
Gampang ngerasa capek sama lawan bicara? Hati-hati! bisa jadi dia energy taker. Tapi kalau ngerasa bahagia sama lawan bicara, nah, itulah energy giver. Tapi, gimana cara ngenalin sifatnya, ya?
FROYONION.COM - Pernah nggak ngalamin pas lagi ngobrol sama seseorang tapi berasa capek atau energi kayak terserap gitu, tapi kalau ngobrol sama satu orang lainnya, mood kita malah jadi naik dan rasanya hidup penuh motivasi?
Karakter dan sifat orang itu beda-beda. Kita bisa ketemu orang yang setelah ngobrol lama sama dia malah jadi capek dan rasanya mau menyudahi obrolan saat itu, dan bisa juga ketemu sama orang yang kalau ngobrol sama dia, kita seakan recharge energi dan bawaannya positif mindful banget.
Ini yang dinamakan tipe manusia dengan energy taker dan energy giver. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adam Grant, seorang profesor di Wharton School University, 25% orang di dunia adalah seorang giver, 19% adalah taker, dan sisanya adalah matcher.
Tipe orang dengan energy taker akan selalu memberi mindset yang negatif kepada orang di sekitarnya. Kenapa disebut menghisap energi? Karena si energy taker ini nggak segan-segan buat mendoktrin isi kepalamu sesuai apa yang ada di kepalanya. Bisa dibilang seakan transfer energi, tapi energi negatif.
Orang dengan energy taker akan buat kamu kehabisan energi, kehilangan motivasi, mood hilang seketika, bahkan mereka bisa menularkan emosi negatifnya kepada kamu, lho.
BACA JUGA: BAHAYA NGGAK SIH PUNYA SIFAT EMOTIONAL SPONGE?
Selain itu, dampaknya juga bisa memengaruhi ke kesehatan mental dan berpengaruh juga pada produktivitas secara keseluruhan.
Hati-hati dengan si energy taker karena energi negatif yang mereka miliki ini bisa menular dan takutnya, kamu malah menjadi orang yang negatif juga. Tipe seperti ini harus banget kamu hindari kalau kamu nggak mau energimu terkuras habis dengan sangat cepat.
Tipe pemberi adalah kebalikannya. Seorang dengan energy giver akan melihat segala sesuatu dengan pikiran yang positif. Mereka ini, nggak akan menghisap energimu, tapi justru memberikanmu energi yang positif. Dengan pancaran energi positifnya, kamu jadi lebih termotivasi, gairah melakukan hal yang produktif meningkat, emotionally stable, nggak akan kehabisan energi karena mereka nggak menyerap energi.
Tipe orang seperti ini yang harusnya didekati. Menurut penelitian Adam Grant, orang dengan energy giver cenderung mudah mendapatkan kesuksesan, karena mereka cenderung cerdas dalam memikirkan sebuah solusi dari permasalahan yang mereka miliki.
Energy taker biasanya adalah tipe-tipe orang egois. Mereka selalu mementingkan dirinya sendiri daripada orang lain. Mereka ini cenderung careless dan hanya peduli pada dirinya sendiri. Energy taker sulit mendapatkan motivasi, karena itulah mereka menyerap energi orang di sekitarnya. Isi kepala mereka penuh dengan kepesimisan, dan akhirnya muncullah energi negatif yang kemudian ditularkan kepada orang terdekatnya.
Orang dengan energy taker juga cenderung hanya fokus ke masalah daripada solusinya, mereka lebih banyak mengeluh daripada bertindak. Si energy taker ini juga hidupnya bergantung banget sama orang lain. Mereka selalu cari perhatian, minta validasi sana-sini supaya orang tau eksistensi mereka di dunia, dan selalu berharap orang lain selalu ada untuk mereka.
Berbeda dengan si energy giver, orang dengan tipe ini justru akan menghargai eksistensi kita tanpa perlu diminta. Mereka adalah orang yang punya jiwa empati besar dan care terhadap orang lain. Mereka juga selalu memberikan dukungan serta bantuan saat dibutuhkan. Bisa dibilang bila di dalam suatu hubungan, mereka ini adalah tipe word of affirmation dan act of service.
Ketika ada masalah yang menimpa, tipe energy giver akan berpikir matang-matang untuk menemukan solusinya daripada terlalu banyak mengeluh. Kehadiran mereka ini selalu ditunggu-tunggu orang terdekatnya karena mereka selalu memberikan energi yang positif dan penuh dengan kebahagiaan bila berada di dekatnya.
Untuk dapat disukai banyak orang, tentu sifat energy giver-lah yang harus kita miliki. Bagaimana caranya untuk menjadi seorang energy giver?
Hal yang perlu dipahami sebelum menjadi energy giver adalah; manusia tidak pernah sempurna, dan kita adalah manusia. Maka dari itu, milikilah batasan untuk memberi kebahagiaan pada orang lain.
Untuk menjadi si pemberi energi, kamu harus selalu memiliki mindset yang positif, penuh dengan keoptimisan, dan rasa peduli yang tinggi. Milikilah rasa bersyukur yang tinggi dan selalu melihat segala sesuatu dengan silver lining, maksudnya melihat sesuatu yang tampaknya buruk dengan sisi yang positif. Dengan begitu, akan lebih memudahkan kamu untuk mendapatkan solusi dan benang merah dari sebuah permasalahan.
Selain itu, kamu perlu berlatih empati. Ketika ada seseorang bercerita padamu, yang perlu dilakukan hanya mendengarkannya dengan penuh antusias alih-alih memberikan solusi. Hanya dengan berempati saja kamu sudah bisa menjadi energy giver bagi orang tersebut. Energy giver dikenal sebagai orang yang penuh motivasi positif, karena itulah kamu perlu meng-encourage orang lain dengan cara menyemangatinya. Saat orang terdekatmu sedang down, berikan mereka kata-kata afirmasi yang dapat menaikkan mood dan semangat mereka.
Ini memang membutuhkan banyak latihan dan mungkin saja dapat menguras cukup banyak energi. Tetapi, bila kalian konsisten melatih otak dan cara berpikir kalian seperti itu, kalian bisa menjadi orang yang selalu berpikir positif dan menjadi seorang energy giver, dan tentunya dampak baiknya tidak hanya berpengaruh pada orang yang kalian temui, tapi juga untuk diri kalian sendiri.
Yang terpenting adalah selalu take care of yourself sebelum take care ke orang lain. Bukan berarti egois, melainkan tahu batasan untuk peduli pada orang lain. Ibarat air dalam cangkir, seimbangkan kepedulianmu kepada orang lain dan dirimu sendiri. (*/) (Photo credit: Ekaterina Bolovtsova)