Esensi

KENAPA ORANG DEWASA CENDERUNG LEBIH ANTUSIAS DENGAN FILM UNTUK ANAK-ANAK?

Meskipun sudah dewasa, nyatanya kita cenderung lebih suka dan antusias dengan film anak-anak dibandingkan dengan film-film yang biasa ditonton oleh orang dewasa.

title

FROYONION.COM - Pernahkah lo mendengar kalimat yang menyatakan bahwa lo harus menonton film yang sesuai dengan kategori umur? Well, kalau lo sering menonton film di bioskop, himbauan tersebut seringkali muncul ketika film ingin dimulai.

Umunya, himbauan tersebut seringkali ditunjukan untuk melarang anak-anak atau remaja untuk tidak menonton film yang dikategorikan sebagai film untuk orang dewasa atau yang di atas batas usia mereka. Tapi, apa jadinya kalau orang dewasa yang justru malah menonton film anak-anak seperti kartun misalnya?

Karena gini Civs, nyatanya ada fenomena unik yang terjadi di masyarakat kita. Seringkali orang dewasa justru lebih antusias ketika film anak-anak kartun tayang di bioskop ataupun platform lain. 

BACA JUGA: CATET 5 REKOMENDASI FILM DAN SERIAL NETFLIX INI KALO LO BINGUNG MAU NONTON APA!

Film anak atau kartun yang notabenenya ditujukan untuk anak-anak, justru mendapat perhatian lebih dari orang dewasa. Well kenapa itu bisa terjadi? Bukannya orang dewasa harusnya bosen dengan film anak-anak atau kartun karena udah lewat masanya?

1. NOSTALGIA

Alasan pertama mengapa akhirnya banyak orang dewasa menonton film anak-anak adalah untuk nostalgia.

Salah satu film anak-anak yang sering diproduksi adalah film-film kartun, baik dari produksi studio animasi seperti Disney, Dreamworks, ataupun lainnya. Dan sebagai orang dewasa, bisa dikatakan film-film kartun yang diproduksi oleh dua studio animasi tersebut sudah menjadi bagian dari masa kecil kita. 

Sebagai contoh, beberapa dari kita terutama para perempuan, tumbuh besar dengan film-film bertemakan putri kerajaan seperti Snow White, Cinderella, Beauty and The Beast, dan lain sebagainya. Ketika film-film yang mereka tonton di masa kecil dahulu diproduksi kembali dengan kemasan yang baru, pastinya rasa antusiasme akan film tersebut akan muncul kembali. 

Perasaan nostalgia akan masa-masa kecil pastinya akan muncul kembali ketika akhirnya mereka kembali menonton film tersebut. Meskipun terdapat perubahan cerita dan lain sebagainya, pastinya perasaan nostalgia akan tetap ada. 

Jadi lo jangan kaget ketika nemenin keponakan lo untuk nonton film anak-anak di bioskop tapi malah penuh dengan orang dewasa. Karena, selain mereka nemenin anak mereka untuk menonton film tersebut, bisa jadi merekalah yang paling antusias untuk menonton film anak-anak tersebut karena keinginan untuk merasakan nostalgia masa kecil mereka. 

BACA JUGA: 3 REKOMENDASI FILM BARAT YANG WAJIB DITONTON DI 2023

2. JALAN CERITA YANG LEBIH RINGAN

Salah satu hal yang gua ga suka dari film-film yang dikategorikan film untuk orang dewasa adalah jalan cerita yang cenderung rumit yang membuat otak kita harus berpikir secara keras. 

Salah satu tujuan kita untuk menonton film adalah untuk mencari hiburan untuk melepaskan rasa stres atau penat akibat pekerjaan. Tapi, apa jadinya kalau kita justru menonton yang justru menuntut kita untuk berpikir lebih keras? Bukannya terhibur kita cenderung akan makin pusing dan ga bisa menikmati film tersebut. 

Berbeda dengan film yang jauh lebih dewasa, nyatanya film anak punya jalan cerita yang jauh lebih simpel. Mulai dari bagian awal, pengenalan konflik, klimaks, sampai bagian akhir, buat gua film anak cenderung tertata dengan sederhana sehingga lebih mudah dicerna. Sehingga, lo ga perlu mikir atau mengulang bagian dari film tersebut untuk bisa paham dengan apa yang sebenarnya terjadi di film tersebut. 

3. CERITA YANG RELATABLE DENGAN ORANG DEWASA

Dibandingkan dengan film-film yang lebih dewasa, gua rasa film anak-anak cenderung lebih relatable dengan kehidupan orang dewasa

Semakin sering gua menonton film untuk orang-orang dewasa, semakin gua merasa tidak cukup relatable dengan film tersebut. Mulai dari kisah percintaan yang terkesan memaksakan, kehidupan kerja yang digambarkan terlalu sempurna, atau cerita yang terlalu fiktif mulai dari serangan zombie atau lain sebagainya. 

Di sisi lain, ketika gua menonton film anak-anak, gua cenderung lebih related dengan cerita yang mereka bawakan. Meskipun tema besar dari jalan cerita film anak-anak cenderung sederhana, tapi nyatanya dari kesederhanaan tema tersebutlah yang nyatanya paling melekat pada diri orang dewasa.

Sebagai contoh, film anak-anak berjudul Inside Out. Dari film tersebut, setidaknya satu hal penting yang dapat kita pelajari adalah mengenai bagaimana kita mengontrol emosi yang kita miliki. 

Well untuk anak-anak yang belum memahami tentang emosi mungkin menganggap film tersebut hanya sebagai hiburan, tapi bagaimana untuk kita yang sudah lebih dewasa? 

Film Inside Out gua rasa sangat related dengan kehidupan kita yang melulu dipaksakan untuk terus berbahagia sampai lupa untuk merasakan kesedihan. Padahal, baik kebahagiaan dan kesedihan adalah sesuatu yang selalu beriringan. Dan ga ada salahnya untuk merasakan sebuah kesedihan. 

Di film lain seperti film baru tayang yaitu Puss in Boots: The Last Wish. Buat gua film ini ga cuma sekadar film petualangan kucing mengalahkan musuh-musuhnya. Dari film ini, satu hal yang gua pelajari adalah untuk tidak lari dari rasa takut.

Dari film anak-anak ini, setidaknya selain gua mendapatkan pengalaman nostalgik, gua pun mendapatkan pelajaran hidup yang bisa gua terapkan di kehidupan gua. Dan yes, pelajaran tersebut gua dapatkan dari film anak-anak yang sebenarnya punya tema cerita yang sederhana, tapi kesederhanaan tema tersebutlah yang akhirnya menjadikan film anak-anak jauh lebih relatable untuk orang dewasa dibandingkan film-film untuk orang dewasa. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Radhytia Rizal Yusuf

Mahasiswa semester akhir yang hobi menonton anime dan memiliki ketertarikan dalam berbagai budaya populer seperti, anime, J-pop, K-Pop