Music

LOMBA SIHIR DAN KARYANYA YANG SELALU RELATE DENGAN KEHIDUPAN GENERASI Z

Karya-karya Lomba Sihir begitu dekat dengan kehidupan Generasi Z. Tak ayal sewaktu tur perdananya, Parade Sihir, di Solo pada 03 Juni 2023, banyak publik yang antusias sekalipun dari luar kota Solo.

title

FROYONION.COM - Semenjak kemunculan Lomba Sihir di tahun 2021, tidak butuh waktu lama untuk band ini digandrungi publik, wabil khusus Generasi Z. Hal itu terjadi karena memang lagu-lagu di dalam album perdana Lomba Sihir, “Selamat Datang di Ujung Dunia”  memiliki makna yang begitu dekat dengan kehidupan Generasi Z.  

Selain 12 nomor yang berada di album itu, Lomba Sihir merilis single Pesona dan belum lama ini menelurkan single terbaru dengan judul Ribuan Memori. Sambutan positif dari publik pun turut membanjiri setelah kedua single itu bertahap diedarkan. 

Pun sebagaimana lumrahnya band, Lomba Sihir berkerja sama dengan berbagai pihak turut mengadakan tur di bulan Mei-Juni 2023 dengan tajuk “Parade Sihir”. Ini adalah kali pertamanya Lomba Sihir mengadakan tur. 

Ada empat kota yang menjadi titik tujuan Parade Sihir; 31 Mei di Bandung , 3 Juni di Solo, 8 Juni Surabaya, dan 10 Juni di Jakarta. Di semua kota itu, Lomba Sihir pentas dengan personil lengkap yakni Baskara Putra/Hindia (vokalis), Natasha Udu (vokalis), Rayhan Noor (gitaris), Tristan Juliano (keyboardist), dan Enrico Octaviano (drummer). 

Personil lengkap itu tentu menjadi sorotan. Karena boleh dikata Lomba Sihi memang jarang bisa tampil dengan personil komplit. Hal itu karena masing-masing personil cukup disibukan dengan berbagai agenda di luar band itu. Seperti misal Baskara Putra yang saat ini merangkap ke dalam dua proyek musiknya; .Feast dan Hindia. Fakta terbarunya juga bahwa Hindia sedang akan mengeluarkan album terbaru di Juli mendatang. 

Nah di Parade Sihir yang diadakan di Solo, persisnya di Stasiun Ketelan - De Tjolomadoe, pentas dimulai dengan menampilkan Jungkat-Jungkit sebagai band opening tur mereka. Lalu ada juga tiket VIP yang memperoleh benefit berupa mengikuti sound check, mendapat merch berupa landyard, poster yang telah ditandatangani, photocard, dan juga stiker. 

Pun selain Lomba Sihir pentas dengan personil lengkap, kejutan-kejutan lain turut disajikan. Membawakan banyak lagu-lagu Lomba Sihir dan menariknya lagi masing-masing personil turut menyanyikan lagu di proyek solonya; Mantra Vutura, Rayhan Noor, Natasha Udu, dan tentunya Hindia. 

Untuk Enrico Octaviano sendiri memang tidak menyanyi karena dia justru berperan sebagai produser di dalam proyek solo masing-masing personil Lomba Sihir. Singkatnya kurang-lebih dua jam Lomba Sihir menyihir penonton agar melupakan hari esok. 

Tur ini adalah juga kali pertamanya mereka perform di saudara tuanya Jogja. Dan siapa sangka ketika antusias Peserta Lomba Sihir, sebutan untuk pengemar Lomba Sihir, sangat bagus. Sangat banyak Peserta Lomba Sihiryang berasal dari luar kota Solo. Bisa dibilang Lomba Sihir memiliki basis massa yang militan. 

Valdha contohnya. Dia merupakan pekerja di Ibu Kota yang meluangkan waktunya ke Solo bersama lima rekannya hanya untuk menonton Tur Perdana Lomba Sihir. Dengan memakai kaos band terbaru milik Hindia, edisi Perkara Tubuh, ia menceritakan bagaimana awal mula berkenalan dengan Lomba Sihir. Bahwa tidak bisa dipungkiri, Baskara Putra-lah yang menjadi pemicu awal kali ia suka dengan Lomba Sihir. 

“Saya aslinya kan Sidoarjo, terus dulu kuliah di Surabaya. Sekitar November 2019,  di kampus saya ada konser Hindia. Dari situ saya suka terus ngikutin. 2021 Hindia bersama orang-orang lainnya bikin band namanya LombaSihir,” kata Valdha pada Sabtu, 03 Juni 2023 di De Tjolomadoe seusai acara. 

Ia mengaku menyukai Lomba Sihir lantaran memang musik-musik dari Lomba Sihir begitu memanjakan telinga. Ditambah lagi lagu-lagunya sangat dekat dengan kehidupan anak muda. Apalagi yang sudah terjun ke dunia kerja. Nyaris semua lagu-lagu Lomba Sihir ia suka. 

Tapi pas ditanya satu lagu yang paling disukai adalah “Ribuan Memori”. “Kalo untuk sekarang “Ribuan Memori”. Soalnya lagu itu bagus terus saat mendengarkan jadi inget memori-memori kita sebelumnya. Ada yang seneng, sedih gitu,” terangnya. 

Jika ada ingatan yang terus menghangatkan dirimu/ Jaga apinya, hadapi hari, teruslah kau begitu/ Jika ada pedih yang panjang mengikat tubuhmu/ Percayalah, dunia tak selamanya harus begitu/ Itulah penggalan lirik lagu “Ribuan Memori”. 

Seperti yang disinggung di awal tulisan, Valdha adalah salah satu dari fans militan Lomba Sihir yang jauh-jauh datang dari Jakarta hanya untuk meramaikan Parade Sihir. Bukti lainnya Valdha juga akan menonton tur Lomba Sihirdi Jakarta pada 10 Juni 2023. 

“Kalo mau nonton di Bandung nggak bisa karena kebetulan ada acara. Kalo yang di Jakarta ntar saya nonton lagi. Surabaya pengen sebenarnya, cuma kebetulan itu kan weekdays jadi gak bisa,” tutupnya.  

Selain Valdha, ada juga Peserta Lomba Sihir yang datang dari Purwokerto. Farhatin namanya. Ia mahasiswi di Universitas Jenderal Soedirman. Sama persis dengan Falda, dirinya tahu Lomba Sihir bermula dari Hindia pada 2022. Bahwa Baskara Putra selain memiliki proyek musik solonya, Hindia, ia juga terlibat di dua band .Feast dan Lomba Sihir. 

Ia merasa bahwa lagu-lagu yang dibuat oleh Lomba Sihir sangat relate dengan kehidupan Generasi Z. “Lagu-lagu mereka itu sangat relate dengan kehidupan terutama Generasi Z. Lagu Lomba Sihir bertumpu soal percintaan, pertemanan, dan aku nangkepnya ada sangkut pautnya sama politik. Karena emang kebetulan aku dari fakultas politik,” kata Farhatin.

“Kalo dari aku yang paling berkesan lagu “Mungkin Takut Perubahan”. Aku nangkepnya nggak papa kok kalo kamu takut. Karena semua orang juga takut. Jadi lo gak sendiri,” imbuh Farhatin saat ditanya satu lagu yang paling berkesan dari Lomba Sihir. 

Mungkin sudah yang terbaik, mungkin karena kakak-adik/ Mungkinkah terlalu nyaman, mungkin takut perubahan/ Jika suatu saat nanti aku kan mati di sini/ Belantara kejam ini t’lah tuntas mencuri hatiku/ Begitulah penggalan lirik lagu dari Lomba Sihir yang disukai oleh Farhatin. 

Farhatin juga terkesan dengan Parade Sihir di Solo karena Lomba Sihir sangat interaktif dengan para penontonya. Band itu juga memberikan beberapa hadiah kepada para penonton yang beruntung mendapatkannya, sehingga dari situ ada kesan tersendiri.

Pun  di akhir obrolan, ia menaruh harapan akan ada tur-tur lain dari Lomba Sihir. “Semoga Lomba Sihir sukses habis itu bisa ngadain tur-tur lagi di daerah yang sekiranya bisa dijangkau sama fans-nya,” pungkas Farhatin. 

Kalo Falda berkesan dengan lagu Ribuan Memori sedangkan Farhatin suka dengan lagu Mungkin Takut Perubahan, giliran Farhan yang memilih lagu Semua Orang Pernah Sakit Hati sebagai nominasi lagu terbaik baginya. 

Bagi seseorang yang berangkat sendirian dari Jogja, lagu itu sangat relate dengan semua orang. Karena memang judulnya pun demikian. “Aku denger lagu itu kek ditampar. Ya keknya semua orang punya masalah, semua orang pernah sakit hati,” ungkap seseorang yang baru saja merampungkan studi S1-nya di Yogyakarta. 

Jika ada yang harus diingatkan ya pasti hanyalah diriku/ Bahwa banyak hal yang harus dipikirkan selain cinta melulu/ Berhenti mengira hanya aku yang paling pantas untuk mengeluh/ Semua kepingan baik akan datang namun mereka perlukan waktu/ Begitulah lirik lagu “Semua Orang Pernah Sakit Hati”. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khoirul Atfifudin

Masih berkuliah di Universitas Mercu Buana, Yogyakarta. Saat ini sedang memiliki ketertarikan pada dunia musik dan tulis-menulis.