Music

MENERKA ALASAN DI BALIK INDONESIA NGGAK MASUK DAFTAR THE ERAS TOUR TAYLOR SWIFT

Ayah, mengapa aku terlahir WNI? Konser Coldplay cuma sehari, Taylor Swift bahkan nggak ke sini! 

title

FROYONION.COM - Melalui akun Instagram resminya pada tanggal 20 Juni lalu, Taylor Swift mengumumkan jadwal internasional untuk tur dunianya bertajuk The Eras Tour. Setelah sebelumnya terungkap jadwal untuk leg Amerika Utara dan Amerika Latin, kini giliran Asia, Australia dan Eropa yang dapat giliran. 

Tapi, pengumuman jadwal konser ini justru bikin banyak penggemar kecewa. Banyak negara yang di-skip, mulai dari Kanada, Filipina, India, Chile sampai Indonesia! Padahal, basis penggemar Taylor terkenal cukup besar di beberapa negara tersebut. 

Bahkan, Swifties (sebutan untuk penggemar Taylor Swift) di Kanada sudah menahan diri untuk nggak membeli tiket konser di Amerika karena mereka memilih untuk menunggu tanggal konser di negaranya sendiri. 

Swifties Indonesia juga nggak kalah sedih. Sempat beredar rumor bahwa Indonesia akan masuk list konser di bulan Maret 2024 mendatang. Salah satu promotor lokal juga sempat memberikan tease bahwa akan ada big artist yang mereka bawa pada 2024.  

Dalam jadwal konser terbaru yang dibagikan, tercatat hanya Jepang dan Singapura yang akan disambangi pelantun Love Story itu di benua Asia. Situs Ticketmaster juga menjelaskan bahwa Singapura akan jadi pemberhentian satu-satunya untuk The Eras Tour di Asia Tenggara. 

Dengan basis penggemar yang cukup besar di Asia Tenggara khususnya Indonesia, kenapa ya negara kita malah nggak kebagian jadwal konser?  

BACA JUGA:

6 HAL INI BAKAL BIKIN KALIAN MAKIN EXCITED NUNGGU ‘SPEAK NOW (TAYLOR’S VERSION)’! 

SISTEM TICKETING YANG CARUT MARUT 

Penyanyi berusia 33 tahun ini sebelumnya sempat menyambangi Indonesia untuk gelaran RED Tour in Asia pada 2014 lalu. Saat itu, ia diboyong Electronic City Entertainment selaku promotor dan konsernya bertempat di Mata Elang International Stadium (MEIS) Ancol.  

Sayang, kesalahan sistem membuat sejumlah tiket yang dijual melalui gerai 7-Eleven terpaksa dibatalkan. Ada sekitar 449 tiket kelas Bronze dan 619 tiket kelas Silver yang dikembalikan. Walau uang pengembalian diterima 100%, namun para penggemar sudah nggak bisa melakukan pembelian lagi karena tiket dinyatakan sold out

Carut marut sistem ticketing ini mungkin terdengar ke telinga tim Taylor Swift dan membuatnya ogah datang ke Indonesia lagi. Buktinya, 1989 World Tour dan Reputation Stadium Tour sama-sama nggak menyertakan negara Indonesia dalam daftarnya. 

Taylor Swift terkenal sebagai artis yang protektif pada penggemarnya. Saat The Eras Tour baru saja memulai leg Amerika Utara, ia sempat menyemprot Ticketmaster selaku mitra penjualan tiket konser di story Instagramnya lantaran dinilai menyulitkan penggemar yang hendak membeli tiket. 

“Kenapa penggemarku seperti harus bertarung dengan beruang untuk bisa mendapatkan tiket?” Demikian sepenggal amarah penyanyi pecinta kucing itu. Pasalnya, Ticketmaster menerapkan dynamic pricing yang membuat harga tiket melambung tinggi sesuai demand dari calon pembeli. 

Nggak hanya itu, banyak juga terdapat scalpers alias calo yang menaikkan harga secara gila-gilaan. Bahkan, sempat ditemukan ada satu tiket yang dijual secara daring seharga USD 95.000 atau setara dengan Rp1.4 miliar. 

Calo juga masih jadi masalah klasik perkonseran di tanah air. Masih jelas di kepala bagaimana calo konser Coldplay menjual kembali tiket Ultimate Experience yang memiliki harga normal Rp11 juta menjadi Rp60 juta. 

Maraknya calo ini juga mungkin sudah terdengar sampai manajemen Taylor Swift dan membuat mereka memikirkan ulang tentang kemungkinan menggelar konser di Indonesia. Apalagi, melansir dari laman Terms and Conditions di situs Ticketmaster.sg, ada satu poin yang dengan tegas melarang adanya praktek calo. 

Dalam poin keempat disebutkan bahwa tiket akan menjadi invalid jika dijual ulang atau ditawarkan untuk dijual. Tiket yang dijual melalui pihak ketiga atau outlet lain yang nggak resmi termasuk situs penjualan atau pelelangan, akan dianggap nggak valid dan ditolak masuk. 

Kebijakan ini memang dimaksudkan supaya penggemar bisa membeli tiket dengan lebih aman dan nyaman secara resmi serta meminimalisir praktek calo. Tapi, akan beda ceritanya jika calo justru berasal dari orang dalam yang masih berkaitan dengan promotor. 

BACA JUGA:

TAYLOR SWIFT NYANYIKAN 44 LAGU TANPA JEDA SEKALI KONSER, KOK BISA? 

THE POWER OF ORANG DALAM

Selain calo, kekuatan orang dalam juga sudah jadi rahasia umum di sini. Penonton konser yang memiliki relasi dengan promotor bisa dengan mudah mendapat tiket atau duduk di barisan terdepan, mengalahkan mereka yang mati-matian war ticket dan memang sudah ngefans sejak lama. 

Padahal, bisa jadi orang-orang yang punya relasi orang dalam ini sebenarnya nggak terlalu ngefans dengan si artis yang menggelar konser. Istilahnya sih fomo atau fear of missing out, sebutan untuk mereka yang takut ketinggalan tren sehingga mengikuti semua hal yang dianggap kekinian. 

Sebagai contoh adalah saat konser BLACKPINK: BornPink in Jakarta pada Maret lalu. Beberapa pemegang tiket Platinum terpaksa duduk di pagar pembatas karena tempat duduk mereka tiba-tiba nggak tersedia. Promotor bahkan nggak bisa memberikan tanggung jawab penuh atas kejadian ini. 

Pun demikian saat AgustD ‘D-DAY’ Tour in Jakarta pada Mei lalu. Pemegang QN 1 yang seharusnya jadi orang pertama yang memasuki venue justru dikejutkan dengan adanya serombongan penonton yang sudah lebih dulu berada dalam tempat konser. 

Sistem ticketing di Indonesia bukannya membaik, tapi malah makin memburuk seiring waktu. Di titik ini, seharusnya kita sudah nggak heran kenapa Taylor Swift nggak mau balik lagi ke sini atau kenapa Coldplay cuma konser sehari sementara di Singapura bisa sampai enam hari. 

Praktis, satu-satunya jalan keluar adalah nonton di Singapura. Apalagi, Taylor menjatah 3 hari konser di sana dan dirumorkan masih akan menambah hari lagi. Sudah nggak ada kemungkinan akan ada negara lain yang dikunjungi dalam jadwal konsernya, mengingat pada pengumuman baru nggak terdapat keterangan additional dates will be announced soon.  

Berita bagusnya, Singapura memiliki sistem ticketing yang lebih baik (apa itu tuker tiket fisik?), harga yang masih terbilang terjangkau, kemudahan akses hingga kotanya sendiri yang relatif aman untuk turis. Bisa sekalian jalan-jalan juga! 

Yuk bisa yuk, Swifties Indonesia kejar Taylor ke Singapura! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read