Sports

MEMAHAMI KEKECEWAAN FANS MOBILE LEGENDS USAI KEKALAHAN ONIC DI TURNAMEN M5

Pertemuan Onic (Indonesia) dengan AP Bren (Filipina) pada final match turnamen Mobile Legends M5 belum bisa menuai kemenangan. Skor akhir 3-4 mengecewakan fans MLBB Indonesia.

title

FROYONION.COM - Turnamen Mobile Legends bertajuk M5 Championship telah tuntas digelar dengan tim esports asal Filipina kembali memenangkannya. Di laga final yang berlangsung ketat dan sengit, AP Bren berhasil menundukkan Onic Esports dengan skor akhir 4-3.

Hal itu menimbulkan kekecewaan bagi penggemar MLBB di Indonesia yang mengidam-idamkan trofi tertinggi untuk kompetisi game moba buatan Moonton tersebut. Pasalnya, dalam lima kali keikutsertaan tim esports Indonesia di M-Series Championship, hanya sekali saja mereka berhasil memenangkannya.

Suka tidak suka, mesti diakui sejauh ini hanya EVOS Legends saja, tim Indonesia yang berhasil membawa pulang trofi M Series. Itupun di tahun pertama atau M1 yang kemudian diganjar dengan skin Harith sebagai kenang-kenangan.

BACA JUGA: 12 HEROES MOBILE LEGENDS PALING SERING DI-BAN DI TAHUN 2023

Tahun-tahun berikutnya setelah M1, menjadi titik balik bagi tim MLBB asal Indonesia. Mereka bahkan gagal di MSC dan SEA Games. 

Yang teranyar, di tahun 2023 ini mereka gagal di IESF bahkan tak lolos play off di SEA Games. Kegagalan di M5 ketika trofi tersebut sudah di depan mata, hanya melengkapi hasil buruk yang diraih tim esport Indonesia.

ANTIKLIMAKS BAGI Onic

Onic Esports di MSC bulan Juni 2023 lalu memberi harapan baru bagi tim Indonesia untuk menyongsong M5 yang digelar akhir tahun ini. Masuknya Kairi di tim berjuluk Raja Langit itu mengisi lubang untuk posisi jungler di tim tersebut.

Hal itu dipertegas dengan performa Onic saat tampil di MPL ID season 12. Terlihat sangat menjanjikan untuk melawan rival utama tim Indonesia, yakni tim asal PH atau Filipina di M5 nanti.

Sebanyak tiga turnamen M-Series sebelumnya dimenangkan oleh tim asal Filipina dengan tiga tim yang berbeda, yakni Bren, Blacklist International, dan Echo. Jika hidup soal menunggu giliran, semua terlihat masuk akal ketika banyak fans MLBB Indonesia menganggap M5 akan menjadi milik mereka.

Menyapu bersih semua laga dengan kemenangan dan mencetak winrate 100% sebelum grand final, bahkan menghajar telak AP Bren dengan skor 3-0 di babak final Upper Bracket, kian mendekatkan impian fans MLBB Indonesia merengkuh trofi M5.

Sayangnya babak final justru hadir menjadi ujian sesungguhnya bagi Onic Esports. Diperkirakan bisa menang dengan mulus melawan AP Bren lagi, yang terlihat mereka justru keteteran. Bahkan mereka tertinggal lebih dulu dengan skor 3-1 dan siapapun yang menonton penampilan Onic malam itu pasti akan menganggapnya sudah selesai.

Beruntung mereka dapat memperpanjang nafas dan memaksakan game ke-7 untuk AP Bren.

BACA JUGA: 5 HERO COUNTER MARTIS MOBILE LEGENDS 2023 HYPER YANG BIKIN MUSUH KETAR KETIR

Game ke-7 berjalan di luar rencana bagi Onic. Memang bukan hanya kali ini saja mereka menghadirkan draft yang terlihat kurang meyakinkan. Cuma mereka pada akhirnya, entah bagaimana bisa menutupi itu dengan permainan mereka yang apik.

Hanya saja kehadiran Yve untuk pick terakhir di match penentuan seperti itu terlihat gambling. Meski bisa dipahami bahwa alasan pick Yve untuk melakukan zoning ke hero tabrak musuh dan untuk clear wave minion. Namun Yve terkena nerf parah di patch sebelumnya yang membuatnya masuk goa bersama Parsha.

Sedangkan hero pick AP Bren terlihat meyakinkan. Di sisi mereka ada Faramis, Khaled, Edith, Brody dan Fredrinn.

Jika diperhatikan, draft pick AP Bren terlihat mengincar kemenangan early game. Sementara Onic masih menyisakan dua hero untuk late game yakni Yve dan Claude.

Dan yang terjadi kemudian adalah AP Bren bermain sangat agresif di awal dan banyak melakukan beberapa blunder yang berbuah point kill bagi Onic. Jika Onic ingin memenangkan game ke-7 mereka hanya perlu bersabar dan menunggu hingga late game (sekitar 15 menit ke atas) sampai Yve dan Claude punya damage yang pedih.

Sayangnya Onic justru bikin blunder di perebutan Lord menit ke-13. Dimulai dengan Kairi (Baxia) yang dengan polosnya masuk rumput tanpa perhitungan. Juga kemudian player Onic lainnya ikut meladeni war padahal gold mereka tertinggal tujuh ribuan ditambah kalah jumlah mengingat Baxia (Kairi) sudah tumbang.

Yang terjadi berikutnya adalah AP Bren berhasil merebut kemenangan dan menjadi juara.

TANGISAN KAIRI DAN MEMAHAMI KEKECEWAAN FANS MLBB INDONESIA

Belakangan beredar video yang menampilkan Kairi tengah menunduk di kursinya selepas game dan Coach Yeb tengah menguatkannya. Sedangkan Butss dan player lainnya hanya bisa termenung di kursinya.

Tak butuh waktu lama bagi fans MLBB Indonesia untuk menganggap Kairi sebagai impostor karena dia adalah orang Filipina. Mudah bagi mereka untuk menganggapnya sengaja mengalah demi negaranya.

Padahal jika dilihat dengan seksama, ketidaksabaran dan kurang cermatnya player Onic di war terakhir adalah penyebabnya.

Meski merupakan cara yang salah buat mengungkapkan kekecewaan atas kekalahan Onic, kekecewaan fans MLBB Indonesia sebetulnya wajar belaka.

Kegagalan di M5 berarti harus menunggu setahun lagi untuk gelaran M6 bagi fans MLBB Indonesia yang jadi peminat nomor 1 game ini. Itupun jika ada tim Indonesia yang cukup menjanjikan dan tidak gentar ketika melawan tim asal Filipina.

Belum tentu juga game MLBB masih diminati mengingat hype untuk game itu sudah cukup mereda di pasar ASEAN. Bahkan pendapatan mereka merosot dan kabarnya Moonton pun mau ditawarkan ke sana-kemari oleh Bytedance.

Melansir Statista.com, di tahun 2023 saja mereka hanya mengumpulkan sekitar USD 104 juta hingga bulan Agustus lalu. Jumlah tersebut berbeda jauh dengan raihan tahun 2021 lalu saat mereka mencetak pendapatan tertinggi dengan total USD 229 juta.

Jika boleh melebih-lebihkan, bisa saja tahun 2024 mendatang menjadi tahun yang berat bagi game MLBB. Hal itu mungkin saja akan berpengaruh pada turnamen game tersebut dan bahkan bisa jadi turnamen M5 jadi yang terakhir.

Kekecewaan tersebut juga layak dimaklumi karena dengan kekalahan Onic berarti sudah keempat kalinya tim Indonesia dipecundangi tim Filipina dan siapapun pasti lelah dengan itu. Sama lelahnya saat mendukung tim sepakbola kita.

Bahkan salah satu mantan pro player MLBB yang kini menjadi streamer di YouTube, Jonathan Liandi mengaku sempat termenung selama setengah jam di depan komputer setelah live nobar M5 karena tak menyangka kalau Onic yang sekuat itu bisa gagal meraih trofi M5.

Pernyataan yang sama juga keluar dari XINNN yang merupakan mantan proplayer yang pernah membela tim RRQ. 

Sementara Oura mantan proplayer yang pernah membawa EVOS Legends meraih M1 menyebut kekalahan Onic di game ke-7 diawali karena Kairi mengalami tilting atau kesulitan mengontrol emosi yang membuatnya sulit bermain dengan jernih.

Namun OhMyV33nus yang merupakan proplayer Filipina yang bermain untuk Blacklist International menyebut, jika ada yang patut disalahkan itu bukan Kairi melainkan Butss, explaner Onic. 

Pemain yang membawa Blacklist International menjuarai M3 menyebut sudah tugas Exp laner untuk menggendong semua tim dari early hingga mid game. Namun yang terjadi justru Butss kerap tertinggal 2000 hingga 3000 gold dari Explaner lawan. Tak heran jika kemudian FlapTzy menjadi MVP di gelaran M5.

Kekalahan ini mungkin akan menjadi kekalahan paling diingat oleh fans MLBB mengingat Onic sudah sangat dekat trofi juara M5 andaikan bermain lebih jernih. Rasa kecewanya sebanding dengan saat kamu sedang pedekate dengan seseorang dan ketika kamu menganggap doi akan mau jadi pacarmu, doi malah jadian sama yang lain. Nyesek, tho?

Beruntung kekecewaan semacam itu tak pernah bertahan lama. Sebab masih banyak hal lain yang lebih mengecewakan di luar sana, bukan? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan