Esensi

APA MASIH PENTING MEMBUAT LIST RESOLUSI HIDUP DI TIAP TAHUN BARU?

Waduhhh, tahun baru tinggal menghitung hari nih. Buat kalian memang masih yakin kalau wishlist untuk tahun depan akan terwujud? Apalagi kalau wishlistnya masih sama dari tahun ke tahun. Terus buat apa kalo gitu?

title

FROYONION.COM - Dalam menyambut tahun baru berbagai cara dilakukan demi merayakannya. Ada yang memilih staycation, nongkrong, bakar-bakar, nge-push Mobile Legend semalaman, termasuk mengikuti tren terkini. 

Salah satu tradisi tahunan yang sering berseliweran di media sosial adalah membuat list dari resolusi hidup. Gue sendiri sih ga pernah sampai segitunya dalam menyambut tahun baru. Cuma ketika melihat orang di sekitar, gue cuma nanya satu hal  “Buat apa sih?”

Walaupun begitu gue sedikit paham kenapa banyak orang yang sering “ikut-ikutan” dalam membuat resolusi hidup di setiap tahun baru. Sejauh yang gue lihat banyak dari mereka yang berambisi mengejar sesuatu yang harus direalisasikan di tahun tersebut. Untuk itu justru dengan harapan akan membuat hidup mereka lebih produktif dan lebih terencana. Dan memiliki kebanggaan personal ketika telah mendapat apa yang dicita-citakan. Dan pasti harapan yang diharapkan pastilah sesuatu yang bernilai dan berharga bagi mereka.

Tetapi yang uniknya tradisi ini ada di seluruh dunia. Setiap negara di dunia memiliki tradisi untuk membuat list dari resolusi hidup mereka di tahun mendatang.hanya saja masalahnya banyak di antara mereka yang terlalu bermuluk-muluk dalam membuat daftar harapan itu. Seakan-akan ada dewa dari langit yang datang dan akan memenuhi segala keinginan tersebut secara cuma-cuma. Banyak harapan yang tidak realistis untuk terjadi dalam satu tahun mendatang. Seperti yang udah sering dikumandangkan tiap tahunnya misal ingin punya rumah, mobil, dan menikah sekaligus. Buset… “Dari mana uangnya?” kalo bokap-nyokap lo konglomerat sih fine-fine aja.

Jadi buat apa kalian membuat harapan yang muluk-muluk kalau nantinya juga tidak akan terealisasikan. Terus yang paling sering terjadi adalah banyak di antara wishlist tersebut selalu sama setiap tahun, yang jadi pertanda bahwa tidak ada yang terwujud satupun. Kalo gue boleh pinjem kata-katanya Hindia: “Untuk apa?”

Trus kalau sudah seperti itu untuk apa ya? Bisa dibilang banyak yang tidak berhasil daripada berhasilnya iya kan? Dari sini kita paham bahwa hal ini tidak begitu penting. 

Bukan berarti ngelarang ya, maksud gue di sini nantinya kalian hanya akan ngulangin kesalahan yang sama. Yang awalnya niat untuk produktif malah sebaliknya, yang awalnya pengen nyoba hal baru eh sibuk sama keseharian. Malah jangan jadikan wishlist ini jadi tekanan. 

Bahkan ketika gue liat temen gue yang wishlist-nya sama saja di setiap tahun, malah makin ngerasa tertekan karena merasa merasa gagal dalam hidupnya. Wishlist awalnya bertujuan untuk motivasi malah menjadi beban. Padahal tanpa dia sadari dia pun sudah berkembang, hanya saja di area yang dia sendiri tidak perhatikan.

GO WITH THE FLOW

Buat kalian yang merasa bahwa hidup harus serba teratur, terencana, dan berpikir jauh ke depan yang justru malah membuat kalian overthinking, kayaknya kalian harus belajar sama Lao Tzu deh. 

Doi adalah seorang filsuf dari Daratan Tiongkok yang ajarannya sering dikenal sebagai Taoisme. Saat banyak orang mengaitkan kata sukses dengan uang, kekuasaan, dan semua hal yang pastinya banyak manusia kejar. 

Salah satu corak pemikiran Taoisme adalah Go with The Flow. Gue yakin kalian udah sering dengar tentang hal ini, Taoisme percaya bahwa setiap orang sudah memiliki jawaban di dalam kepalanya. 

Jadi ini bukan tentang kita mencari atau mengejar hal baru tetapi tentang kita melepas apa yang kita pikir kita ketahui. Taoisme mengajarkan kita bahwa proses belajar bisa didapat dari proses melepas (unlearning). 

Jadi bukan kita harus mendorong diri kita terlalu keras untuk mendapat apa yang kita inginkan, tetapi Taoisme mengajarkan seseorang cenderung mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan tidak mencoba apa-apa. 

Tidak mencoba apa-apa ini bukan berarti kita menjadi malas atau berleha-leha. Itu berarti dengan kita ikuti saja apa yang kita cintai dan nikmati saja arusnya, yang disebut dengan flow of state atau  “Wu Wei”. 

Oleh karenanya berambisi mengejar sesuatu yang tidak realistis juga mengejar hal yang itu-itu saja tanpa sedikitpun perkembangan lebih baik dengan kita menjalankan ambisi yang lebih tenang. 

Lakukanlah apa yang kita cintai dan nikmatilah arusnya dengan Taoisme yang mengatakan dengan kau akan bertemu dengan kedamaian.(*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khalid Asmadi

Seorang mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi, katanya sih suka baca buku filsafat, cuma ga pinter pinter amat. Pengen jago ngegambar biar bisa bikin anime.