkin menurut saya lebih baik jika hal tersebut diberikan kepada Roh Bin yang menjadi mastermind di belakang aksi-aksi pembunuhan Lee Tang. Dengan begitu, sebagai penonton kita akan mendapat satu benang merah yang lebih jelas dan menarik.

ASPEK SELAIN CERITA

Selain dari cerita, mungkin seperti serial yang digarap oleh Netflix lainnya, visual atau sinematografi menjadi salah satu aspek penting yang dikedepankan. Sangat terlihat kalau setiap visual dan efek yang dimunculkan dalam drakor ini dibuat untuk memanjakan mata penonton.

Gambar-gambar stabil dan memberi makna untuk mendukung cerita yang disampaikan benar-benar mampu membuat durasi penayangan setiap episode ini tidak berasa.

Kualitas pengambilan setiap gambar sudah sekelas film layar lebar yang sebenarnya jarang ada di drakor thriller seperti ini.

Beberapa shot list yang dinamis juga berhasil dieksekusi dengan baik. Misalnya saja pengambilan gambar saat Lee Tang akan melakukan aksi pembunuhan kepada beberapa karakter di film ini dengan cara melompat dan kemudian dijadikan slow motion.

Aksi tersebut bisa menjadi sangat ikonis dan unik menggambarkan bagaimana seorang mahasiswa lugu mengeksekusi tanpa persiapan.

Angle epic yang dijepret oleh sutradara dan director of photography di drakor ini juga didukung dengan soundtrack yang menyenangkan telinga. Belum lagi, drakor ini juga diperankan oleh banyak bintang-bintang kenamaan dari Korea.

KESIMPULAN SERIAL

So, jadi apakah drakor ini worth it untuk disaksikan? Sebenarnya balik lagi ke selera setiap orang.

Ada yang menonton drakor hanya untuk melihat aktor atau aktris favoritnya sehingga bisa menikmati setiap episodenya tanpa memperhatikan hal lain. Ada juga mereka yang menonton drakor untuk mencari inspirasi atau hiburan semata.

Tapi sebenarnya untuk hanya 8 episode, menonton drama ini sebenarnya tidak rugi juga sehingga kalau kamu ada di circle yang doyan menonton drakor bisa menjadi referensi obrolan tambahan.

Tapi, jangan berekspektasi terlalu tinggi saja. Tidak akan ada cerita yang mengesankan dibawa dalam drama ini.

Selama menonton, kita juga akan disuguhkan dengan banyak karakter pendukung sehingga harus fokus agar tidak ketinggalan alurnya yang akan membingungkan di akhir cerita.

Jika boleh memberi nilai, mungkin saya akan menutup review drakor A Killer Paradox dengan skor 7/10.