Esensi

TREN NONTON BERITA LEWAT MEDIA SOSIAL ALA GEN Z DAN MILENIAL

Ternyata Gen Z dan milenial telah mengubah bagaimana cara berita diakses dan dikonsumsi. Mereka kerap memilih untuk menonton berita di media sosial sebagai sumber utama.

title

FROYONION.COM Dalam era digital yang sedang berkembang pesat, penggunaan smartphone telah menjadi aspek tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Generasi muda, khususnya Generasi Z (kelahiran 1965-1980) dan milenial (kelahiran 1981-1996), sangat mengandalkan perangkat pintar ini untuk berbagai aktivitas. 

Mulai dari mengatur alarm pagi hingga menjaga koneksi sosial, mengawasi kesehatan, dan mengelola finansial mereka. 

BACA JUGA: MAU DEBUT JADI PENULIS DI MEDIA? PAHAMI DULU YANG NAMANYA NILAI BERITA NIH!

Milenial dan Gen Z
Media sosial sebagai sumber berita bagi Milenial dan Gen Z. (Sumber foto: Security Magazine)

Dengan beragamnya aplikasi yang tersedia, smartphone telah memungkinkan berbagai kemungkinan penggunaan. 

Di antara segala aktivitas ini, media sosial telah menjadi bagian integral dalam kehidupan mereka, digunakan untuk berbagi, menyukai, dan terlibat dengan berbagai jenis konten.

Ketika bicara tentang mendapatkan informasi terkini, terutama berita, generasi muda lebih sering beralih ke media sosial. 

BACA JUGA: DETOKS MEDIA SOSIAL TERNYATA NGGAK SELALU MEMBERIKAN MANFAAT

Berdasarkan hasil survei dari Deloitte, sebanyak 65% dari Generasi Z dan 61% dari milenial mencantumkan satu atau lebih platform media sosial sebagai sumber utama mereka untuk menonton berita. 

Tren ini mengkonfirmasi pergeseran yang sudah berlangsung dalam beberapa waktu terakhir, yaitu perpindahan preferensi dari sumber berita tradisional seperti surat kabar cetak, radio, dan berita televisi menuju media sosial.

Penting untuk diingat bahwa perubahan paradigma dalam cara generasi muda mendapatkan berita ini tidak hanya berarti berpindahnya sumber berita dari yang tradisional ke media sosial. 

Ini juga mencerminkan transformasi lebih dalam dalam cara mereka memahami dan berinteraksi dengan informasi. Mari kita telusuri lebih dalam mengapa generasi ini memilih media sosial sebagai sumber utama untuk menonton berita:

1. Keterhubungan digital yang kuat

Generasi Z dan milenial adalah mereka yang tumbuh besar di era digital. Mereka telah mengalami perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sejak usia dini. 

Smartphone telah menjadi mitra mereka yang setia, memungkinkan mereka terhubung dengan siapa pun di seluruh dunia, mengakses informasi dengan cepat, dan berpartisipasi dalam berbagai platform sosial.

Sebagai generasi yang menghabiskan banyak waktu online, media sosial adalah lingkungan alami bagi mereka untuk menonton berita. Dengan adanya aplikasi berita dan timeline yang terus diperbarui, mereka dapat dengan mudah mengikuti perkembangan terbaru.

2. Kecepatan dan kemudahan akses

Salah satu aspek yang sangat menarik dari media sosial sebagai sumber berita adalah kecepatan dan kemudahan aksesnya. 

Dalam sekejap mata, pengguna dapat melihat judul berita terbaru, trending topic, dan postingan berita dari berbagai sumber. 

Informasi dapat diperbarui secara real-time, memungkinkan pengguna untuk tetap ter informasi tentang peristiwa terkini di seluruh wilayah..

3. Keterlibatan aktif

Media sosial tidak hanya tentang mengonsumsi informasi, tetapi juga tentang berinteraksi dengannya. 

Generasi muda seringkali memanfaatkan kesempatan untuk mengomentari, membagikan, menyukai, atau bahkan membuat konten mereka sendiri. 

Mereka merasa memiliki suara dalam lingkungan digital ini, yang menciptakan rasa kepemilikan terhadap berita dan topik yang mereka pedulikan.

4. Kustomisasi Konten

Algoritma media sosial memahami preferensi user. Mereka menawarkan konten berdasarkan apa yang sering dilihat dan disukai user

Ini berarti user akan lebih mungkin melihat berita yang relevan dan menarik bagi mereka secara pribadi. 

Ini adalah langkah penting untuk menjauhkan diri dari model berita dengan satu ukuran untuk semua dan menghadirkan informasi yang benar-benar relevan bagi masing-masing individu.

5. Diversitas sumber

Media sosial memungkinkan akses ke berbagai sumber berita dari seluruh dunia. Ini berarti user dapat melihat perspektif yang berbeda dan mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang suatu berita. 

Mereka dapat mengikuti akun berita dari berbagai negara, organisasi berita independen, atau bahkan jurnalis warga.

BACA JUGA: 4 LIFE SKILLS PENTING YANG SERING DISEPELEKAN ANAK MUDA GEN Z

Selain faktor-faktor di atas, Generasi Z dan milenial juga mendapatkan manfaat lain dari media sosial sebagai sumber berita. 

Media sosial sering menyajikan berita dalam berbagai bentuk multimedia, seperti video singkat, gambar, dan grafik. Ini membuat berita lebih menarik dan mudah dimengerti, terutama untuk mereka yang lebih visual.

Melalui media sosial, mereka dapat melihat berita dari berbagai sudut pandang. Pengguna dapat mengikuti akun berita dari berbagai negara dan latar belakang politik, sehingga mereka dapat membentuk pemahaman yang lebih baik tentang suatu isu. 

Media sosial juga memungkinkan mereka untuk berdiskusi tentang berita dengan teman-teman mereka. Ini menciptakan ruang untuk berbagi pendapat dan berdebat secara sehat dalam pembentukan pemikiran kritis.

BACA JUGA: MENGATASI RASA HAUS ATENSI DI ERA MEDIA SOSIAL

Pengguna media sosial seringkali memiliki keterampilan dalam menganalisis berita dan mengidentifikasi berita palsu atau hoaks. 

Mereka dapat berpartisipasi dalam diskusi online yang menggali lebih dalam tentang suatu topik, yang berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik. 

Generasi Z dan milenial sering menggunakan media sosial sebagai platform untuk menyuarakan isu-isu sosial dan politik yang mereka pedulikan. 

Mereka dapat dengan mudah berpartisipasi dalam kampanye-kampanye ini, menyebarkan pesan mereka, dan mendukung penyebab yang mereka yakini.

MEDIA SOSIAL UNTUK MENONTON BERITA? INI DIA TANTANGANNYA

Meskipun media sosial menawarkan banyak manfaat sebagai sumber berita, ada juga tantangan yang perlu dihadapi, salah satu tantangan utamanya adalah penyebaran berita palsu atau hoaks di media sosial. 

User harus berhati-hati dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Tindakan penyaringan dan literasi media menjadi penting dalam menghadapi tantangan ini.

Algoritma media sosial dapat menciptakan filter bubble dimana user hanya melihat berita yang sesuai dengan pandangan mereka. Ini dapat mengurangi pemahaman tentang perspektif berbeda dan memperkuat pandangan yang sudah ada. 

BACA JUGA: PERPRES JURNALISME BERKUALITAS JADI KUBURAN BAGI PELAKU KONTEN DIGITAL DAN MEDIA INDIE

Meskipun media sosial memberikan akses cepat ke berita, kadang-kadang informasi yang diberikan hanya bersifat permukaan dan kurang mendalam. Untuk memahami topik dengan lebih baik, mungkin perlu mencari sumber berita yang lebih mendalam dan lengkap.

Penggunaan media sosial untuk menonton berita juga dapat mengarah pada gangguan dan prokrastinasi, terutama jika kalian terlalu sering memeriksa berita secara berulang. Manajemen waktu yang baik menjadi penting dalam mengatasi hal ini. 

Selain itu berita palsu dan informasi pribadi yang disalahgunakan adalah masalah serius di media sosial. Kalian perlu lebih berhati-hati dengan data pribadi untuk menghindari penipuan online.

BACA JUGA: STUDI: GEN Z DAN BABY BOOMER SAMA BURUKNYA DALAM MERESPON HOAX

Gen Z dan milenial telah mengubah cara berita diakses dan dikonsumsi dengan memilih media sosial sebagai sumber berita utama mereka. 

Mereka menghargai aksesibilitas, keterlibatan, dan kustomisasi yang ditawarkan oleh platform-platform ini. 

Ini bukan hanya pergeseran dari sumber berita tradisional ke media sosial, tetapi juga mencerminkan perubahan dalam cara mereka memahami dan berinteraksi dengan informasi. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhamad Hendra Prasetya

Budak startup nyambi freelance