Esensi

MEMBONGKAR MITOS MINDFULNESS: MEMAHAMI HAL-HAL YANG MUNGKIN TIDAK KALIAN KETAHUI

Mari kita membongkar 3 mitos tentang mindfulness, dan melihat lebih dekat pada kenyataan di baliknya.

title

FROYONION.COM - Dalam era modern yang penuh dengan kebisingan dan kesibukan, praktik mindfulness telah menjadi semakin relevan dalam upaya kalian untuk menemukan kedamaian dan keseimbangan dalam hidup kalian. 

Meskipun popularitasnya telah melonjak, masih banyak asumsi dan mitos yang mengelilingi konsep ini. 

Dengan berbagai pandangan yang beragam, penting bagi kalian untuk memahami lebih dalam tentang apa sebenarnya mindfulness itu, dan membedakan antara fakta dan fiksi.

Mindfulness, atau kesadaran diri, bukanlah sekadar tren atau teknik meditasi yang melulu terbatas pada duduk bersila dan menenangkan pikiran. 

Ini adalah pengalaman hidup yang mengajarkan kalian untuk hadir secara penuh dalam setiap momen, menyadari pikiran, emosi, dan sensasi tubuh kalian. 

BACA JUGA: LIBURAN SAMBIL BELAJAR SLOW LIVING DAN MINDFULNESS? CEK 2 TEMPAT INI!

Dengan membongkar mitos-mitos yang melingkupi mindfulness, kalian dapat memahami esensi sejati dari praktik ini dan menerapkannya dengan lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Odysseus Stone dari Universitas Copenhagen, mindfulness terbagi menjadi tiga mitos kesalahan filosofis.

1. TIDAK SEMUA PIKIRAN SAMA

Salah satu mitos yang sering kali menyelimuti pemahaman tentang mindfulness adalah anggapan bahwa praktik ini bertujuan untuk menghilangkan pikiran atau menyaring mereka agar hanya yang positif yang tersisa. 

Namun, dalam kenyataannya, mindfulness tidak mengajarkan kalian untuk menyingkirkan pikiran-pikiran yang muncul, tetapi untuk melihat mereka secara lebih jernih lagi.

Sebagai contoh, bayangkan kalian duduk untuk bermeditasi dan seketika pikiran negatif tentang pekerjaan yang menumpuk muncul. 

Mitos mindfulness
Ternyata mindfulness juga menyimpan mitos. (Sumber foto: WIRED)

Alih-alih mencoba untuk memaksakan pikiran itu pergi, praktik mindfulness mengajarkan kalian untuk memperhatikannya dengan penuh perhatian, merangkulnya tanpa mengidentifikasi diri dengan pikiran tersebut, dan kemudian membiarkannya pergi dengan lembut. Ini bukan tentang menyingkirkan pikiran-pikiran negatif, tetapi tentang bagaimana kita merespon mereka dengan lebih bijaksana.

Pikiran-pikiran yang muncul dalam meditasi seringkali memberikan gambaran tentang apa yang sedang terjadi di dalam diri kita. Misalnya, rasa gelisah tentang pekerjaan dapat menunjukkan bahwa kita merasa terbebani oleh tanggung jawab, sementara kebahagiaan yang tiba-tiba dapat menunjukkan bahwa kita merasakan rasa syukur atau kebahagiaan atas pencapaian tertentu. 

Dengan melihat pikiran ini sebagai cermin dari keadaan emosional kita, kita dapat menggunakan mereka sebagai panduan untuk memahami dan merespon kehidupan dengan lebih baik.

2. PERHATIAN KALIAN BUKAN HANYA MILIK KALIAN

Salah satu aspek menarik dari mindfulness adalah pengamatan bahwa perhatian kita tidak selalu sepenuhnya dalam kendali kita. Kita seringkali tergoda untuk mempercayai bahwa kita dapat mengendalikan dimana perhatian kita berada, tetapi kenyataannya, perhatian kita cenderung terbagi dan terpengaruh oleh berbagai faktor eksternal.

Misalnya, kalian mungkin berpikir bahwa kalian sepenuhnya terfokus saat bekerja di meja kalian, tetapi kemudian kalian menyadari bahwa pikiran kalian sering melompat-lompat dari satu topik ke topik lainnya. 

Ini mungkin karena ada gangguan eksternal seperti suara bising di sekitar kalian atau mungkin hanya karena tubuh kalian merasa lapar atau lelah. 

BACA JUGA: MENGGALI MINDFULNESS DARI ADJIE SANTOSOPUTRO SEBAGAI UPAYA UNTUK SEHAT MENTAL DAN BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI

Memahami bahwa perhatian kita rentan terhadap pengaruh luar membantu kita untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika kita merasa tidak dapat berkonsentrasi, dan juga mengajarkan kita untuk menciptakan lingkungan yang mendukung konsentrasi yang lebih baik.

Bahkan, mindfulness mengajarkan kita untuk tidak hanya memperhatikan pikiran dan emosi kita, tetapi juga bagaimana pikiran dan emosi orang lain dapat mempengaruhi kita. 

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, perhatian kita sering kali terbagi antara apa yang kita katakan dan apa yang mereka katakan, serta ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Dengan menjadi lebih sadar akan dinamika ini, kita dapat belajar untuk lebih baik mendengarkan dan merespon orang lain dengan empati dan pengertian.

3. MUSTAHIL UNTUK ‘MENGAMBIL HARI’

Istilah "mengambil hari" sering digunakan untuk merujuk pada gagasan tentang hidup sepenuhnya dalam momen sekarang, tanpa terlalu banyak terpaku pada masa lalu atau terlalu khawatir tentang masa depan. Ini adalah konsep yang indah dalam teori, tetapi dalam prakteknya, sulit untuk mencapai tingkat kesadaran yang begitu sempurna.

Sebagai contoh, bayangkan kalian sedang berjalan di taman dan mencoba untuk sepenuhnya menikmati keindahan alam di sekitar kalian. Namun, tiba-tiba kalian teringat bahwa kalian memiliki banyak pekerjaan yang menunggu di rumah, dan pikiran kalian mulai melayang ke masa depan, memikirkan semua hal yang harus kalian selesaikan. 

Meskipun kalian berusaha keras untuk tetap fokus pada momen sekarang, kadang-kadang pikiran kita cenderung berkeliaran ke mana-mana. Ini bukanlah kegagalan dalam praktik mindfulness, tetapi pengingat bahwa keadaan pikiran kita selalu berubah-ubah.

BACA JUGA: MINDFUL MENJALANI PERAN SANDWICH GENERATION

Mengakhiri dengan memahami bahwa praktik mindfulness bukanlah tentang mencapai kesempurnaan, tetapi tentang membangun kesadaran dan penerimaan terhadap apa pun yang muncul dalam diri kita saat ini. 

Dengan menyadari mitos-mitos yang mungkin kita percayai tentang mindfulness, kalian dapat lebih mudah mempraktekkan kesadaran diri dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan latihan dan kesabaran, kalian dapat menemukan kedamaian dalam kenyataan bahwa kita tidak perlu menjadi sempurna, tetapi cukup bersyukur untuk berada di sini sekarang dengan semua kekurangan dan kelebihan kita. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhamad Hendra Prasetya

Budak startup nyambi freelance