Esensi

MENGENAL DISKALKULIA ALIAS ‘DISLEKSIA VERSI MATEMATIKA’ YANG BELUM KAMU TAHU

Kesulitan memahami hitung-hitungan sederhana seringkali diidentikkan dengan kebodohan dalam mata pelajaran Matematika. Padahal, bisa saja itu adalah tanda seseorang mengidap diskalkulia.

title

FROYONION.COM Beberapa waktu lalu di platform X, seorang netizen mengirim menfess anonim karena hendak membuka rekening tabungan secara daring. Dalam tangkapan layar peraturan bank yang ia bagikan, jelas tertera bahwa besaran tarik tunai maksimum per harinya adalah Rp10.000.000. 

Menfess ini kemudian viral hingga menyentuh 1 juta penayangan karena si pengirim bertanya apakah angka yang tertera di sana adalah Rp10 juta atau Rp10 ribu. 

Banyak pengguna X membalas menfess tersebut dengan mempertanyakan sekolahnya sampai mana hingga mengata-ngatainya bodoh. 

Kesulitan memahami angka ini sebenarnya memiliki istilahnya sendiri dalam dunia medis. Namanya diskalkulia. 

Belum pernah mendengar istilah ini? Diskalkulia sendiri bisa dikatakan sebagai ‘versi matematika’ dari disleksia. Nah, kalau disleksia, pasti kalian pernah dengar, kan? 

BACA JUGA:

SERING MERASA KESAL TIAP MENDENGAR SUARA ORANG MENGUNYAH MAKANAN? BISA JADI KAMU TERKENA MISOFONIA! 

Disleksia diartikan sebagai gangguan proses belajar dengan gejala seperti kesulitan membaca, mengeja dan menulis. 

Sementara diskalkulia adalah kondisi saat seseorang sulit memahami konsep matematika dasar, termasuk menghafal angka, mengelompokkan angka, menghitung hingga memahami sistem penomoran. 

Baik disleksia maupun diskalkulia tidak termasuk dalam gangguan kesehatan mental. Dalam DSM-5, diskalkulia disebut sebagai ketidakmampuan belajar yang secara spesifik merujuk pada gangguan dalam matematika. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak usia 6 hingga 9 tahun. 

GEJALA DISKALKULIA 

Sebanyak 3 hingga 7% anak sekolah dasar dilaporkan mengalami kondisi diskalkulia. Gangguan ini sendiri cenderung lebih ditemukan pada anak yang mengidap ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Terdapat beberapa gejala anak dengan diskalkulia yang bisa dikenali. Di antaranya adalah merasa panik tiap bertemu mata pelajaran Matematika atau perasaan tidak senang ketika bertemu permainan yang membutuhkan kemampuan berhitung. 

Gejala lain termasuk masih menghitung dengan jari, sulit memperkirakan ukuran seperti tinggi dan panjang benda serta berapa lama perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan, hingga sulit memahami matematika dasar seperti pengurangan, pertambahan, pembagian dan perkalian. 

Penderita diskalkulia juga kerap sulit menghitung uang dan kembaliannya, sulit membaca jam, sulit mengingat kombinasi angka misalnya nomor telepon dan bingung tiap melihat angka yang mirip seperti 65 dan 56. 

BACA JUGA:

JANGAN RAGU MENCARI BANTUAN, INI 10 TANDA KAMU PERLU PERGI KE PSIKOLOG

Pada beberapa kasus, anak dengan diskalkulia mungkin bisa mengerjakan suatu soal Matematika di satu hari, tapi besoknya sudah lupa caranya sama sekali. Seseorang dengan diskalkulia juga sangat mungkin menunjukkan gejala emosional jika berhadapan dengan situasi yang berhubungan dengan matematika. 

Namun, seorang anak yang tertinggal di mata pelajaran Matematika bukan berarti pasti dirinya mengidap diskalkulia. Masih ada kemungkinan lain seperti gangguan pendengaran atau penglihatan yang membuatnya sulit memahami pelajaran dari guru. 

Diagnosa diskalkulia baru bisa didapatkan setelah serangkaian tes dari dokter. Termasuk di antaranya adalah tes kemampuan matematika dasar, kemampuan berhitung dan menulis, kelancaran mengingat angka hingga kemampuan memahami kata. 

DISKALKULIA PADA ORANG DEWASA 

Penyebab diskalkulia sendiri adalah dari gangguan di sistem saraf pusat yang membuatnya lemah akan kemampuan persepsi sosial, termasuk konsep arah dan waktu hingga gangguan memori. 

Artinya, bukan hanya anak-anak yang dapat mengalami kondisi ini. Orang dewasa juga mungkin mengidapnya karena stroke atau cedera otak

Kesulitan mengingat nomor telepon hingga memberikan uang kembalian dalam jumlah yang salah sangat mungkin terjadi pada orang dewasa dengan diskalkulia.

Memori buruk tentang segala hal yang berhubungan dengan angka juga dapat membuat seseorang dengan diskalkulia melupakan tanggal-tanggal penting hingga salah menilai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berkendara ke tempat tertentu. 

Jika dibiarkan, ini bisa jadi masalah serius pada pekerjaan, hubungan sosial atau bahkan membahayakan diri sendiri. Konsultasi dengan dokter ahli akan sangat disarankan guna menangani kondisi ini lebih lanjut. 

Diskalkulia memang tergolong kondisi yang belum umum ditemukan sehingga bisa dimaklumi jika banyak orang yang masih awam akan istilah ini. Penting untuk tidak segera melabeli seseorang dengan kemampuan matematika rendah sebagai bodoh. 

Pendampingan yang tepat dan penanganan yang cepat akan membuat seseorang dengan diskalkulia dapat teratasi sembari tetap mengembangkan kemampuannya dalam bidang lain. Lagipula, kesuksesan itu tidak semata-mata datang dari nilai ujian Matematika yang tinggi, kan? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read