Food

SEMAMPIRE, ALTERNATIF TEMPAT NGOPI DI BLOK M BUAT ANAK MUDA KREATIF

Dari coffee lovers untuk sesama coffee lovers, begitulah kira-kira gambaran buat kedai kopi unik satu ini. Apa sih yang unik dari tempat ngopi di Blok M ini? Simak jawabannya di sini.

title

FROYONION.COM - Sebagai anak millennial, saya termasuk anak millennial old school yang jarang banget mengulik tempat baru. Saya adalah orang yang selalu mendatangi tempat yang itu-itu saja. Kalau suka banget dengan suatu tempat, bisa ke situ terus sampai mampus. Suatu hari, seorang teman merekomendasikan tempat ngopi baru di Kawasan Blok M. Namanya Semampire

Dalam hati saya berpikir, “Ih lucu banget namanya!” Apalagi sebagai orang yang suka jejawaan, nama ini mengundang banget untuk dikunjungi. Jadilah kami bertiga cus ke Blok M naik MRT dari Stasiun Setiabudi Astra. Kami turun di Stasiun Blok M dan memutari Taman Literasi kemudian melewati Terminal Blok M, jalan lurus, baru kemudian ketemu deh dengan Semampire. 

Tampak Tomy sang pemilik kedai kopi melayani pelanggan. (Foto: Dok. pribadi penulis)
Tampak Tomy sang pemilik kedai kopi melayani pelanggan. (Foto: Dok. pribadi penulis)

Di Semampire kami bertemu dengan Tomy (28) dan Dwi (26) selaku owner dari Semampire. Kami pun mengobrol dengannya. “Enggak punya modal banyak untuk nyewa tempat, jadinya kami bikin tempat ngopi di sini,” cerita keduanya menjelaskan kenapa coffee shop mereka berupa VW kombi.

Basically Tomy dan Dwi adalah dua orang penyuka kopi yang suka coffee shop hopping. Coba sana sini, mencari ambience, coba biji kopi, baru akhirnya kepikiran kenapa enggak bikin coffee shop sendiri? 

Berangkat dari situlah, duo coffee lovers ini akhirnya mendirikan Semampire sejak Januari 2021. 

BACA JUGA: REKOMENDASI TEMPAT NGOPI SAMBIL NULIS DAN KONTEMPLASI DI JAKARTA

PELANGGAN SEBAGAI SAHABAT

Pengalaman ngopi Tomy dan Dwi di tempat-tempat sebelumnya akhirnya menjadi inspirasi buat keduanya membangun coffee shop yang nyaman. “Zaman sekarang kebutuhan untuk interior yang unik itu wajib ya. Anak-anak gen z zaman sekarang suka foto-foto terus upload di medsosnya,” cerita Tomy. 

Itu juga yang membuat dua sobat ngopi ini membuat tema coffee shop-nya di mobil kombi. Konsep outdoor dengan view jalanan Jakarta, yang jadi favorit anak muda zaman sekarang. Gimana menurut kamu, Civs?

Terus yang lain lagi yang menjadi highlight dari konsep tempat ngopi Tomy dan Dwi based on pengalaman mereka ngopi di sana sini adalah betapa pentingnya membangun bonding dengan pelanggan.

Suasana santai dan hangat di kedai kopi Semampire dalam bentuk VW Kombi yang vintage abis. (Foto: Dok. pribadi penulis)
Suasana santai dan hangat di kedai kopi Semampire dalam bentuk VW Kombi yang vintage abis. (Foto: Dok. pribadi penulis)

“Dari pengalaman kami nih, ternyata yang bikin datang berulang itu bukan cuma kopi dan suasananya, tapi kedekatan dengan pelanggan,” tambah Dwi. Mungkin kamu juga punya pengalaman serupa dengan Tomy dan Dwi, datang ke coffee shop karena baristanya ataupun kehangatan tim coffee shop-nya.

Tempat bukan segala-galanya, begitu juga dengan kualitas kopi. Kita tetap perlu menjaga komunikasi dan kedekatan dengan pembeli. Hmm…buat saya ini inspiratif sih! Bisa juga nih jadi pegangan kamu, kalau mau buka bisnis ke depannya!

SEMPITNYA DUNIA PERKOPIAN

Obrolan pun berlanjut, yang tadinya ngomongin soal Semampire, Tomy dan Dwi balik nanya ke saya, “Biasanya ngopi di mana?” Saya menyebut beberapa tempat, seperti ST Ali, Saudagar, Resume, Lucky Cat, dan mengejutkannya, Tomy dan Dwi kenal dengan beberapa barista yang saya kenal juga.

Ternyata, dunia perkopian ini sempit ya! Kami pun mulai bercerita mengenai racikan kopi, si anu dan si itu, kenapa tempat A menyenangkan, kenapa tempat B setelah baristanya diganti feel-nya jadi enggak sama, dan sebagainya dan sebagainya.

Obrolan menjadi menyenangkan. Tak sadar segelas cappuccino yang saya pesan sudah kandas. Es kopi susu yang juga dipesan teman saya juga sudah kandas. 

“Mau pesan makanan enggak” tawar Tomy

Untuk makanan, Semampire enggak menyediakan. Tapi, ada Dapoer Kinants yang merupakan gerai makanan tak jauh dari Semampire. Jadi, Semampire dan Dapoer Kinants ceritanya berkolaborasi juga nih, saling melengkapi. Kalau mau pesan makanan bisa di Dapoer Kinants, mau ngopi ya tinggal melipir di Semampire. 

PENTINGNYA MEDIA SOSIAL DAN PEMASARAN 

Menikmati keindahan latte art di Semampire. (Foto: Dok. pribadi penulis)

Walaupun masih tergolong baru, Semampire sudah cukup menyita perhatian netizen +62. Buka pukul 3 pm dan tutup antara 1 atau 2 am, pengunjung coffee shop ini datang dan pergi. Mulai dari pelanggan tetap sampai pembeli yang datang on the spot

Biasanya sore hingga maghrib di weekdays, yang datang adalah pekerja kantoran. Sedangkan malam lebih rame didatangin sama orang-orang umum. Nah, kalau sudah tengah malam, baru deh diramein dengan anak-anak motor. 

Selain dari mulut ke mulut, promosi yang dilakukan Dwi dan Tomy adalah melalui persebaran media sosial. Rajin bikin posting-an di Instagram, menurut mereka sangat membantu mempromosikan kedai kopi mereka. 

Nah, buat kamu yang ingin punya usaha dan sedang mikirin konsepnya, semoga perjalanan Semampire ini bisa jadi menginspirasi kamu! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ester Pandiangan

Penulis buku "Maaf, Orgasme Bukan Hanya Urusan Kelamin (2022)". Tertarik dengan isu-isu seputar seksualitas.