Cerita dan pengalaman WN Korsel Amy yang diselingkuhi viral di medsos. Suaminya diduga berselingkuh dengan pedangdut Indonesia. Kok bisa ya isu rumah tangga orang selalu ramai diperbincangkan?
FROYONION.COM - Belakangan netizen Indonesia dihebohkan dengan kasus perselingkuhan yang jalan ceritanya bak drama di film-film. Pengalaman itu disampaikan oleh warga Korea Selatan berinisial BMJ atau Amy yang menduga sang suami berselingkuh dengan pedangdut Indonesia.
Premisnya lucu dan menarik, tapi juga sara alur yang membuat orang-orang menjadi simpati. Kisah ini viral di media sosial sejak awal Maret 2024. Ceritanya berjilid-jilid lengkap dengan berbagai bukti otentik yang dibagikan Amy.
Atas kisah yang lengkap itu, riak-riak di internet mulai bermunculan. Netizen menjadikan cerita perselingkuhan tersebut sebagai suatu konsumsi informasi yang menarik dan cocok untuk diikuti.
Untuk sedikit informasi saja, Amy membagikan dugaan perselingkuhan sang suami itu melalui unggahan di media sosial. Dia mengatakan bahwa rumah tangga yang telah dibangun 16 tahun terakhir terancam hancur gegara perselingkuhan.
BACA JUGA: HARUS NGGAK KITA LAPOR TEMAN YANG SELINGKUH?
Yang bikin cerita ini kian ramai, Amy sempat meminta tolong kepada netizen karena anak bungsunya yang masih bayi diklaimnya telah dibawa lari oleh selingkuhan suaminya itu.
Kisahnya miris, Amy juga mengaku telah diusir dari rumahnya selama kurang lebih satu bulan usai melahirkan anak bungsunya pada November 2023. Sang suami yang akhirnya terang-terangan berselingkuh dan membawa pedangdut itu menempati rumah mereka.
Sampai sekarang pun kisruh ini masih ramai diperbincangkan di media sosial. Kira-kira tapi, kenapa ya orang-orang itu suka banget ngikutin hal-hal tentang perselingkuhan di media sosial?
Apalagi, bukan cuma mencari. Kadang cerita-cerita tersebut memantik simpati yang berlebih hingga akhirnya mungkin bisa mempengaruhi persepsi mereka tentang sebuah hubungan.
Nah, untuk memahami hal tersebut tim Froyonion.com berbincang dengan Psikolog Klinis Forensik dari Universitas Indonesia, Kasandra Putranto. Ini dia penjelasannya!
Salah satu alasan paling kuat yang mendorong orang-orang tertarik bahkan sampai ngulik berbagai isu perselingkuhan yang berseliweran ialah karena hal tersebut telah menjadi fenomena sosial. Kasandra menjelaskan kalau dari perspektif sosiologis, pengaruh media sosial yang menyebarkan informasi dengan sangat cepat tentu menjadi daya tarik utamanya.
Informasi yang begitu ramai diperbincangkan kemudian mempengaruhi persepsi dan perilaku orang-orang terhadap isu perselingkuhan itu sendiri. Bisa jadi, tekanan sosial yang akhirnya mendorong mereka untuk akhirnya mencari tahu apa yang sedang trending belakangan ini.
BACA JUGA: SELINGKUH BUKAN KHILAF, TAPI BAD HABIT!
Selain itu, kata Kasandra, sifat dasar manusia yang ingin tahu berbagai hal termasuk fenomena yang kompleks juga mendorong isu perselingkuhan ini laris manis di masyarakat.
Nah kalau ditanya, motifnya tentu beragam. Ada yang melihat isu perselingkuhan ini sebagai informasi menarik saja yang kaya akan sensasi dan drama sehingga lucu untuk diikuti. Ada juga mereka yang penasaran hingga akhirnya ingin mencari penjelasan lebih dalam tentang motif dari pelaku.
Lagian, kata dia, fenomena sosial itu sendiri juga berarti kita yang punya rasa ingin tahu tentang drama rumah tangga orang lain yang terjadi.
"Cerita perselingkuhan seringkali mengandung unsur sensasi dan drama yang dapat memicu rasa ingin tahu. Keingintahuan psikologis. Manusia memiliki sifat dasar yang ingin tahu dan memahami fenomena kompleks seperti perselingkuhan," kata Kasandra saat berbincang dengan tim Froyonion.com, Selasa (19/3).
Bukan cuma memantik rasa ingin tahu saja, terkadang isu-isu perselingkuhan juga menarik perhatian lantaran sering dijadikan sebagai perbandingan di kehidupan sosial yang sedang dijalani. Biasanya, olok-olok dan persepsi seputar perselingkuhan itu menjadi bahan perbincangan atau sekedar informasi yang ingin didalami oleh orang-orang.
Kasandra juga mengatakan jika biasanya isu-isu perselingkuhan ini bisa memantik model perilaku seseorang dalam berhubungan. Misalnya karena kepuasan dalam suatu hubungan atau hal lain yang akhirnya membuat mereka ingin mencari tahu pengalaman dari orang-orang lain.
BACA JUGA: WASPADAI MICRO CHEATING ALIAS SELINGKUH TIPIS-TIPIS
Perselingkuhan biasanya menjadi salah satu yang ramai diperbincangkan. Oleh sebab itu, mereka yang terpapar informasi tersebut akhirnya jatuh lebih dalam untuk memahami apa yang sedang terjadi dan akhirnya membanding-bandingkan dengan pengalaman pribadinya.
Nggak jarang juga, perbincangan yang muncul di media sosial akibat isu perselingkuhan ini selalu berhubungan dengan saling tukar pengalaman apa yang pernah masing-masing orang rasakan. Ya, kalau kata Kasandra, hal itu wajar terjadi sih makanya isu perselingkuhan selalu ramai diperbincangkan.
"Ketika seseorang melihat orang lain terlibat dalam perselingkuhan atau membahas isu-isu perselingkuhan, hal ini dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku mereka terkait dengan hal tersebut. Media sosial juga dapat memperkuat pengaruh model perilaku ini dengan menampilkan cerita-cerita perselingkuhan," ucap dia.
"Ketertarikan fisik pada orang lain yang bukan pasangan resmi juga dapat menjadi faktor yang memicu perselingkuhan. Media sosial dapat memperkuat ketertarikan ini dengan memudahkan interaksi dan koneksi dengan orang-orang di luar hubungan," tambahnya.
BACA JUGA: HINDARI MITOS, BACA DULU 5 FAKTA ILMIAH TENTANG SELINGKUH
Di lain itu semua, menurut Kasandra, isu perselingkuhan yang diikuti terlalu dalam seringkali bisa sangat berpengaruh terhadap kehidupan pribadi kita. Terutama soal bagaimana nantinya kita akan melihat urusan percintaan sehari-hari kita dan pasangan. Muncul kecurigaan berlebih, tidak mudah percaya dengan pasangan, hingga motivasi untuk melakukan selingkuh bisa saja terjadi.
Menurut Kasandra, isu-isu seperti ini tidak boleh memantik simpati berlebih. Oke, kita menaruh rasa prihatin dan mungkin jadi sedikit skeptis tentang hubungan. Tapi jangan sampai akhirnya karena terlalu sering terpapar informasi soal perselingkuhan membuat kita tidak mempercayai hubungan itu sendiri.
“Tidak ada penelitian yang secara khusus mengaitkan ketertarikan terhadap isu perselingkuhan dengan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, atau tingkat pendidikan. Ketertarikan terhadap isu perselingkuhan dapat dialami oleh individu dari berbagai usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Namun, mungkin ada perbedaan dalam cara individu dari kelompok usia, jenis kelamin, atau tingkat pendidikan tertentu merespons dan menginterpretasikan isu perselingkuhan,” tukas Kasandra. (*/)