Sports

FILANESIA UNTUK KEBANGKITAN SEPAK BOLA INDONESIA

PSSI lahirkan filanesia, bisa diterapkan di berbagai usia. Tujuannya masuk Piala Dunia 20.

title

FROYONION.COM – Rasa cinta rakyat Indonesia kepada sepak bola tidak main-main. Bisa diibaratkan, sepak bola sudah mendarah daging. Betapa tidak, mulai dari anak-anak hingga orang tua menyukai olahraga yang satu ini.

Ngomong-ngomong soal sepak bola, Indonesia memang selalu punya cerita menarik jika berurusan dengan si kulit bundar. Mulai dari drama di lapangan hingga adu gengsi para pendukungnya.

Itu semua merupakan bumbu penyedap yang selalu menghiasi persepakbolaan Tanah Air. Namun, bukan tanpa upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut. PSSI rupanya punya gagasan menarik untuk memajukan sepak bola Indonesia.

Salah satu terobosan utamanya adalah dengan melahirkan filanesia. Mungkin tidak semua orang mengetahui filanesia. Namun, produk PSSI itu dinilai mampu meningkatkan kualitas sepak bola dalam negeri.

BACA JUGA: 5 REKOMENDASI KANAL YOUTUBE INDONESIA YANG MEMBAHAS SEPAK BOLA, SPORTY ABIS!

APA ITU FILANESIA?

Dilansir dari laman PSSI, filanesia merupakan singkatan dari filosofi sepak bola Indonesia. Lebih lengkap, filanesia adalah sebuah filosofi yang akan menjadi pondasi dan karakter sepak bola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim. 

Filanesia dituangkan dalam buku Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia. Lahir pada 2017 lalu, filanesia dicetuskan oleh Direktur Teknik PSSI periode 2016-2020, Danurwindo.

Lelaki asal Purworejo itu memiliki tujuan untuk menerapkan gaya sepak bola khas Indonesia. Filanesia merupakan hasil dari studi, praktek lapangan, diskusi panel, dan seminar dengan seluruh pelatih Liga 1, praktisi olahraga, dan personel teknis lainnya.

Filanesia bisa dikatakan sebagai kurikulum sepak bola Indonesia. Di dalamnya terdapat panduan dalam hal lingkup sepak bola, seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan.

Untuk memaksimalkan hasilnya, buku ini dipetakan menjadi beberapa fase latihan berdasarkan kelompok usia. Anak-anak usia 6 hingga 9 tahun berada pada fase pengenalan, dilanjutkan fase pengembangan skill di usia 10 hingga 13 tahun, lalu terakhir fase permainan untuk anak usia 14 sampai 17 tahun.

MENGIKUTI JEJAK KIBLAT SEPAK BOLA

Filosofi sepak bola ternyata tidak hanya dimiliki Indonesia. Bahkan, Indonesia-lah yang mengikuti jejak negara-negara dengan culture sepak bola.

Sebut saja total football yang dikenalkan Belanda. Filosofi itu menyedot perhatian pecinta sepak bola di seluruh dunia. Salah satu pemain yang terkenal dengan permainan total football adalah Johan Cruyff.

Selain Belanda, ada juga Inggris yang sempat terkenal dengan istilah kick and rush. Metode ini diartikan sebagai sistem untuk mengalirkan bola secepat mungkin ke pertahanan lawan. Upaya tersebut diharapkan menciptakan kemelut dan berbuah gol.

Beberapa filosofi sepak bola yang terkenal lainnya adalah tiki-taka, jogo bonito dan catenaccio. Beberapa di antaranya masih digunakan di era sekarang. Namun, ada juga yang sudah lama ditinggalkan.

INDONESIA TARGETKAN LOLOS PIALA DUNIA 2024

Filanesia terus disempurnakan oleh PSSI. Terbaru, PSSI melalui Direktur Tekniknya Indra Sjafri meng-upgrade kurikulum filanesia pada akhir 2022 lalu. 

PSSI juga menghadirkan pakar berbagai bidang, mulai dari mantan pemain dan pelatih Timnas, pelatih fisik, pelatih kiper, akademisi, psikolog, dokter, fisioterapi, pemain, media dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan tersebut, PSSI juga menjelaskan bahwa PSSI berupaya untuk lolos Piala Dunia 2034 lewat filanesia. Terdengar berlebihan, namun bukan hal yang mustahil.

"Bicara kurikulum [Filanesia] bicara penyiapan generasi, penyiapan pemain-pemain masa depan. Oleh karena itu ada program juga yang sudah kami sampaikan ke FIFA," kata Indra, dikutip dari CNN Indonesia.

BACA JUGA: MESSI VS RONALDO ADALAH PERDEBATAN TERBAIK DALAM SEJARAH SEPAK BOLA

Indra juga menyampaikan bahwa PSSI telah memulai program jangka panjang untuk Timnas Indonesia. Namun syaratnya, Indonesia harus memiliki lima elemen penting yaitu infrastruktur, kurikulum, tenaga pelatih, pengembangan pemain, dan kompetisi.

Sebagai informasi, Timnas Indonesia hanya berpartisipasi satu kali dalam hajatan sepak bola tingkat dunia yakni FIFA World Cup 1938 di Prancis. Waktu itu Indonesia masih tampil dengan nama Hindia Belanda. Menariknya, Indonesia juga menjadi tim Asia pertama yang berlaga di Piala Dunia FIFA.

FILANESIA UNTUK TIMNAS INDONESIA

Filanesia memang sudah mulai diterapkan di berbagai aspek sepak bola Indonesia. Tidak terkecuali Timnas.

Bahkan menjelang Piala Dunia U-17 di Indonesia, Garuda Muda di bawah asuhan Bima Sakti mengadaptasi kurikulum filanesia. Bima Sakti dan jajaran staf pelatih akan mengajarkan filanesia saat Timnas menjalani training center.

Saat ini Timnas Indonesia tengah mempersiapkan diri dengan berbenah pondasi. Salah satu caranya adalah dengan menanamkan kurikulum filanesia saat berlatih.

Bima berharap para pemain dapat memainkan sepak bola yang indah. Ia dikabarkan akan bermain dengan bola-bola pendek.

Menarik dinantikan bagaimana performa Timnas Indonesia setelah menerapkan filanesia. Namun satu hal yang perlu dicatat bahwa filanesia bukan merupakan program jangka pendek. Artinya, hasil dari kurikulum di dalamnya akan dirasakan beberapa tahun ke depan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Diyo Suroso

Jurnalis dan content writer