Music

ARASH BUANA UNGKAPKAN ROMANTIKA QUARTER LIFE CRISIS DALAM SINGLE ‘FRIENDS’

Melalui lagu "friends" dan proses di baliknya, Arash Buana tidak hanya menghibur pendengarnya, tetapi juga membagikan potongan-potongan kehidupan dan pengalaman pribadinya.

title

RUBRIK : MUSIC

 

 

 


 

FROYONION.COM Setelah merilis single "i really do love her <3" pada bulan Februari, Arash Buana kembali menghentak industri musik dengan perilisan single terbarunya berjudul "friends". 

Lagu ini tidak hanya menjadi bagian dari perjalanan menuju album barunya, tetapi juga mencerminkan fase hidup yang dialami oleh banyak orang di usia quarter life crisis, termasuk Arash sendiri.

INSPIRASI QUARTER LIFE CRISIS YANG DIALAMINYA

Single Friends Arash Buana
Cover single Friends Arash Buana

Memasuki usia quarter life crisis memanglah fase yang penuh dengan kebimbangan dan pertanyaan bagi banyak orang. Hal ini pun tak luput dari musisi muda berbakat, Arash Buana, yang baru saja menuangkan perasaannya dalam single terbarunya berjudul "friends". 

Lagu ini menjadi refleksi jujur tentang perasaan kesepian, kepanikan, dan keraguan diri yang sering kali melanda di usianya.

Lebih dari sekadar lagu tentang persahabatan, "friends" membawa pendengarnya menyelami realitas quarter life crisis. Arash dengan berani membuka diri tentang momen-momen sulitnya dalam menghadapi rasa kesepian dan keinginan untuk terhubung dengan orang lain.

BACA JUGA: JAUH LEBIH EMOSIONAL, FOR REVENGE RILIS LAGU ‘SADRAH’

Dalam sebuah wawancara, Arash mengungkapkan bahwa "friends" terinspirasi dari perjalanan pribadinya dalam menghadapi quarter life crisis. Ia berbagi bahwa ia ingin mengatasi perasaan kesepian dan ingin merasakan kedekatan dengan orang lain.

Lagu ini bukan hanya tentang kesedihan, tetapi juga tentang harapan dan tekad untuk bangkit. Arash menemukan inspirasi dari fase sulit ini untuk melakukan perubahan dalam hidupnya. Ia ingin lebih terbuka dan jujur dengan dirinya sendiri dan orang lain, serta membangun hubungan yang lebih meaningful.

"Friends" bukan hanya lagu yang relatable bagi mereka yang sedang mengalami quarter life crisis, tetapi juga bagi siapa saja yang pernah merasakan kesepian, kepanikan, dan keraguan diri. 

Lagu ini menjadi pengingat bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidup, dan bahwa selalu ada harapan untuk menemukan kebahagiaan.

LIRIK “MEI” MENJADI BULAN TERBAIKNYA

Lagu ini sarat dengan makna dan refleksi tentang perjalanan hidup Arash, khususnya terkait dengan bulan Mei.

Arash memilih bulan Mei sebagai salah satu kunci dalam lirik lagunya karena baginya, setiap orang memiliki bulan terbaik dan terburuk dalam hidupnya. Bulan Mei bagi Arash merepresentasikan momen di mana ia merasa paling mampu mengendalikan diri dan merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

Arash menuturkan bahwa "Friends" terinspirasi dari keinginannya untuk tidak lagi merasakan kesepian. Ia ingin menjalin hubungan yang lebih dalam dengan orang lain, baik itu pertemanan, persahabatan, ataupun hubungan romantis.

Lebih lanjut, Arash menjelaskan bahwa makna lagu "Friends" bisa diinterpretasikan secara luas. Ia ingin pendengarnya dapat merasakan dan menghubungkan lirik lagu ini dengan pengalaman hidup mereka sendiri.

Bulan Januari hingga April bagi Arash merupakan periode yang cukup berat. Ia ingin melupakan masa-masa tersebut dan berharap agar April kali ini membawa hal-hal yang lebih baik.

Lagu "Friends" merupakan sebuah karya yang menyentuh dan penuh makna. Arash berhasil menuangkan perasaan dan pengalaman pribadinya dengan cara yang relatable bagi banyak orang. 

SENTUHAN PETRA SIHOMBING DAN YUSUF ZULKIBRI

Di balik melodi bernuansa folk-pop yang catchy dan lirik yang menyentuh, terdapat proses kreatif yang menarik untuk ditelusuri.

Arash mempercayakan proses produksi "friends" kepada Petra Sihombing, seorang produser musik yang ternama di Indonesia. 

Kolaborasi mereka dimulai pada tahun 2022, sebelum Petra pindah ke Bali. Lagu ini, yang awalnya diberi judul "trauma", hanya melewati dua sesi workshop sebelum siap direkam.

Namun, proses produksi lagu ini tidaklah mulus, dengan beberapa kendala teknis seperti bocornya click pada rekaman gitar, Arash tetap mempertahankan esensi dari demo awalnya. 

Ia bahkan memilih untuk tetap menggunakan rekaman asli untuk bagian tersebut, sehingga menambah kesan autentik pada karya akhirnya.

Salah satu ciri khas "friends" adalah intro gitar yang menarik. Arash mengungkapkan bahwa ia terinspirasi oleh John Mayer saat membuat lagu ini. 

Ia mengaku sedang rajin mendengarkan musik John Mayer saat itu, dan ingin menciptakan intro yang kuat dan mudah diingat seperti lagu John Mayer "Stop This Train" atau "Slow Dancing in a Burning Room".

Sampul single "friends" dibuat dengan teknik doodle oleh Yusuf Zulkibri. Gambar-gambar yang terdapat dalam sampul ini menjadi sinyal bagi album mendatang Arash, yang dijanjikan akan lebih personal dan menceritakan kisah-kisah pribadinya.

Arash mencurahkan seluruh jiwanya dalam proses pembuatan "friends". Ia ingin lagu ini menjadi refleksi penemuan dan perjalanannya selama ini, seperti sebuah diary yang menggambarkan situasi dan perasaannya. 

Ia berharap "friends" dapat menyentuh hati para pendengar dan membuat mereka merasa terhubung dengan pengalamannya.

Dari cerita di balik single "friends", kita dapat melihat bagaimana musik tidak hanya menjadi medium hiburan, tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tentang kehidupan dan perjalanan emosional manusia. 

Dengan karya-karyanya, Arash Buana membawa kita pada perjalanan introspeksi dan pengertian akan kompleksitas diri manusia, sebuah perjalanan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberi inspirasi. Semoga karya-karya mendatangnya terus menginspirasi dan menyentuh hati banyak orang. (*/)

BACA JUGA: BERJAJAR DENGAN V BTS, NAVICULA DAN ENDAH N RHESA AKAN RILIS SINGLE DI NEW YORK

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhamad Hendra Prasetya

Budak startup nyambi freelance