
"Jadilah perokok santun sebelum menuntun hakmu."
FROYONION.COM - Sudah satu bulan berlalu, penulis masih terbawa euforia acara Tribute to Kretek yang diselenggarakan oleh Komunitas Kretek di Akademi Bahagia EA, Sleman pada 03 Oktober 2023 lalu. Dimeriahkan oleh Jason Ranti dan Iksan Skuter, dalam acara tersebut, fokus utama yang dibawakan adalah mengenai penolakan RPP Kesehatan yang dianggap mendiskriminasi pihak yang terlibat dalam Industri rokok. Betapa tidak, dalam pembuatanya saja tidak melibatkan para pelaku industri tembakau dan kesanya terburu-buru.
Komoditas tembakau menjadi mata pencaharian yang sudah sejak lama berkontribusi menambah pendapatan negara. Dari situ, terdapat banyak sekali elemen yang terlibat dan berhasil memutar roda perekonomian.
Sebut saja para petani tembakau dan Pemilik warung. Historis dari perjalanan budaya kretek di Indonesia ini sangatlah panjang. Di mulai dari anggapan masyarakat mengenai seseorang yang sembuh dari sakit dada setelah merokok, sejak saat itu, permintaan rokok kian melesat.
BACA JUGA: ALASAN KENAPA MENDING BELI ROKOK DI WARUNG MADURA DARIPADA MINIMARKET
Dengan adanya pembatasan-pembatasan yang telah dibahas diacara kemarin, diantaranya adalah terkait dengan pelarangan penjualan rokok eceran, membatasi periklanan dan sponsorship yang berkaitan dengan produk tembakau dan yang paling menyebalkan lagi, pilih kasih pelarangan zat akdiktif karena didalam RPP Kesehatan tersebut hanya mencantumkan tembakau dan tidak mencantumkan zat-zat adiktif lainya.
Hal tersebut lah yang menjadi perhatian bagi para komunitas kretek agar RPP Kesehatan ini tidak ditetapkan atau direvisi dengan mengajak para pengiat tembakau. Kita pasti sudah tahu berapa banyak kontribusi dari produk tembakau ini terhadap kehidupan sosial. Mungkin akan mustahil terciptanya suatu event-event yang selama ini sukses berkat adanya sponsorship dari produk tembakau.
BACA JUGA: DARI ROKOK PINDAH KE VAPE, SAMA SAJA ATAU SEBUAH SOLUSI?
Mengenang lagi acara Tribute of Kretek, penulis menanggapi isu RPP Kesehatan ini dengan tetap berada di jalan netral. Bukan karena penulis pro atau kontra terhadap RPP Kesehatan Tembakau, melainkan permasalahan yang dibuat para perokok masih menjadi PR bagi kita, apalagi konteksnya adalah ketika kita ingin menyuarakan hak para penggiat tembakau yang sekarang ini diganggu gugat oleh beberapa aturan-aturan baru.
Di dalam acara itu , perkataan yang paling ngena dari MC yang ganteng dan cantik yang penulis jadikan prinsip adalah untuk menjadi perokok santun. Hal tersebut sangat penting untuk disosialisasikan agar tidak merugikan lingkungan sekitarnya.
Bisa kita bayangkan bagi para perokok yang terlalu mengabaikan hal-hal sepele, seperti membuang puntung rokok sembarangan, merokok sambil mengemudi dan hal-hal terlarang lainya.
Kebiasaan tersebut seakan-akan menjadi hal wajar dan normatif untuk dilakukan. Padahal yang kena juga orang lain. Hal itulah yang harus kita sadari betapa pentingnya untuk menjaga attitude ketika merokok, apalagi di tempat umum. Mungkin saja Aturan-aturan yang selama ini disasarkan kepada sektor tembakau diakibatkan oleh ulah para perokok yang begajulan ini. Yha wajar saja sih kalo banyak yang dirugikan kalau para penghisap rokok ini ngawur.
BACA JUGA: SI PECANDU ROKOK AKUT, APAKAH BISA BERHENTI?
Di Indonesia sendiri, asap rokok masih terhempas bebas dan dapat kita hirup setiap saat. Kondisi tersebut, bagi yang bukan perokok tentu akan terganggu dengan adanya asap rokok. Di perkuat juga dengan para perokok yang seringkali merokok tidak pada tempatnya, seakan-akan orang yang ada disekitarnya tersebut telah berkompromi dengan dengan asap rokok yang biasa mereka hirup. Banyak kita jumpai ketika berada di sebuah tempat umum, yang mana terdapat anak kecil, ibu hamil dan orang-orang yang rentan ketika menghirup asap rokok ini.
Kita pernah kehilangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Alm Sutopo Purwo Nugroho yang meninggal akibat kanker paru-paru yang selama ini ia derita. Dikabarkan bahwa penyebab utama dari gejala kanker tersebut diakibatkan oleh lingkungan tempat kerjanya yang mayoritas adalah perokok aktif yang merokok di tempat kerja.
Dari situ tentu kita harus bercermin ulang akan para perokok di Indonesia ini masih banyak yang tidak pakai adab. Entah kenapa ketika saya ingin turut andil untuk menyuarakan isu RPP Kesehatan ini, rasanya saya juga masih memiliki beban moral terhadap ulah-ulah para perokok yang secara nyata tidak banyak yang ingin menyadari betapa pentingnya adab ketika merokok.
“Jadilah perokok yang santun,” menurut penulis merupakan sebuah tagline yang sangat bijaksana, dan harus kita gencarkan agar ketika kita memperjuangkan hak para perokok, dari internal para perokoknya itu sendiri kita telah terbebas dari jeratan dosa-dosa yang selama ini kita lakukan terhadap orang-orang yang tidak merokok. Dengan menjadi perokok santun, harapanya,tidak ada lagi yang merokok sambil mengendarai motor yang tentu hal tersebut sangat berbahaya bagi pengendara lainya.
Menjadi perokok santun saja kurang cukup. Percuma kalo sudah merokok di tempat yang benar, tetapi rokoknya aja masih pakai rokok abal-abal yha sama saja. Rokok ilegal sangat berdampak terhadap kerugian negara.
Untung yang didapatkan dari hasil memproduksi rokok ilegal ini juga tidak main-main. Kemarin saja ada salah satu Kepala Bea Cukai Daerah yang menerima gratifikasi atas penyelundupan rokok ilegal dengan untung yang sangat fantastis
Rokok ilegal masih menjadi momok masyarakat yang sekarang ini keberadanya menghantui warung-warung terdekat kita. Bagi para pemilik warung yang kurang paham rokok ilegal, bisa-bisa pemilik warung tersebut dicurigai telah bekerja sama dengan produsen, padahal tahu saja tidak.
Para konsumen pun terkadang juga sudah kadung tergoda dengan harga yang ditawarkan. Dengan harganya yang sangat merakyat, sudah pasti bagi perokok aktif akan tergoda untuk membelinya.
Padahal tanpa kita sadari, kita tidak akan tahu bahan-bahan yang dipakai untuk membuat rokok ilegal tersebut. Dari perbedaan kualitasnya saja, rokok ilegal cenderung memiliki bau yang menyengat dan warna kertasnya banyak yanag sudah pucat.
Saran penulis sih, kalo emang belum punya duit yha gak usah maksa untuk sebat daripada membeli rokok yang rasanya amburadul.Selain ngerugiin negara,bau menyengat rokok ilegal ini sangat menggangu indra penciuman orang sekitar.
Dan juga jangan lupa puntung rokoknya tolong dikondisikan, apalagi di musim kemarau ini sangat rawan akan kebakaran. Pakai asbak portable agar puntung rokokmu tidak menjadi malapetaka dan marabahaya bagi orang lain. (*/)