Tips

JANGAN BINGUNG KALO PUNYA LEBIH DARI SATU PASSION

Pernah nggak lo merasa passion lo banyak? Sampe bingung apa sebenernya passion lo?

title

FROYONION.COM - Ada pepatah, “Do what you love, and you'll never work another day in your life,” dan banyak yang meyakini what you love ini maksudnya passion. Hal yang kita suka banget kerjain. Nyatanya, hal yang kita suka saat ini aja bisa beda sama lima tahun yang lalu. Apalagi lima tahun ke depan.

Gue termasuk orang yang nggak merasa kuliah salah jurusan. Gue enjoy banget sama pelajarannya. Tapi waktu gue kerja di bidang yang lumayan berbeda, ternyata gue juga enjoy aja. 

Sampai gue ada di satu titik dalam hidup di mana gue concern sama hidup sehat, terus gue kepikiran, kenapa gue dulu nggak ambil jurusan kuliah yang berguna buat hidup yah? Apa sekarang passion gue berubah jadi kesehatan? Padahal dulu anak Teknik.

Setelah dipikir-pikir, jurusan gue nggak salah kok. Gue inget enjoy ngerjain praktikum lab, tugas, dan kegiatan mahasiswanya. Gue nggak merasa itu semua useless

Kalo lo pernah nonton film 500 Days of Summer, ada quote ini, “People change. Feelings change. It doesn't mean that the love once shared wasn't true and real.” Dan gue rasa hal ini berlaku bukan cuma ke hubungan, tapi juga rasa cinta kita ke passion.

BACA JUGA: CARA MENCINTAI PASSION KITA

Passion kayak jodoh. Datang di saat yang tepat, pergi juga di saat yang tepat. Jadi kalo kalian butuh waktu untuk cari jodoh, maka kita juga butuh waktu untuk ketemu sama passion di saat ini. 

Jangan merasa telat banget karena baru mulai sekarang karena emang waktu yang tepat buat kita mulai ya baru sekarang. Kemaren kan masih fokus sama passion yang sebelumnya, yang kalo ngelakuinnya bener juga pasti berguna buat lo sekarang.

Sama kalo kita PDKT sama orang dan nggak ngerasa cocok, kita juga bisa merasa cocok di satu bidang kemudian nggak cocok lagi. Nggak apa-apa untuk ganti haluan, atau bahkan punya lebih dari satu ya. 

Bukan berarti kita plin-plan. Itu artinya kita tumbuh keluar dari comfort zone kita, menuju zona luar yang lebih luas. Bisa juga kita udah kelar sama passion kita yang pertama, dan pindah ke passion yang lain. Butuh waktu untuk tau passion kita, dan seiring waktu bisa jadi passion kita bercabang. 

Baru-baru ini, ada kabarnya Marie Kondo nyerah beberes rumah. Gue rasa dia adalah salah satu contoh yang tepat untuk topik alih haluan ini. Bukan berarti yang dia lakukan kemarin sia-sia kan, cuma udah selesai aja masa-masa dia passionate di bidang beberes. 

Ilmu yang dia share kemarin masih dipake banyak orang sampe sekarang. Mungkin Marie Kondo sekarang punya passion lain yang dia mau dalemin lagi.

Dari mana kita tau itu beneran passion kita atau cuma sekadar hobi doang?

Yang jelas, hobi itu tidak mengikat, sedangkan passion takes guts and time. Lo bisa lakuin hobi lo kapan aja. Ngga ada target. Skill lo ngga berkembang juga lo merasa nggak apa-apa, tapi passion adalah sesuatu yang lo pengen gali lebih dalam setiap hari.

Ketika lo udah memilih mendalami satu passion, komitmen di situ. Baca banyak sumber. Ngobrol sama banyak praktisi. Praktekin di kehidupan lo sehari-hari dan evaluasi terus supaya ada improvement. Latihan setiap hari meski cuma setengah jam.

Ada yang namanya 10,000 hours rule, yaitu kita butuh latihan 10.000 jam untuk mencapai mastery. Tapi ada juga yang namanya deliberate practice, yaitu latian yang tujuannya improvement, bukan cuma sekadar senang-senang aja. 

Jadi dari 10.000 jam itu bukan latian yang diulang-ulang doang, tapi skill-nya harus meningkat. Gimana caranya?

Gue nonton anime yang judulnya Haikyuu, yang tokoh utamanya passionate banget sama olahraga bola voli. Singkat cerita, dia bisa improve karena dia punya mentor dan partner yang kasih feedback. Jadi latian hari ini sama latian besok ada bedanya.

Pernah nggak kalian mikir kenapa sih sekolah di Indonesia itu banyak banget mata pelajarannya? Toh nggak semua kita pake juga di kehidupan nyata. Gue rasa, mungkin itu sebenernya karena mereka pengen kita terpapar sama banyak bidang, biar kita bisa tahu apa yang MUNGKIN kita suka.

Kalo kita ngga pernah tau dan nyicipin Kimia itu kayak gimana, kita nggak akan tau kan kalo kita nggak suka? Hehehe. Tapi kan ada yang akhirnya suka dan bahkan jadi ilmuwan. Meskipun ya masih banyak yang harus dibenerin ya dari sistem pendidikan di sini.

Anyway, kita juga nggak akan tau apakah passion kita cuma satu atau lebih, kalo kita ngga pernah nyobain hal lain. Butuh waktu buat tau apa yang kita suka, dan butuh waktu juga untuk menjalaninya. Cara apa yang nyaman buat kita, kapan dan gimana belajarnya, latihan sama siapa. We just have to find what works for us.

Di sisi lain, we also have to pay our bills. Realistisnya, kita perlu duit untuk bertahan hidup. Kalo passion kita jadiin kerjaan, emang ada konsekuensi passion itu nggak akan terasa nyenengin lagi. Tapi coba dibalik. Kalo kata orang Sunda, “Don’t just do what you love, but love what you do.

Lo bisa aja ngga usah pusing nyari passion ke mana-mana. Cukup dengan kasih sedikit passion lo ke apa aja yg lo kerjain saat ini, udah akan cukup mengubah hidup lo. 

Dengan berusaha suka sama apa yang lo kerjain, akan bikin kerjaan lo lebih terasa enteng. Karena sekarang lo melakukannya with a happy mind. Kan katanya ngerjain passion bikin happy. Jadi coba kasih sedikit passion biar lo ngerjainnya juga happy.

Jadi dari sini kita bisa ubah indikator kita buat memutuskan sesuatu. Bukan lagi “ini bikin gue seneng nggak ya?” tapi jadi “ini bikin gue improve jadi lebih baik nggak ya?” (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Avida Sa'aya

Ibu anak dua yang suka nulis suka-suka. A human being with many interest. Suka jalan-jalan, tapi juga doyan mager di rumah.