Esensi

SEDERET KASUS NYATA BULLYING YANG BERUJUNG KORBAN JIWA SEPERTI FILM ‘KALIAN PANTAS MATI’

Mengangkat isu bullying yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, film Kalian Pantas Mati yang akan tayang pada 13 Oktober 2022 mendatang ini hadir sebagai alarm bahwa bullying bukanlah hal sepele.

title

FROYONION.COM - Paragon Pictures kembali merilis film terbarunya bersama sutradara Ginanti Rona, berjudul Kalian Pantas Mati, yang akan tayang pada 13 Oktober 2022 mendatang di bioskop kesayangan kita semua. 

Merangkul aktor dan aktris muda pendatang seperti Emir Mahira (Rakka), Zee JKT48 (Dini), dan Angel Sianturi (Sonya), film yang diadaptasi dari film Korea berjudul Mourning Grave ini mengangkat isu perundungan di lingkungan sekolah. 

Bercerita tentang Rakka yang dari lahir udah ‘indigo’ yang jadi korban bullying karena dianggap aneh sama temen-temennya. Rakka yang nggak betah sekolah di Jakarta akhirnya pulang kampung ke Bogor. Nggak disangka, selama perjalanan pulang kampung inilah ia bertemu dengan sesosok setan cewek cantik yang diperankan Zee JKT48. 

Selama bersekolah di Bogor, ternyata Rakka tetep aja jadi korban bullying. Seremnya, kalo di sekolah barunya ini para pelaku bullying akan mati secara tragis dan misterius di tangan setan masker. 

Selama 107 menit film ini diputar, lo akan dibawa ke dalam petualangan Rakka untuk mengungkap siapa sosok pelaku di balik kematian teman-teman sekelasnya. Sekaligus nanti akhirnya akan ketahuan siapa setan cewek cantik yang selalu nemenin Rakka ini. 

BACA JUGA: 3 FILM REKOMENDASI BUAT KOBARIN SEMANGAT PATRIOTISME LO

Pesan yang pengen disampaikan sama Kalian Pantas Mati nggak lain adalah isu bullying. Semakin berkembangnya zaman ternyata nggak otomatis bikin manusia paham dampak serius dari tindakan perundungan. 

Dampak pada fisik akan terlihat jelas dengan mata, apalagi kalau perundung melakukan kekerasan dengan tangan atau senjata. 

Dampak psikologis, walaupun dulu sering diabaikan dan dianggap sepele, makin ke sini makin menuai pengakuan. Syukurlah, karena tindakan perundungan juga bisa lewat kata-kata. 

Tapi Kalian Pantas Mati bukan hanya mengangkat tentang dampak fisik dan psikologis korban bullying, tapi juga dampak jangka panjang yang bisa mempengaruhi keluarga korban. 

Spoiler dikit nih.. Latar belakang dari setan masker di film adalah seorang siswi SMA yang meninggal dunia akibat tindakan bullying dari temen-temennya, Civs. Wayolo, kalo udah sampe ada korban jiwa berarti tindakan bullying bisa bahaya banget kan? 

Mirisnya, cerita ini bukan cerita fiktif semata, tapi memang ada banyak kasus perundungan di Indonesia yang menimbulkan korban jiwa. 

Seperti kasus September 2022 lalu yang menewaskan seorang santri Gontor akibat dianiaya oleh temannya. Dilansir dari Tribun News, santri berusia 17 tahun ini tidak tertolong saat dibawa ke Rumah Sakit Yasyfin Pondok Gontor setelah nggak sadarkan diri akibat dipukul dengan tongkat pramuka oleh dua orang temannya. 

Menurut kesaksian pelaku, motif dari penganiayaan ini adalah karena korban diduga telah merusak dan menghilangkan peralatan-peralatan kemah yang akan dipakai sama sekolah. 

Kasus lainnya datang dari Tasikmalaya pada Juli 2022 lalu yang menimpa anak laki-laki 11 tahun yang meninggal akibat depresi karena dirundung teman-temannya. Dilansir dari CNN Indonesia, bocah kelas 6 SD ini dipaksa untuk menyetubuhi seekor kucing. 

Video perundungan ini kemudian tersebar luas di media sosial. Korban lantas menderita depresi selepas kejadian ini hingga akhirnya menimbulkan kerusakan otak dan kompilasi hingga akhirnya meninggal dunia. 

Naas, ternyata kasus perundungan berujung kematian udah terjadi berkali-kali tahun ini. Dilansir dari UNICEF, sebanyak 2 dari 3 anak muda Indonesia berusia 13-17 tahun mengaku pernah mengalami tindak kekerasan dan 3 dari 4 mengaku mendapat perlakuan bullying dari teman sebaya. 

Itu artinya, kasus perundungan anak paling sering terjadi di lingkungan belajar dan bermain mereka, tak terkecuali lingkungan sekolah. 

Mirisnya, survei UNICEF di beberapa sekolah di Sorong Papua, menunjukkan bahwa 87% guru merasa bahwa mereka selalu menindaklanjuti dengan serius kasus perundungan di sekolah. Tapi hanya 9% siswa yang merasa bahwa guru-guru mereka bener-bener menangani kasus perundungan dengan serius.

Tanpa mengurangi hormat kepada para pahlawan tanpa tanda jasa, data tersebut menunjukkan bahwa peran orang dewasa sesungguhnya sangat dibutuhkan pada kasus-kasus perundungan anak. Orang dewasa yang dinilai lebih bijaksana dan bisa mengambil keputusan yang tepat tentunya diharapkan bisa jadi tempat perlindungan anak-anak saat di-bully. 

BACA JUGA: SEBUAH PEMIKIRAN BARU: BULLYING MAY WORK?

Film Kalian Pantas Mati juga memotret hal ini dengan baik dan akurat, Civs. Gue yakin lo sendiri juga akan greget setiap nonton adegan bullying-nya. Walaupun bertema horror, Kalian Pantas Mati juga menyuguhkan banyak adegan gore dan suasana thriller, dengan sedikit bumbu romance. 

Harapannya, film yang produksinya sampe miliaran Rupiah ini bukan cuma jadi hiburan dua jam, tapi juga bisa jadi pengingat bagi kita semua untuk memerangi tindak bullying apapun bentuknya. (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.