Esensi

SEGINI KEUNTUNGAN KOREA SELATAN DARI ‘DIPLOMASI PANDA’ FU BAO

Panda Fu Bao yang telah jadi selebritis di Korea Selatan kini resmi dipulangkan ke negara asalnya, China. Penasaran nggak, berapa biaya yang harus dikeluarkan Negeri Ginseng demi Fu Bao dan berapa keuntungan yang mereka dapatkan?

title

FROYONION.COM Awal April lalu, video seorang penjaga panda asal Korea Selatan yang menempelkan kening ke truk yang akan membawa pulang seekor panda kembali ke China viral di internet. Bahkan, tidak sedikit warga Korea Selatan menangisi kepulangan panda tersebut. 

Namanya Fu Bao, panda betina yang telah jadi bintang di taman hiburan Everland sejak pertama kali diperkenalkan ke publik pada 2021 lalu. Di tahun 2024 ini, usia Fu Bao telah menginjak 3 tahun. Bagi panda, itu adalah usia yang cukup untuk kawin dan berkembang biak.

BACA JUGA: BISAKAH HEWAN JADI CERDAS BAK MANUSIA? 

Fu Bao sendiri adalah anak dari pasangan panda Ai Bao dan Le Bao yang sebelumnya tinggal di Panda World, Everland. Menurut perjanjian peminjaman panda dengan China, saat seekor panda yang lahir di luar negeri telah mencapai usia dewasa maka panda tersebut harus dipulangkan untuk dikawinkan. 

Hal ini tidak lepas karena panda termasuk spesies terancam punah. Diplomasi panda seperti ini telah dimainkan China sejak bertahun-tahun lalu dan terbilang sukses. Seperti apa jalannya diplomasi ini dan berapa biaya yang harus dikeluarkan? 

BIAYA FANTASTIS DIPLOMASI PANDA 

Diplomasi panda diartikan sebagai pengiriman panda raksasa ke luar China sebagai hadiah guna membangun hubungan diplomatik yang lebih harmonis dengan negara lain. 

Dikatakan oleh Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, negaranya telah melakukan kerja sama dalam konservasi panda sejak 1990-an dengan total 26 lembaga penelitian dari 20 negara di dunia. 

Diplomasi panda yang dilakukan China juga terbukti telah meningkatkan kerja sama dalam skala internasional, baik terkait diskusi satwa liar terancam punah hingga memperdalam hubungan persahabatan China dengan negara lain. 

Terhitung sejak 1972, China menggencarkan diplomasi ini untuk memperbaiki hubungan bilateral mereka dengan negara-negara Barat seperti Jerman, Spanyol dan Prancis. 

Bahkan, hubungan antara China dan Amerika Serikat mulai membaik setelah Perdana Menteri China kala itu, Zhou Enlai memberikan dua ekor panda kepada Presiden Amerika Serikat Richard Nixon di tahun 1972. Kedua panda itu bernama Ling Ling dan Xing Xing.

BACA JUGA: BEGINI CARA TAYLOR SWIFT JADI PAHLAWAN EKONOMI AMERIKA SERIKAT LEWAT THE ERAS TOUR  

Setiap anak panda yang lahir di luar China harus dikembalikan saat sudah mencapai usia 2 hingga 4 tahun. Nantinya, anak-anak panda itu akan dimasukkan dalam penangkaran panda di Chengdu agar dapat dikembangbiakkan. 

Status seluruh panda yang berada di luar China adalah pinjaman dengan kontrak yang dapat diperbarui tiap sepuluh tahun. Biaya peminjamannya sendiri tidak murah, yaitu ada di angka 500.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar delapan miliar rupiah per tahun untuk satu ekor panda. 

Angka ini tentu belum termasuk biaya pemeliharaan panda yang terkenal tinggi. Fu Bao saja yang berada di Korea Selatan membutuhkan biaya 200 miliar won atau sekitar 2.3 miliar rupiah untuk biaya makannya. 

MODAL BESAR, EVERLAND TETAP CUAN 

Biaya ratusan miliar won yang harus dikeluarkan Korea Selatan demi Fu Bao nyatanya bisa tetap balik modal. Fu Bao pertama kali diperkenalkan ke publik pada Januari 2021 dan telah menjadi atraksi utama bagi pengunjung taman hiburan Everland. Terhitung 5.5 juta orang telah melihat keluarga Bao di Panda World. 

Tidak ada tiket terpisah ke Panda World sehingga pengunjung yang ingin melihat Fu Bao harus membeli tiket terusan Everland. Tarifnya sendiri terus naik sejak 2021 hingga 2023. 

Pada 2021 lalu harga tiket Everland sebesar 56.000 won (sekitar Rp650 ribu), kemudian naik menjadi 58.000 won (sekitar Rp674 ribu) pada 2022 dan kembali naik menjadi 62.000 won (sekitar Rp721 ribu) pada 2023. 

Itu baru dari penjualan tiket. Pendapatan tambahan Everland juga berasal dari aneka pernak-pernik yang berhubungan dengan Fu Bao mulai dari boneka, pop socket, gantungan kunci hingga roti madeleine. Everland mengklaim sebanyak 3.3 juta unit barang Fu Bao telah terjual. 

BACA JUGA: TAK CUMA MENGGEMASKAN, HEWAN PELIHARAAN JUGA SEHATKAN OTAK 

Taman hiburan Everland juga mengalami kenaikan omzet setelah demam Fu Bao sebesar 49.9% dari 517.1. miliar won menjadi 775.2 miliar won. Artinya, walaupun harus mengeluarkan ratusan miliar won untuk mengurus keluarga Bao, pendapatan Everland tetap jauh lebih tinggi. Bahkan keberadaan Fu Bao telah jadi daya tarik utama bagi pengunjung Everland. 

Hal ini turut didukung oleh kekuatan media sosial. Keseharian Fu Bao dan keluarganya bersama penjaga mereka rutin dibagikan melalui akun Instagram @fuaege. Hingga kini, akun Instagram tersebut telah mengumpulkan 274 ribu pengikut. 

Tidak heran jika Fu Bao tak ubahnya bagai selebritis di Korea Selatan. Netizen bahkan memanggilnya dengan sebutan Princess Fu. Kini setelah kepulangan Fu Bao ke China, Panda World di Everland dihuni oleh kedua orangtua Fu Bao dan dua ekor adik kembarnya, Hui Bao dan Rui Bao. 

DIPLOMASI SATWA LANGKA INDONESIA, BISA? 

Kita juga bisa melihat panda di Taman Safari Indonesia. Sepasang panda bernama Cai Tao dan Hu Chun yang sama-sama lahir pada 2010 telah menjadi penghuni Istana Panda sejak 27 September 2017. 

Pertanyaannya, bisakah Indonesia melakukan diplomasi satwa langka seperti China dengan diplomasi pandanya? Negara kita juga memiliki beberapa satwa endemik seperti harimau Sumatera, orangutan hingga komodo. Jawabnya, bisa! 

Indonesia pernah memainkan tiger diplomacy dengan Jerman. Dua ekor harimau Sumatera dewasa bernama Harfan dan Mayang dititipkan ke kebun binatang Tierpark di Berlin, Jerman sejak 2013. Pada Agustus 2018, Mayang melahirkan empat ekor anak yang masing-masing diberi nama Kiara, Willi, Oscar dan Seri. 

Pelestarian harimau Sumatera di kebun binatang Tierpark menjadi simbol kedekatan hubungan Indonesia dengan Jerman. Namun, tidak diketahui dengan pasti berapa biaya peminjaman dua ekor harimau Sumatera tersebut. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read