Esensi

SELINGKUH BUKAN KHILAF, TAPI BAD HABIT!

Jangan dibutakan oleh cinta! Perselingkuhan bukan sekadar masalah khilaf, melainkan merupakan sebuah kebiasaan buruk yang tertanam dalam perilaku seseorang.

title

FROYONION.COM - Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan untuk berpikir, memahami, dan merasakan. Namun, sebagai makhluk sosial, kita tak lepas dari keterlibatan dalam hubungan antar individu. Dalam konteks ini, perasaan cinta dan ikatan emosional dengan pasangan adalah salah satu aspek yang paling kompleks dan menarik. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam perjalanan hubungan, banyak tantangan dan godaan yang bisa menggoyahkan komitmen, salah satunya adalah perselingkuhan.

Perselingkuhan, menjadi salah satu peristiwa yang terjadi di berbagai lapisan masyarakat, telah menyebabkan banyak perpecahan hubungan dan pertikaian di antara pasangan. Saat perselingkuhan terungkap, seringkali alasan yang diutarakan adalah "khilaf" atau kesalahan dalam momen tertentu. 

Namun, apakah perselingkuhan benar-benar bisa disebut sebagai khilaf belaka? Ataukah mungkin ada aspek lain yang lebih dalam dan kompleks di baliknya?

Selingkuh adalah kebiasaan buruk yang harus disudahi
Selingkuh adalah kebiasaan buruk yang harus disudahi. (Photo credit: Timur Weber)

BACA JUGA: HARUS NGGAK KITA LAPOR TEMAN YANG SELINGKUH?

Dalam pandangan banyak orang, selingkuh memang sering dianggap sebagai bentuk khilaf yang bisa dimaklumi. Namun, ketika kita menggali lebih dalam, mungkin kita akan menyadari bahwa perselingkuhan sebenarnya bisa jadi bukan sekadar masalah khilaf, melainkan merupakan sebuah "bad habit" atau kebiasaan buruk yang tertanam dalam perilaku seseorang. 

Beberapa alasan ini bisa jadi patokan buat kamu kenapa perselingkuhan sebaiknya dipandang sebagai sebuah kebiasaan buruk daripada sekadar khilaf belaka.

1. BERULANG DAN DIRENCANAKAN

Khilaf biasanya mengacu pada tindakan yang spontan dan tidak terduga. Namun, perselingkuhan seringkali berlangsung berulang kali dan bahkan direncanakan dengan matang. 

Ini menunjukkan adanya pola perilaku yang terjadi secara konsisten, yang cenderung mencerminkan sebuah kebiasaan buruk.

BACA JUGA: TEORI SAINS TENTANG SELINGKUH DAN KESETIAAN ADALAH SEBUAH SENI YANG HARUS DIPELAJARI

2. KURANGNYA PENYESALAN

Ketika seseorang melakukan kesalahan khilaf, mereka umumnya merasa menyesal dan bersedia bertanggung jawab atas tindakan mereka. 

Namun, pada kasus perselingkuhan, tidak jarang terjadi bahwa individu yang berselingkuh justru tidak menunjukkan rasa penyesalan yang cukup mendalam. 

Kita tahu sendiri banyaknya kasus perselingkuhan yang menjadi pembicaraan publik, di mana sebelumnya korban perselingkuhan sudah memaafkan pasangannya dan kembali melanjutkan hubungan mereka. Namun ternyata hal tersebut tidak menjadi efek jera bagi sang pelaku, dan akhirnya melanjutkan perbuatan buruk mereka.

3. KEHILANGAN KEPERCAYAAN

Ketika seseorang terus-menerus berselingkuh, ini menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk menjaga komitmen dan kepercayaan dalam sebuah hubungan. 

Hal ini sejalan dengan definisi kebiasaan buruk, yaitu suatu perilaku yang tidak produktif dan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

4. ALASAN-ALASAN YANG TERULANG

Orang yang cenderung berselingkuh seringkali memiliki alasan-alasan yang sama untuk melakukan tindakan tersebut. 

Misalnya, merasa kurang dihargai dalam hubungan, mencari kepuasan emosional yang kurang terpenuhi, atau sekadar mencari kegembiraan dalam petualangan terlarang. Jika alasan-alasan ini terulang dalam berbagai hubungan, maka dapat dianggap sebagai kebiasaan buruk.

5. TIDAK MENGATASI AKAR MASALAH

Dalam banyak kasus perselingkuhan, orang yang bersangkutan tidak mengatasi akar masalah dalam hubungannya. Alih-alih berkomunikasi dengan pasangan, mereka menggunakan perselingkuhan sebagai pelarian dari masalah yang seharusnya dihadapi dan diselesaikan bersama pasangan.

Buat kamu yang sedang menjalin sebuah hubungan, jalinlah komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan. Bicaralah secara terbuka tentang perasaan, kebutuhan, atau apapun yang mengganjal tentang hubungan kalian. Jika ada masalah yang timbul dalam hubungan kamu, sebenarnya wajar saja jika kamu maupun pasangan sama-sama ingin mendinginkan pikiran sejenak. 

Namun jangan terlalu lama ya! Jika sudah sama-sama tidak tersulut emosi, komunikasikanlah permasalahan yang sedang kalian hadapi. Karena tentunya jika dikomunikasikan, baik kamu maupun pasangan bisa sama-sama introspeksi diri dan tentunya hubungan kalian akan jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Dan ingat, jika kamu sudah mantap untuk membangun hubungan dengan orang lain, pastikan pasangan kamu juga memiliki komitmen untuk menjalin hubungan dalam jangka panjang. 

Jika suatu hubungan sudah terjalin cukup lama, akan ada saatnya kalian merasa bosan dengan hubungan yang sudah terjalin, atau lebih parahnya lagi kalian yang mudah untuk terjebak dalam rutinitas dan mengabaikan perhatian terhadap pasangan. 

Kuncinya hanya satu, komunikasi! Mungkin kalian butuh refreshing setelah sekian lama karena kesibukan masing-masing, dan jangan lupakan hal-hal kecil yang dapat membuat pasangan merasa istimewa, seperti memberikan ucapan terima kasih, kejutan, atau perhatian ekstra.

Dalam menghadapi masalah perselingkuhan, penting bagi kita untuk memahami bahwa tindakan tersebut sering kali bukan sekadar khilaf yang bisa dimaafkan. Lebih jauh lagi, perselingkuhan harus dianggap sebagai "bad habit" atau kebiasaan buruk yang dapat merusak hubungan dan kesejahteraan psikologis kedua belah pihak. 

Jika tidak ditangani dengan serius, perselingkuhan dapat menjadi siklus berbahaya yang terus berulang dan berdampak negatif pada kehidupan individu dan orang-orang di sekitarnya.

Bagi individu yang terjerat dalam pola perilaku perselingkuhan, sangat penting untuk mencari bantuan profesional, seperti konseling atau terapi, untuk mengidentifikasi akar masalah dan mencari solusi yang tepat. Sebagai masyarakat, kita juga perlu mengubah paradigma dalam memandang perselingkuhan. 

Bukan untuk menghakimi atau menganggap remeh tindakan tersebut, tetapi untuk lebih memahami bahwa perselingkuhan adalah hasil dari kebiasaan buruk yang perlu diperbaiki bersama. 

Kita perlu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan hubungan yang sehat dan saling menguatkan, sehingga setiap individu dapat tumbuh menjadi lebih baik dalam menjalin ikatan emosional dengan pasangan.

Dalam kesimpulannya, perselingkuhan sebaiknya tidak dianggap sebagai khilaf semata, melainkan sebagai bad habit atau kebiasaan buruk yang harus diatasi dengan serius. 

Kita harus saling mendukung untuk mengatasi masalah selingkuh, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat, agar dapat menciptakan hubungan yang lebih kokoh dan bermakna. Mengubah pola perilaku buruk menjadi yang lebih baik bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan usaha dan kesadaran bersama, kita bisa mencapainya demi kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Kania Larasati

INTJ. Content writer, menuangkan hobi ke dalam bentuk profesi. K-Pop enthusiast.