Esensi

TRAKTEER, PLATFORM MONETISASI KONTEN YANG VIRAL BERKAT MOBIL BARU BUAT MAMA

Bukan situs donasi kayak KitaBisa, tapi Trakteer mendadak viral saat seorang kreator konten berhasil membelikan mobil baru untuk ibunya dari hasil “donasi” Trakteer. Ini sebenarnya platform apa, sih?

title

FROYONION.COM Beberapa waktu lalu, seorang selebgram viral berkat donasi dari para pengikutnya di situs Trakteer. Memasang kalimat sederhana, “mau beliin mami mobil”, ia berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membelikan satu unit mobil baru bagi sang ibu. 

Platform Trakteer turut jadi sorotan. Ini bukan situs donasi seperti KitaBisa, tapi ternyata bisa digunakan sebagai tempat mengumpulkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membeli kebutuhan tersier. Apa sih sebenarnya Trakteer ini dan bagaimana cara kerjanya? 

Trakteer sendiri merupakan platform digital yang dapat membantu para kreator konten dalam memonetisasi karya mereka serta mendapat apresiasi berbentuk finansial dari penggemarnya. 

BACA JUGA:

BERKENALAN DENGAN SAWERIA, PLATFORM DONASI ONLINE YANG POPULER DI KALANGAN GAMERS 

Kreator tidak hanya bisa memamerkan karya mereka tapi juga mendapat dukungan finansial dari karya-karya yang sudah diunggah. 

Mulai dari kreator foto, video, vlog hingga podcast bisa bergabung dalam Trakteer dan memanfaatkannya demi mendapat tambahan uang dari karya mereka. Untuk bisa bergabung, kalian bisa langsung mengakses situs Trakteer dan membuat akun di sana. 

RAGAM FITUR DAN LAYANAN TRAKTEER 

Kreator Trakteer akan dapat mengatur sendiri nilai tiap karya yang mereka unggah. Tiap nilai menggunakan inisial nama makanan atau barang tertentu untuk kemudian diberikan label harga. 

Unit traktiran inilah yang digunakan sebagai syarat bagi para penggemar kreator konten dalam mengakses karya eksklusif mereka. 

Misalnya, kreator membuat unit traktiran bernama Thai Tea seharga Rp10.000. Apabila kreator memberi label 3 Thai Tea di sebuah karya yang diunggah, artinya karya tersebut bernilai Rp30.000 Penggemar diharuskan membayar dalam nominal tersebut agar dapat mengakses konten terkait. 

Halaman web utama bagi kreator diberi nama Creator page. Di sini, penggemar akan dapat menemukan beragam info terkait kreator seperti profil, aktivitas, berita terbaru sampai dengan metode pembayaran. Kreator harus bisa membuat profil yang unik guna menarik penggemar. 

Penggemar yang telah aktif selama 30 hari dan termasuk dalam kelompok berdasarkan harga yang diklasifikasikan kreator akan dapat memperoleh hadiah berbentuk konten eksklusif tiap bulannya. Kreator juga bisa membuat hadiah gratis yang dapat diklaim siapapun tanpa syarat. 

BACA JUGA:

MENGENAL LEBIH DEKAT ONLYFANS YANG TERNYATA NGGAK HANYA BERISI KONTEN 18+

Trakteer juga memungkinkan kreator dalam berinteraksi hingga berdiskusi dengan para penggemarnya. 

Fitur ini dinamakan Community Post yang dapat digunakan kreator dalam membuat percakapan maupun pembahasan bersama penggemar terkait karya yang dibuatnya. 

Kreator dapat mengatur pula apakah percakapan itu bersifat eksklusif pada penggemar yang sudah memberi dukungan atau dapat diakses publik. 

Cukup lengkap memang fitur dan layanan yang disiapkan Trakteer. Namun, perlu diingat juga bahwa kehadiran platform digital ini tidak serta merta menjamin tiap kreator akan dapat memonetisasi karya mereka. 

Monetisasi karya akan tetap membutuhkan waktu dalam membangun basis penggemar, kesabaran serta dedikasi. 

Adanya Trakteer diharapkan akan membuat para kreator dapat tetap belajar, berkembang serta beradaptasi demi perubahan pasar dalam meningkatkan peluang keberhasilan monetisasi karya. 

MONETISASI KONTEN = DONASI? 

Jelas, Trakteer berbeda dengan platform seperti KitaBisa yang memang ditujukan untuk menggalang donasi. Ia juga bukan Saweria yang memang bertujuan untuk memberi saweran alias donasi bagi para pembuat konten. 

Platform lain yang paling mirip Trakteer mungkin adalah OnlyFans, karena penggemar diharuskan membayar sejumlah uang tertentu guna menikmati konten eksklusif dari kreator pilihan. 

Monetisasi konten juga tidak sama dengan donasi. Dalam kasus selebgram di atas, dirinya memang menjual foto-foto eksklusifnya yang hanya dapat diakses oleh penggemar dengan membeli sejumlah unit daruma, mata uang yang dipakai dalam akun Trakteer-nya. 

Satu daruma dapat dibeli seharga Rp70 ribu. Di akun Trakteer sang selebgram, foto-foto dalam folder Japan selfies dapat dibeli dengan 4 daruma. Ia juga menyediakan pilihan pembayaran 5 daruma guna mengakses konten eksklusif yang dibuatnya selama 30 hari. 

Praktek monetisasi konten telah dilakukan oleh beragam media sosial. Twitter, misalnya. Pengguna yang telah aktif selama 30 hari terakhir, mengumpulkan minimal 500 pengikut, berusia minimal 18 tahun dan berlangganan centang biru akan dapat memonetisasi cuitan mereka. 

BACA JUGA:

MAIN TWITTER SEKARANG BISA DIGAJI RATUSAN JUTA, BEGINI CARANYA 

Instagram juga menyediakan fitur Send gifts pada Reels yang diunggah pengguna. Melalui fitur ini, kreator konten akan dapat menerima gifts dari pengikutnya berupa uang dalam jumlah tertentu. 

Kreator konten di Youtube juga dapat memonetisasi konten eksklusif di kanal mereka melalui membership yang diperbarui tiap bulannya. Pelanggan kanal harus membayar sejumlah biaya tertentu supaya dapat mengakses konten eksklusif yang hanya tersedia untuk para member. 

Keputusan untuk mengirimkan uang atau tidak, dengan atau tanpa adanya konten eksklusif yang ditawarkan, tentu adalah keputusan mutlak kita sebagai pengguna. 

Kita bisa memilih apakah hendak berlangganan konten tertentu atau tidak, serta berapa banyak uang yang rela kita keluarkan untuk konten dari kreator pilihan. 

Pada akhirnya, kita sendiri yang menentukan konten apa yang ingin kita konsumsi dan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk konten tersebut. 

Tidak ada paksaan dari kreator untuk mengapresiasi karya mereka dalam bentuk dukungan finansial, sebagaimana tidak ada pula peraturan spesifik terkait harus digunakan untuk apa cuan hasil monetisasi karya si kreator. 

Jadi, sah-sah saja menggunakan uang hasil monetisasi konten untuk membeli mobil atau bahkan helikopter. Bagaimana, tertarik menggunakan Trakteer? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read