Esensi

TEGUH WICAKSONO: KERJA BOLEH PAKAI HATI, TAPI HARUS SIAP PATAH HATI

Kebanyakan anak muda percaya kalo kerja itu harus sesuai passion. Kebanyakan anak muda juga percaya, kalo kerja pakai hati itu adalah hal yang ideal untuk dilakukan. Tapi, apakah benar begitu? Coba kita intip opini Teguh Wicaksono, seorang di balik layar yang berhasil menyeimbangkan hati dan profesionalitas dalam bekerja.

title

FROYONION.COM - Main TikTok? Punya akun Twitter? Nonton Netflix? Baca The Jakarta Post? Tahu National Geographic? Teguh Wicaksono adalah orang yang pernah berkarier di semua perusahaan-perusahaan besar tersebut. 

Sepanjang perjalanan 12 tahun berkarier, Teguh udah ngelewatin berbagai dinamika dalam bekerja. Berkuliah di Universitas Padjadjaran mengambil jurusan Jurnalistik, dilanjutkan dengan meraih gelar Master of Arts di Digital Journalism dari Goldsmiths, University of London, Teguh mengawali perjalanan kariernya sebagai jurnalis di National Geographic. 

Selama bekerja di National Geographic, Teguh kerap meraup berbagai prestasi. Seperti penghargaan Adiwara Award: Art&Culture 2021 dan sempat terlibat di UNESCO Fellowship for Journalist 2012. 

Setelah itu,Teguh meneruskan kariernya sebagai jurnalis hingga tahun 2014 di Rolling Stone sebagai Freelance Journalist sambil sedikit ‘membelokkan’ kariernya sebagai Head of Content di GetCRAFT. 

Lama kenal dengan media dan jurnalistik membantu Teguh untuk cepat beradaptasi juga dengan industri media kreatif internasional. Hingga akhirnya ia mendapat pengalaman berkarier di Twitter sebagai Partnership Manager, TikTok sebagai Country Manager Indonesia, Netflix sebagai Editorial and Publishing Manager, dan Amazon Prime Video sebagai Head of Social South East Asia hingga saat ini. 

“Sampai sekarang, menurut gue ilmu-ilmu yang gue pelajari dalam jurnalistik itu masih kepakai, kok. Pertama, waktu jadi jurnalis gue belajar kalo deadline is a friend. Karena sudah berteman dengan deadline, jadi gue nggak kaget dan malah terbiasa dengan hal itu. Kedua, gue belajar untuk bisa capture informasi. Kerjaan gue yang sekarang pun masih nyambung dengan skill ini,” tuturnya saat diwawancara dalam Frodcast. 

Teguh juga merasa bahwa setelah lebih dari satu dekade berkarier di dunia profesional, pada akhirnya kita harus bisa membedakan antara passion dengan profesionalitas. 

“Kerja pakai hati itu harus siap patah hati,” katanya dalam tulisan yang sempat ia unggah di website pribadinya. 

BACA JUGA: KALAU BELUM DAPET KERJAAN SESUAI ‘PASSION’

Betul memang. Karena kalo kerja pakai hati artinya ada ego kita yang terlibat. Akibatnya, kalo kita suka sama kerjaannya kita bisa ngasih sampai 120%. Tapi giliran kita nggak demen, kita cuma bisa ngasih 40%. 

“Ini tuh nggak sehat banget. Kan harusnya gue bisa mengimbanginya. Pelan-pelan akhirnya gue bisa belajar untuk menyeimbangkan hati dan profesionalitas. Supaya gue bisa kerja dengan sehat, mental gue juga sehat,” katanya. 

Pertanyaan lain yang harus dicari jawabannya adalah, bagaimana cara menyalurkan keinginan hati yang nggak terpenuhi di kerjaan? 

Untuk hal ini, Teguh punya trik sendiri. 

Yaitu bagilah ‘kompartemen’ hidup kita jadi beberapa bagian. Misal urusan kerjaan sendiri, hobi sendiri, personal sendiri, cinta sendiri, dan sebagainya. 

Dengan begitu, kita bisa memenuhi kebutuhan ‘kompartemen-kompartemen’ tadi dengan cara yang berbeda-beda. Misal Teguh yang suka musik, dia nggak harus berkarier di industri musik untuk memenuhi rasa cintanya sama musik. 

Contohnya dengan membuat project Sounds from The Corner yang membantu para musisi-musisi lokal untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas. 

“Tujuan gue bikin Sounds from The Corner adalah karena gue suka musik dan musik-musik yang pengen gue angkat itu seperti tidak berada di center of attention-nya orang-orang. Jadilah namanya begitu. Selain itu, ya untuk memenuhi kompartemen personal gue yang nggak terpenuhi di dunia kerja,” cerita cowok 35 tahun yang pernah mewawancarai Paul McCartney ini. 

BACA JUGA: HIDUP MATI MUSIK POP MELAYU DI INDONESIA DARI NORAK SAMPAI DIJADIKAN AJANG UNTUK BERNOSTALGIA

Tips ini juga bisa kita terapkan loh. Kalo berhasil, kita nggak perlu lagi pusing soal tren ‘kerja itu harus sesuai passion’ yang sering dianut sama anak muda di Indonesia. Karena kita tahu, walaupun kerjaan nggak sesuai dengan passion, kita masih bisa mengejar passion di tempat dan dengan cara lain. 

Selain tips ini, Teguh juga bagiin banyak tips dan pengalamannya selama bekerja di episode Frodcast yang terbaru loh, Civs! Yuk dengerin episode full-nya di sini! (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.