FroyonionHQ

TIPS BIKIN DECK YANG CIAMIK BUAT ANAK AGENSI KREATIF

Bagaimana sih caranya berpikir strategis kalau magang atau kerja jadi content creator atau production house gitu? Nih, tipsnya buat lu semua Civs langsung dari ‘dedengkotnya’ Froyonion, Luki.

title

FROYONION.COM - Sebagai anak production house, gue udah nggak asing lagi ama yang namanya bikin presentasi atau deck. Yang gue biasa temui adalah klien kasih brief soal kerjaan yang bakal dikasih ke tim gue.

Dari brief ini, kita harus bisa menerjemahkan keinginan klien menjadi sebuah deck dengan strategi komunikasi yang bagus untuk brand yang klien tersebut miliki.

Tantangannya itu muncul saat klien nggak kasih brief yang panjang lebar dan detail. Di sini lu harus bisa menjabarkan jadi deck yang oke. Kadang klien bergantung pada lu buat menemukan apa yang dibutuhkan agar produk mereka bisa disampaikan pada audiens.

Berikut 11 poin yang wajib dipikirin masak-masak as menyusun sebuah deck yang bisa memukau klien yang gue sarikan dari pengalaman director Froyonion, Luki.

PRODUCT

Sederhananya kalau mau jualan ya harus kekuatan produk yang akan dijual. Kalau belum paham produk sendiri, gimana mau ngejualnya? Kita harus bisa menjelaskan produk kita pada orang lain.

Contohnya untuk sebuah brand produk self care cowok, kita rumuskan formula “Trinity of Men” (kerjaan, asmara, dan hobi) yang sebenernya udah ditemui di tongkrongan sehari-hari para cowok. Dan kita berhasil ngegandeng klien ini karena mereka tau kita paham bener produknya. 

Kita juga harus bisa menjelaskan apa dan siapa diri kita dengan menggunakan ‘credentials’. Isi credentials ini adalah apa yang udah pernah kita lakuin sejauh ini. Dengan credentials ini kita bisa meyakinkan mereka bahwa kita sudah mengerti apa yang harus kita jual.

Jangan sampe kita salah strategi. Maunya ngejual produk kuliner misalnya, malah jelasin kalo si pemilik bisnis kulinernya cantik. Itu kan nggak relevan.

OBJECTIVE

Dari pengalaman, tiap brand punya tujuan (objective) yang berbeda-beda. Biasanya sih brand menentukan tujuan dari tiap campaign yang dilakuin.

Katakanlah perusahaan ecommerce lagi kenceng promosi 1212. Tujuan mereka buat apa? Pastinya buat genjot angka penjualan (sales). 

Jenis objective juga bisa bergantung pada banyak faktor. Kalo buat produk baru, objective-nya bisa lebih ke brand awareness.

TARGET MARKET

Pahami pasar yang jadi sasaran kita. Kita bisa ngelakuin ini dengan mendatangi tempat-tempat yang sering dikunjungi orang-orang yang jadi konsumen kita. Kita bikin stand di event-event yang berpotensi dikunjungi orang-orang yang jadi target market kita ini. 

STRATEGY

Ini mencakup semuanya. Contoh kasusnya nih misalnya mau ngiklanin handphone seri terbaru. Strateginya adalah beriklan melalui Froyonion. Iklannya akan di-blast melalui platform YouTube Froyonion. Buat menarik audiens, kita bisa sebar di Instagram dan buat giveaway. Jadi harus ditentukan dulu arahnya dan konten yang mau didistribusikan dari A ke Z.   

Strategi ini harus udah mantap dan firm dari awal. Kalau di tengah-tengah tiba-tiba ganti bakal nggak efektif.

PROPOSITION

Proposition sebenernya nggak gampang dibuat dalam sebuah campaign. Bahkan ini yang paling sulit ditemukan dalam sebuah campaign. Dengan sebuah proposition yang bagus, sebuah brand akan selalu diingat masyarakat dan jadi tagline brand itu. 

Proposition ini biasanya cuma sebaris kalimat yang pendek dan mudah diingat orang.

SUPPORT

Elemen ini membantu proposition untuk menjadi lebih keren. Biasanya support ini adalah poin-poin yang membantu menarik orang buat beli produk yang diiklankan. Katakan aja ada produk deterjen, support-nya bisa berupa kemampuan deterjen itu buat angkat kotoran dalam 1 menit aja misalnya, atau parfumnya yang awet sehingga lu ga perlu lagi pake cairan pelembut atau pengharum setelahnya. Itu namanya fitur-fitur pendukung alias support yang buat orang makin melirik. Atau misalnya ada produk handphone baru yang bisa kedap air kalo dipake saat ambil foto di bawah permukaan air. Ini fitur-fitur penting tapi nggak begitu ditonjolkan kayak tagline produk itu.

COMPETITOR

Kita mesti pelajari juga para pesaing karena dengan begitu kita bisa ngebedain cara main dan strategi kita supaya lebih unik dan beda dari mereka. Sebab kalo cara main dan strategi kita nggak beda-beda banget ama mereka, ya udah orang nggak bakal melirik. 

Kita bisa ambil contoh kalo udah ada pesaing yang terlanjur kuat di media sosial, kita sendiri coba perkuat jaringan distribusi offline kita. Kenapa? Ya supaya beda dan bisa lebih kuat di sektor atau aspek yang kompetitor itu masih lemah atau belum kuat-kuat banget. Di sini kita bakal punya daya pembeda. 

MANDATORY ELEMENTS

Ada hal-hal yang harus konsisten dan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dari sebuah brand. Hal ini bisa jadi karena selera atau identitas brand itu juga. Elemen-elemen wajib ini bisa berupa pemilihan warna yang harus pas, nggak boleh meleset, atau posisi dan letak logo yang mesti tegak, nggak boleh miring sedikitpun. Elemen lain yang mesti diperhatikan ialah persyaratan hukum. Ini wajib diketahui banget sebelum kerja bareg sebuah brand.

TONE OF VOICE

Kalau kita mau bikin campaign atau iklan, sudah seharusnya kita tahu bakal kayak gimana tone-nya nanti. Maksudnya, apakah nanti iklannya jadi lucu, serius, atau menggugah. 

Misal aja tone iklan layanan masyarakat pasti beda dari iklan jualan properti yang Senin besok harga naik. Tone iklan kondom beda banget pastinya dari tone iklan produk pasta gigi anak-anak. Beda topik, pasti juga beda tone supaya orang bisa bedain sekilas. Tone ini juga bisa menentukan aspek narasi dan output-nya.
 

DESIRED CONSUMER RESPONSE

Respon konsumen terhadap iklan yang dibuat juga penting banget. Dari iklan yang udah dibuat, kita mengharapkan orang yang nonton bakal berpikir apa dan terus mereka harus ngapain? Kalo bikin iklan giveaway, pasti kita mau orang yang liat jadi mau ikutan.

Dan mesti disadari kalo nggak semua respon penonton bakal sama seperti yang diharapkan. Ada yang sama sekali di luar ekspektasi atau bahkan malah responnya dikit banget atau hampir nggak ada.

Kalo sebuah iklan bisa menghasilkan respon yang sesuai ekspektasi, itu artinya iklan itu sukses. 

MEDIA REQUIREMENT

Aspek ini bisa dibilang yang paling penting dan paling mahal. Sekarang orang makin melirik beriklan di dunia digital karena lebih murah ongkos produksinya daripada beriklan di TV.

Mudahnya, di sini kita akan menyebarkan iklan tadi lewat media jenis apa saja. Apa itu media digital kayak Instagram atau TikTok atau YouTube, out of house (OOH), dan sebagainya. Tapi yang lebih penting adalah kita tahu strateginya dulu baru bisa menentukan iklan tadi mau ditaruh di media mana aja. (*/ Photo credit: Aliece Dietrich via Unsplash.com)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca