Tips

MENYIASATI DIRI BIAR NGGAK TERJEBAK BUDAYA ‘HUSTLE CULTURE’

‘Hustle culture’ seolah udah melekat pada anak muda zaman sekarang. Apa sih ‘hustle culture’ itu sendiri? Apakah penting untuk diadopsi semua pekerja?

title

FROYONION.COMSetiap orang, baik itu orang tua maupun anak muda pasti memiliki keinginan dan cita-cita yang ingin dicapai. Untuk mencapai cita-cita tersebut, dibutuhkan kerja keras dan juga pengorbanan. 

Buat yang udah kerja, lo pasti pernah bekerja terlalu effort bahkan sampe lupa waktu, kadang juga nggak memerhatikan kondisi tubuh lo sendiri. Nah kalo udah gitu, artinya lo udah terjebak ke dalam hustle culture.

Pengertian hustle culture sendiri menurut Oxford Learner’s Dictionary, adalah budaya yang mendorong seseorang untuk bergerak lebih cepat secara agresif. Atau dalam dunia kerja adalah bekerja lebih keras dari waktu normal untuk mencapai suatu kesuksesan dalam waktu yang cepat. 

Orang-orang yang terjebak dalam budaya tersebut cenderung meluangkan sedikit waktu untuk beristirahat. Bahkan di waktu luangnya pun mereka masih mikirin kerjaan!

Budaya ini tuh katanya udah ada sejak 1970, Civs. Ditambah lagi dengan adanya era internet yang membuat semua pekerjaan jadi lebih mudah seperti adanya email sampai sistem administrasi digital. 

BACA JUGA: GENERASI Z, PERLUKAH QUIET QUITTING?

APA PENYEBABNYA?

Di zaman sekarang, anak muda seringkali terjebak dalam budaya ini, Civs. Kenapa? Soalnya ada satu konsep yang erat banget di kalangan anak muda, yaitu melakukan apa aja selagi masih muda dan badan sehat. Nah, faktor ini nih yang menjadi salah satu penyebabnya.

Salah satu pakar kesehatan tidur klinis, Martin Reed, menyebukan bahwa beberapa orang terus memeriksa email ketika mereka sudah pulang ke rumah. Nggak jarang juga tugas kantor sampai dibawa dan dikerjakan di rumah. Lo sendiri pernah nggak kayak gini, Civs?

BACA JUGA: DAMPAK ‘HUSTLE CULTURE’ BAGI KESEHATAN MENTAL ANAK MUDA DAN CARA MENGATASINYA

ADA DAMPAKNYA NGGAK, SIH?

Nggak salah sih kalo kita bekerja lebih keras untuk mencapai sebuah kesuksesan, apalagi kalo masih muda kayak sekarang. Sebisa mungkin nyari kerja tambahan buat nabung. Jadi pas tua tinggal nikmatin hasilnya.

Walaupun dampaknya baik buat diri lo ke depannya. Tapi yang namanya kerja berlebihan tetap nggak baik. Hustle culture tetap punya dampak negatifnya, dan dampak tersebut nggak main-main.

Apa aja dampaknya? Simak penjelasan berikut, Civs!

1. NAMBAH PENYAKIT

Kayak kata gue sebelumnya, semua yang berlebihan itu nggak baik. Kalo lo kerja lebih dari 50 jam per minggu, itu bisa ningkatin risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, kayak serangan jantung dan penyakit jantung koroner yang mematikan. Itu kata penelitian dari Current Cardiology Reports tahun 2018. 

Postur badan juga bisa berubah karena terlalu lama bekerja, apalagi buat pekerjaan yang mengharuskan lo duduk di depan komputer selama lebih dari 8 jam per hari.

Nah, yang paling banyak dirasain ama pemuda-pemudi jompo adalah sakit punggung, mata lelah, sampe penyakit Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Penyakit-penyakit tadi tentu aja nggak bisa kita remehin.

2. KESEHATAN MENTAL JADI TERGANGGU

Tuntutan yang datang dari diri sendiri dan orang-orang di sekitar lo untuk mencapai kesuksesan bisa berkontribusi membuat pikiran jadi tambah stres. Ditambah lagi tuntutan pekerjaan yang nggak ada habisnya.

Akibatnya, seseorang yang terjebak dalam hustle culture sering mengalami gangguan kecemasan sampe gejala depresi. Ketika lo udah mengalami gejala seperti itu, bisa ngebuat tubuh melepaskan hormon stres. 

Untuk ngurangin kadar hormon stres, biasain istirahat yang cukup dan sepenuhnya antara tubuh dan juga pikiran. 

Untuk itulah, penting banget buat kita untuk mengetahui apa itu hustle culture biar bisa menghindari tekanan yang terlalu tinggi buat kesehatan mental. 

3. KEHILANGAN WORK LIFE BALANCE

Udah pada nggak asing kan sama istilah work life balance? Yup, sebuah kondisi keseimbangan antara karier dan juga kehidupan pribadi.

Sebagian menganggap kalo work life balance dapat dicapai ketika karier kita mengalami peningkatan dibarengi juga dengan kehidupan pribadi yang bahagia.

Lagi-lagi, hustle culture jadi penyebab kenapa banyak karyawan jadi merasa bersalah kalo mengambil banyak waktu istirahat dan lebih memprioritaskan kehidupan personal. 

CARA MENGATASINNYA?

Nggak cuma dampak buruk buat kesehatan, hustle culture juga berdampak pada psikis, Civs. Untuk menyiasati biar lo nggak terjebak budaya ini, ada baiknya lo mulai perhatiin ritme dan durasi kerja lo biar seimbang. Berikut tipsnya:

1. STOP MEMBANDINGKAN DIRI DENGAN ORANG LAIN

Udah bukan rahasia umum lagi kalo sosmed jadi salah satu penyebab tekanan yang menciptakan budaya ini. Namanya juga sosmed, udah pasti yang ditampilin cuma yang bagus-bagus doang, prosesnya nggak. Semua orang pengen keliatan superior dan sukses. Kenyataannya? Belum tentu, kan? Jadi, berhenti membandingkan diri lo dengan kesuksesan orang lain.

2. TAU BATASAN DIRI

Mengetahui batasan diri dan mulai buat batasan yang jelas, misalnya tahu kapan harus ngomong ‘tidak’, nggak terlalu memaksakan pekerjaan dengan mengistirahatkan tubuh. 

Sebanyak apapun pekerjaan atau kegiatan, usahakan selalu luangkan waktu buat istirahat, apalagi kalo udah larut malam. 

Merencanakan dan mengatur jam istirahat bisa mempermudah lo menjaga batas antara waktu kerja dan waktu luang buat diri sendiri.

3. JALANI HOBI

Lo bisa cari waktu luang di luar jam kerja, setidaknya jalanin hobi lo sekali seminggu biar work life balance tetap jalan. Kalo lo bisa menjaga tubuh dan ketenangan, otomatis bikin lo jadi lebih sehat dan bahagia, termasuk juga saat menjalankan pekerjaan. 

4. MENERAPKAN ‘BREAK CULTURE’

Ini yang paling penting, menerapkan break culture, yaitu budaya yang mengajak untuk bekerja dengan waktu yang sedikit, tapi dengan pikiran yang lebih fokus dan jernih. Cara yang paling sederhana adalah nempelin poster-poster yang dipajang di dinding biar pikiran lebih fresh

Peka terhadap tanda-tanda rekan kerja melakukan pekerjaan yang berlebihan dari biasanya, termasuk yang nggak bisa keep up dengan ekspektasi dan workload-nya. Kalo udah waktunya istirahat, biasain langsung istirahat, jangan ditunda-tunda lagi. Ini juga bertujuan untuk memberi contoh kepada rekan lain, terutama buat yang baru aja bergabung dan beradaptasi dengan budaya kantor. 

Itulah beberapa penjelasan mengenai hustle culture yang udah melekat pada anak muda zaman sekarang dan cara menyiasatinya biar nggak terjebak pada budaya tersebut. Mulai sekarang bijak mengatur waktu dan juga prioritas ya, Civs! Work hard, play hard, dan nggak lupa istirahat. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Annisa Paramadina Rahmi

Mahasiswa nyambi freelancer