Music

MUSISI ZAMAN SEKARANG MEMBUAT LAGU YANG ‘TIKTOK ORIENTED’, EMANG BOLEH?

Melihat adanya kesempatan bahwa lagunya bakal viral di TikTok, apakah musisi zaman sekarang bakal mencoba membuat lagu yang TikTok oriented? Lalu, apakah formula ini boleh digunakan oleh musisi?

title

FROYONION.COM - TikTok menjadi salah satu platform yang turut menyebarluaskan konten musik. Sejumlah lagu karya musisi pun tidak jarang disebut sebagai “lagu TikTok”.

Berikut beberapa judul lagu yang tentu pernah kalian dengar selagi scrolling TikTok.

  • Bilal Indrajaya - Niscaya 
  • The Lantis - Lampu Merah
  • Tiara Andini - Kupu-kupu
  • Rumahsakit - Panasea

BACA JUGA: MUSISI HIPHOP YANG GABUNG BRAND BAKAL DAPAT NYINYIRAN ‘SELL OUT’, EMANG IYA?

Lagu yang viral atau menggaet banyak jumlah pendengar dinilai mampu menaikkan popularitas mereka sebagai musisi. Kesempatan tersebut juga bisa membawa musisi ke atas panggung besar festival musik.

Froyonion.com bertemu dengan Wendi Putranto, CEO Lokananta Bloc sekaligus pengamat musik tanah air pada Rabu (22/5). Simak wawancaranya di bawah ini.

Boleh gak sih musisi bikin lagu yang TikTok oriented dengan tujuan supaya viral?

Berharap lagu menjadi viral itu cukup jadi bentuk promosi lagu aja, tapi jangan jadi tujuan. Karena tujuan menciptakan lagu bukanlah untuk viral.

Buat gue musik itu kan bentuk ekspresi. Jadi jangan dipasung atau jangan dikekang dengan tujuan supaya viral, gitu.

Karena tujuan utamanya dari lo menciptakan lagu itu untuk dirilis dan disebarluaskan. Tujuan merilis lagu juga kan supaya ide gak cuma berhenti di pikiran, tapi ada output-nya.

Salah satu metode penyebarannya yaitu lewat medium TikTok sebagai platform yang saat ini sedang populer dan bisa mencuri perhatian banyak orang.

BACA JUGA: BASBOI: MENGHIDUPKAN KEMBALI NOSTALGIA URBAN DALAM ERA MODERN

Setiap minggu biasanya ada ribuan lagu yang baru rilis di seluruh dunia. Sulit mendapat spotlight kalau kalian gak pandai dalam mempromosikan lagu baru.

Nah, TikTok menurut gue jadi salah satu medium yang paling jitu untuk mencuri perhatian anak muda zaman sekarang, khususnya Gen Z. Bahkan lagu lama pun bisa naik kembali gara-gara TikTok.

Lewat lagu yang dibuat, musisi berbagi resonansi ke pendengar dengan isi pesan yang sampai ke telinga mereka. 

Membuat pendengar merasa relate dengan lirik dan musik yang dibuat. Menurut gue itu sih hakikat tujuan bermusik.

Apakah membuat lagu dengan tujuan viral akan membatasi kreativitas?

Tujuan utama musisi bikin lagu tentunya bukan supaya viral. 

Yang lebih penting daripada mencari viral adalah mencari royalti yang banyak. Jadi menurut gue, viral itu efek samping.

BACA JUGA: LINTAS RESONAN: WADAH KOLABORASI BAGI MUSISI LINTAS GENRE UNTUK EKSPLORASI

Tujuan dalam menciptakan musik adalah supaya musik kalian bisa menggugah dan bisa menggetarkan hati pendengar, gitu.

Entah mereka pendengar lagi patah hati, stress, ingin menikah, atau butuh hiburan. Nah, musik hadir di situ untuk menjadi soundtrack yang menemani kehidupan masing-masing orang.

Bagaimana dengan membuat lagu yang movie oriented?

Itu kan musik yang diciptakan dalam bentuk scoring materials, tapi filmnya belum ada. Ya, itu kayak White Shoes & the Couples Company menciptakan albumnya yang berjudul 2020.

Dan mereka berharap ada sutradara yang merespons karya mereka itu untuk diangkat ke layar film. 

BACA JUGA: QUENTIN: MENEMBUS RUTINITAS DENGAN MUSIK INDIE ROCK YANG SINEMATIK

Coba dengerin album terakhirnya White Shoes & the Couples Company. Dan format lagu di dalam albumnya memang scoring. Wah, itu keren banget! Pendengar bisa membayangkan adegan yang terjadi saat itu, lewat musik yang diputarkan.

Itulah hasil wawancara dengan Wendi Putranto membicarakan tren musik di Indonesia. Musik yang hakikatnya menyimpan pesan yang dibagi untuk pendengar, rasanya tidak akan tersampaikan penuh kalau hanya didengar lewat TikTok.

Berbeda dengan musik untuk film yang tidak terbatas pada durasi atau aturan lainnya. Semoga hasil wawancara ini turut menambah wawasan pembaca tentang tren musik di Indonesia. Simak artikel musik lainnya di Froyonion.com rubrik Music. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung