Esensi

PAMERAN PUAN MAHA WANI, BERIKAN SEMANGAT DAN WADAH BAGI PEREMPUAN DALAM MENYAMPAIKAN EKSPRESI

Pameran Puan Maha Wani yang dilaksanakan di Tulungagung kemarin dimaksudkan untuk memberikan semangat dan wadah bagi para perempuan dalam menyampaikan ekspresi atau gagasannya yang beberapa kali masih dianggap sebelah mata.

title

FROYONION.COM -  Pameran Puan Maha Wani bisa dikatakan sebuah angin segar bagi dunia pameran. Pameran ini digelar oleh komunitas @Nayanikakinayan dan menggandeng para seniman-seniman perempuan untuk berkolaborasi bersama membuat sebuah gebrakan segar dalam dunia pameran. 

Pameran bersama ini akan menampilkan karya-karya dari para seniman perempuan, karya-karya yang akan ditampilkan diantaranya ialah drawing, lukis, foto, kolase gambar dan yang lainnya. Pameran ini diselenggarakan pada 2-8 Oktober 2022 di Gragland Space Tulungagung.

“Puan” Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perempuan, nyonya atau perempuan, sedangkan “maha” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sangat, amat ataupun teramat, dan kata wani sendiri diambil dari bahasa Jawa yang memiliki arti yaitu berani. 

Dari arti kata yang ada, kita dapat memaknai bahwa Puan Maha Wani adalah ajang bagi perempuan untuk menunjukkan kepada khalayak umum terutama anak muda di bidang industri kreatif bahwa perempuan juga memiliki rasa berani yang tidak ada batasnya, Civs. 

Poster foto pameran Puan Maha Wani. Sumber: @Nayanikakinayan
Sumber: @Nayanikakinayan

Seperti seni yang tidak memiliki batasan warna, bentuk dan teknik yang akan digunakan dalam membuat suatu karya, entah dapat dinikmati ataupun tidak. Dan juga kita ketahui bahwa di era ini peran perempuan dalam strata kehidupan sosial selalu dinomorduakan, bahkan nggak jarang juga beberapa kali tidak dipedulikan. Jadi pameran Puan Maha Wani ini tidak berkaitan dengan politik sama sekali Civs karena memang istilah puan sendiri ada dalam KBBI.

Maka dari itu dengan adanya pameran Puan Maha Wani ini memiliki tujuan melalui sebuah karya seni bagi sesama perempuan untuk saling memotivasi para perempuan lain di luar sana bahwa seorang perempuan juga memiliki jiwa dan rasa berani dalam memimpin, membimbing, mengarahkan, memberi kesan yang tidak kalah hebat dengan seorang lelaki. 

Dan ingin mengajak para perempuan untuk menunjukkan kepada khalayak luar bahwa perempuan tidaklah selalu harus berada di dapur saja. Tetapi ia juga memiliki hak untuk berada di barisan depan untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang hebat.

Tidak hanya dari kaum laki-lakilah yang bisa menjadi sosok utama dalam strata kehidupan sosial. Padahal nyatanya perempuan saat ini juga banyak yang sudah menjadi sosok yang lebih mandiri.

Terbukti banyak perempuan yang sudah berhasil menjadi seorang pemimpin, manajer, bahkan berhasil juga untuk membesarkan seorang anak sendirian tanpa adanya dukungan dari seorang lelaki. Pameran ini ditulis oleh seorang seniman perempuan asal Yogyakarta Depatya Wikantri sebagai pengantar dalam pembukaan pameran ini.

In Memoriam: menceritakan bagaimana pengalaman duka di masa lalu. (Sumber: dokumentasi penulis)
In Memoriam: menceritakan bagaimana pengalaman duka di masa lalu. (Sumber: dokumentasi penulis)

Mas Fatoni Purwitoaji salah satu pihak penyelenggara pameran ini menceritakan alasan kenapa mengambil konsep perempuan. “Alasan utama karena pameran ini menggandeng 15 seniman perempuan dari berbagai kota seperti Jogja, Tulungagung, Banyuwangi, Solo, dan lain-lain mereka menampilkan 19 karya, dan pameran ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan politik. Pokoknya tujuan utama dari pameran ini adalah sebagai perempuan harus berani melangkah dan menyampaikan pendapat dalam bentuk seni dan berkarya”.

Maka dari itu kebanyakan karya pameran yang ada di sini tidak jauh kaitannya dengan perempuan, berdasarkan pengalaman pribadi atau cerita curhatan dari teman.

“Salah satu contohnya seperti karya di atas ini milik Sinta Martiani seorang seniman dari Tulungagung, dalam tahun ini dia ditinggal oleh kedua orang tuanya dan orang-orang tersayang yang ada di dekatnya, payung sendiri digambarkan sebagai sebuah keluarga yang melindungi dan foto-foto yang ada di bawahnya menggambarkan sebuah memori yang telah dijalani bersama. Makanya judulnya In Memoriam”, jelas Fatoni Purwitoaji.

Pengunjung yang sedang melihat pameran Puan Maha Wani. (Sumber: dokumentasi penulis)
Pengunjung yang sedang melihat pameran. (Sumber: dokumentasi penulis)

Terdapat juga karya berjudul Everything Doesn’t Have To Be Perfect karya dari Amanda Putri yang menceritakan bahwa apakah menjadi perempuan itu harus memiliki barang-barang branded, di situ digambarkan dengan adanya high heels dan tas. Lalu diberikan sepotong kertas dan spidol untuk menyampaikan pendapat para pengunjung yang datang dalam pameran ini. 

Pendapat dari salah satu pengunjung yang juga perempuan mengenai pameran ini dia merasa lebih termotivasi dan berani dalam menyampaikan pendapatnya, tidak perlu malu atau merasa sendirian, karena justru sekarang lebih banyak teman yang mendukung dan mensupport terhadap perempuan.

Galllery pameran Puan Maha Wani. (Sumber: dokumentasi penulis)
Galllery pameran Puan Maha Wani. (Sumber: dokumentasi penulis)

Buat kalian yang berada di luar kota jangan khawatir, karena kalian bisa menikmati pameran ini dalam bentuk E-katalog di sini Katalog Puan Maha Wani.

Gimana Civs? Buat kalian terutama para laki-laki jangan pernah menganggap remeh perempuan sedikitpun, karena sejatinya hidup ini saling melengkapi, perempuan butuh laki-laki dan laki-laki juga butuh perempuan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhamad Irfan Kusbiantoro

Warga sipil biasa yang kebetulan menjadi mahasiswa sastra arab tapi selalu merasa salah jurusan