Food

RUMAH OEI, TEMPAT NONGKRONG YANG ASIK, AUTENTIK, SERTA KLASIK DI LASEM

Menikmati racikan kopi lelet khas Lasem yang begitu halus dan pekat hitamnya di halaman rumah peninggalan keluarga Tionghoa yang masih terjaga kelestariannya.

title

FROYONION.COM - Oei Am pada usia 15 tahun berlayar dan mendarat di pesisir utara pulau Jawa tepatnya di Lasem, dan menetap di Lasem. Pada usia 17 tahun menikah dengan putri asli Lasem yang kemudian diberi nama Tjio Nio (Tjio yang berarti manis atau cantik), seorang gadis yang pandai menari dan membatik. Lalu, pada tahun 1818 Oei Am bersama Tjio Nio mendirikan rumah yang saat ini dikenal dengan nama Rumah Oei.

Rumah Oei sempat kehilangan identitasnya setelah kejadian tahun 1965, tetapi sejak kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid atau sering dikenal dengan nama Gus Dur segala atribut bercorak Tionghoa dapat dikembalikan lagi. Dengan adanya hal tersebut pada kisaran tahun 2016-2018 rumah Oei mulai berbenah menjadi rumah heritage peranakan, kafe, pusat oleh-oleh maupun penginapan.

Salah satu rekomendasi tempat nongkrong buat Civillions di Lasem, Rembang dan sekitarnya jika ingin menikmati kopi lelet khas Lasem dan merasakan suasana pecinan yang autentik. Halaman depan rumah utama digunakan sebagai kedai kopi dengan berbagai macam pilihan menu seperti varian jus, es dawet, es buah, wedang jahe, kentang goreng, nugget goreng, soto kemiri dan masih banyak pilihan menu lainnya.

Meja dengan taplak motif batik khas Lasem dan kursi besi bergaya vintage maupun kursi plastik tertata rapi di halaman depan rumah serta di teras rumah utama  yang dijadikan sebagai kedai kopi. Ditambah dengan adanya pohon mangga yang rimbun menambah suasana kian teduh dan membuat betah para pengunjung untuk berlama-lama di rumah Oei.

Rumah utama dari rumah Oei kini menjadi rumah heritage peranakan, segala macam pernak-pernik perlengkapan rumah tangga yang identik dengan keluarga pecinan ada di dalamnya termasuk tempat ibadah pribadi milik keluarga.

Di belakang rumah tertata rapi meja dan kursi dari kayu yang dimanfaatkan juga untuk pengunjung yang ingin menikmati suasana di rumah Oei dengan nuansa belakang rumah yang berhadapan langsung dengan penginapan yang bernama Wisma Pamilie. 

Penginapan yang disediakan di sini pun masih mempertahankan gaya pecinan yang sederhana namun berkelas, dengan kisaran harga mulai dari 100 ribuan untuk kamar tanpa AC yang dapat diisi 1 orang, serta kamar seharga Rp500 ribu sampai 750 ribu yang bisa diisi sampai 4 orang per malamnya.

Seorang pengunjung bernama Myta yang notabene adalah seorang guru salah satu SMA swasta di Lasem juga kerap mampir di rumah Oei selepas mengajar untuk melepas penat dan bertemu dengan kawan-kawannya sewaktu sekolah dulu.

Saya selaku penulis artikel ini juga sering menghabiskan waktu di rumah Oei ketika sedang berkunjung ke Lasem, sembari menikmati racikan kopi hitam khas Lasem yaitu kopi lelet dengan ‘ngelelet’ kopi di rokok (melukis atau membatik di rokok dengan ampas kopi yang mengendap). Menikmati suasana rumah pecinan kuno yang masih kokoh meskipun sudah berusia sekitar 204 tahun. Suasana yang tenang nan sejuk terlebih ketika malam datang sangat cocok untuk berproses kreatif maupun bercengkrama dengan kawan-kawan.

Dengan adanya rumah Oei ini, kaum muda-mudi di Lasem tidak kebingungan lagi untuk menghabiskan waktu bersama, bukan hanya sebatas tempat tongkrongan biasa, rumah Oei adalah sebuah kafe spesial yang memiliki nilai plus tersendiri dibanding dengan tempat tongkrongan lain, nilai historis serta edukatif itulah yang membedakan kafe ini dengan kafe-kafe yang lain.

Rumah Oei berada di jalan Jatirogo no. 10, Karangturi, Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Buka setiap hari dari pukul 8 pagi sampai pukul 12 malam. Dengan berbagai varian menu makanan berat maupun ringan serta minuman yang tak kalah banyak pilihannya dari minuman tradisional sampai modern. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Imam Luqman

Mahasiswa Sastra Indonesia tingkat akhir di salah satu kampus negeri di Surabaya, anggota masyarakat urban di Surabaya dan aktif di kesenian teater dan film pendek