Esensi

RELEVANSI LIRIK LAGU RAP ANAK MUDA DAN KESEHATAN MENTAL YANG MEREKA ALAMI

Lo mungkin pernah mendengarkan lagu rap-nya Eminem, Post Malone, ataupun Juice WRLD. Namun, lo sadar nggak sih kalau lirik lagu rap mereka merujuk pada masalah kesehatan mental?

title

FROYONION.COM - Anak muda zaman sekarang mulai suka mendengarkan lagu rap. Biasanya mereka memutar lagu rap ketika sedang berkumpul atau sedang “minum-minum”. Namun, lo sadar nggak sih, lirik lagu-lagu rap teratas di Amerika Serikat sering merujuk pada masalah kesehatan mental, terutama depresi dan bunuh diri?

Mungkin sebagian orang mendengarkan lagu tanpa memahami liriknya, tapi perlu disadari juga, bahwa sebagian orang mendengarkan lagu sambil membaca liriknya. Misalnya lo mendengarkan lagu lewat Spotify, ataupun memutar video klip lirik yang ada di YouTube.

Studi yang diterbitkan jurnal JAMA Pediatrics, dilakukan oleh tim peneliti dari University of North Carolina, Chapel Hill. Tim menganalisis lirik dari 25 lagu rap terpopuler yang dirilis pada tahun 1998, 2003, 2008, 2013, dan 2018 menggunakan data dari perusahaan seperti Billboard dan Nielsen. 

Musisi yang lirik lagunya diperiksa dalam penelitian ini termasuk Eminem, Drake, Post Malone, Lil' Wayne, Juice WRLD, Kanye West, dan Jay-Z. Sebagian besar lagu rap menampilkan artis kulit hitam dan usia rata-rata musisi yaitu 28 tahun.

Lirik pada lagu rap karya Kanye West yang berjudul I Feel Like That pada liriknya yang berbunyi “Do you experience nervousness or shakiness inside, faintness and dizziness?” (Apakah kamu mengalami kegugupan atau kegoyahan di dalam, pingsan dan pusing?) menggambarkan masalah kecemasan.

Sementara lagu rap karya Big Sean, Jay-Z dan Ye yang berjudul Clique pada liriknya yang berbunyi “Went through deep depression when my mama passed.” (Melewati depresi berat saat ibuku meninggal) menggambarkan depresi.

Lalu lagu rap karya Lil' Wayne yang berjudul I Feel Like Dying pada liriknya yang berbunyi “Only once the drugs are done. Do I feel like dying..” (Hanya setelah obatnya habis. Apakah ku merasa ingin mati..) menggambarkan keinginan untuk melakukan bunuh diri

Oke lah kalau ternyata musisi atau pencipta lagu tersebut menggunakan metafora atau majas hiperbola pada lagunya. Namun, belum tentu semua pendengar lagunya memahami hal tersebut.

BACA JUGA: PUNYA SELERA MUSIK BAGUS BIKIN COWOK AUTO-GANTENG, EMANGNYA IYA?

Secara keseluruhan, para peneliti menemukan bahwa sekitar 30% dari 125 lagu rap merujuk pada kecemasan, 22% depresi, dan 6% bunuh diri. Mengutip dari Big Think, yang mengkhawatirkan dalam hal ini adalah persentase ini meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 1998.

Persoalan terkait masalah kesehatan mental dalam lirik lagu rap terus meningkat dari angka 8% menjadi 44% selama dua dekade. Referensi untuk bunuh diri pada lirik lagu naik dari 0% menjadi 12%, dan referensi tentang depresi naik dari 16% menjadi 32% selama 20 tahun terakhir. Sementara referensi terkait kecemasan tidak meningkat secara signifikan.

Bukan cuma disebabkan oleh lagu rap, penelitian bertahun-tahun pun menunjukkan bahwa keadaan kesehatan mental anak muda di Amerika Serikat sedang nggak baik-baik aja. Tren lirik lagu rap yang lebih “gelap” secara emosional, pada saat ini, mencerminkan apa yang disebut sebagai krisis kesehatan mental di Amerika Serikat.

Musisi seperti Drake, Juice WRLD, dan Post Malone (semuanya memiliki lagu yang diperiksa dalam penelitian ini) pun mengamini bahwa album Kanye West memiliki pengaruh pada gaya musik mereka. Jadi secara nggak langsung, antar-musisi rap alias rapper pun punya keterkaitan satu sama lain.

Para peneliti mengaku bahwa studi ini memerlukan penelitian lebih lanjut, supaya musisi dan para pendengar lagu bisa memahami “bagaimana musik ini dapat meningkatkan kesehatan mental pendengarnya, atau bagaimana hal itu dapat menyebabkan risiko yang lebih besar.”

Pada akhirnya, lagu rap tetap bisa jadi hiburan buat lo para pendengar lagu rap. Dan apabila ternyata lo memang punya masalah serius terkait keadaan kesehatan mental yang lo alami, sebaiknya lo langsung melakukan konseling ke psikolog.

BACA JUGA: DI TENGAH SKRIPSI DAN PANDEMI, MUSIK RAP BIKIN GUE TETAP WARAS

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung