Esensi

HALUSINASI DICINTAI SESEORANG? YUK, KENALI EROTOMANIA

Penasaran dengan fenomena unik di balik perasaan halusinasi dicintai seseorang? Jangan lewatkan kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang erotomania! Yuk, kita telusuri bersama.

title

FROYONION.COM Pernahkah kalian merasa yakin bahwa seseorang diam-diam mencintai kalian? Bahkan tanpa bukti yang jelas atau tanda-tanda nyata, kalian merasa yakin bahwa orang tersebut memiliki perasaan yang mendalam terhadap kalian? 

Mungkin saja apa yang kalian alami adalah erotomania, sebuah kondisi psikologis yang seringkali dianggap langka tetapi sebenarnya lebih umum daripada yang mungkin kalian kira. 

Mari kita jelajahi lebih dalam tentang apa itu erotomania dan bagaimana kalian bisa mengenali tanda-tandanya.

MENGENAL EROTOMANIA

Erotomania adalah kondisi di mana seseorang meyakini bahwa ada orang yang mencintainya secara diam-diam, meskipun sebenarnya hal tersebut tidak benar. 

Bahkan mereka yang mengalami gangguan ini dapat menganggap bahwa orang terkenal sekalipun atau yang memiliki status sosial tinggi juga jatuh cinta pada mereka. 

Sekadar berimajinasi, mendengar cerita, atau melihat aktivitas media sosial seseorang bisa memicu munculnya gangguan delusi erotomania. Meskipun cenderung lebih banyak dialami oleh wanita, gangguan ini juga bisa terjadi pada pria.

Erotomania
Bahaya gangguan erotomania. (Image source: ThoHuyn)

Orang yang mengalami erotomania cenderung mempercayai adanya pesan-pesan tersembunyi dalam perilaku atau tindakan orang yang mereka yakini mencintai mereka, meskipun tindakan tersebut sesungguhnya tidak berhubungan dengan perasaan romantis.  

Gangguan ini bisa sangat mengganggu bagi seseorang yang mengalaminya karena cenderung membangun hubungan yang tidak sehat dan obsesif dengan objek delusi mereka. Dampaknya dapat terasa dalam kehidupan sehari-hari, hubungan interpersonal, dan mental.

PENYEBAB EROTOMANIA

Di balik fenomena yang irasional ini, terdapat berbagai faktor yang diduga menjadi penyebab erotomania.

Faktor Psikologis

Faktor psikologis berperan penting dalam memahami erotomania. Salah satunya adalah gangguan mental yang sering terkait dengan kondisi ini, seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif, dan gangguan bipolar. Gangguan-gangguan ini mampu memicu delusi dan halusinasi, termasuk delusi cinta. 

Selain itu, trauma masa lalu juga dapat menjadi pemicu erotomania. Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual atau pengabaian di masa lalu bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini. Trauma semacam itu juga dapat mempengaruhi cara individu memandang hubungan dan membuat mereka lebih rentan terhadap delusi cinta. 

Selanjutnya, kepercayaan diri yang rendah juga merupakan faktor yang berpotensi memicu erotomania. Individu yang merasa kurang percaya diri dan tidak dicintai lebih berisiko mengalami kondisi ini. 

Bagi mereka, delusi cinta bisa menjadi cara untuk meningkatkan rasa harga diri dan merasa istimewa. 

Terakhir, kesepian juga menjadi faktor yang signifikan dalam perkembangan erotomania. Kondisi ini seringkali muncul pada orang yang merasa kesepian dan terisolasi. Bagi mereka, delusi cinta memberikan rasa koneksi dan keintiman yang sangat mereka dambakan.

Faktor Biologis

Faktor biologis juga memiliki peran penting dalam erotomania. Penelitian menunjukkan bahwa erotomania mungkin memiliki faktor genetik, sehingga ada kemungkinan adanya faktor keturunan yang mempengaruhi kondisi ini. 

Orang dengan riwayat keluarga skizofrenia atau gangguan delusi lainnya juga lebih berisiko mengalami erotomania, hal ini menunjukkan adanya keterkaitan genetik yang mungkin mempengaruhi kerentanan terhadap gangguan ini. 

Faktor Lainnya

Faktor lain yang dapat mempengaruhi erotomania termasuk penggunaan narkoba. Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin, dapat memicu munculnya delusi dan halusinasi, termasuk delusi cinta. 

Selain itu, media sosial juga dapat memainkan peran penting dalam memperburuk kondisi ini. Media sosial memungkinkan individu untuk menjadi terobsesi dengan orang lain secara online dan memanipulasi informasi untuk mendukung delusi mereka.

BACA JUGA: MENUTUPI KONDISI HIDUP YANG LAGI SULIT DENGAN ‘DUCK SYNDROME’

GEJALA DAN CIRI

Gejala erotomania jauh lebih kompleks daripada sekedar perasaan tertarik atau naksir biasa. Penderita erotomania sangat yakin dengan keyakinan mereka dan sulit untuk diubah, bahkan oleh fakta atau argumen logis.

Berikut beberapa gejala dan ciri-ciri erotomania yang perlu kalian kenali:

Keyakinan bahwa seseorang mencintai mereka, ini adalah gejala utama erotomania. Orang yang dicurigai bisa siapa saja, mulai dari rekan kerja, selebriti, figur publik, atau bahkan orang asing.

Obsesi dengan orang yang diyakini mencintai mereka, penderita erotomania akan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan dan mencari tahu tentang orang tersebut. Mereka mungkin akan mengumpulkan barang-barang yang terkait dengan orang tersebut, atau berusaha untuk menghubunginya secara terus-menerus.

Menginterpretasikan hal-hal biasa sebagai pesan cinta, penderita erotomania mungkin akan melihat hal-hal biasa sebagai tanda cinta atau komunikasi rahasia. Misalnya, mereka mungkin menganggap senyum atau kontak mata sekilas sebagai bukti bahwa orang tersebut tertarik.

Cemburu yang tidak beralasan, penderita erotomania mungkin akan cemburu buta terhadap orang lain yang dekat dengan orang yang mereka yakini mencintainya. Mereka mungkin menuduh orang lain menghalangi hubungan mereka.

Mengirim surat, hadiah, atau pesan yang tidak diinginkan, penderita erotomania mungkin akan berusaha untuk menghubungi orang yang mereka yakini mencintainya secara terus-menerus, meskipun tidak ditanggapi atau bahkan sudah ditolak.

Menguntit (stalking), dalam kasus yang parah, penderita erotomania mungkin akan menguntit orang yang mereka yakini mencintainya. Ini bisa berupa mengikuti mereka ke tempat kerja, rumah, atau acara tertentu.

Pikiran kacau dan perubahan suasana hati,erotomania bisa disertai dengan gejala psikotik lain, seperti pikiran kacau, kesulitan tidur, dan perubahan suasana hati yang drastis.

Sulit melihat perspektif orang lain, penderita erotomania biasanya kesulitan untuk melihat sudut pandang orang lain. Mereka akan tetap teguh pada keyakinan mereka meskipun orang tersebut sudah berkali-kali menyangkal.

Perasaan rendah diri dan kesepian, erotomania seringkali dipicu oleh perasaan rendah diri dan kesepian. Penderita erotomania mungkin mendambakan keintiman dan kasih sayang, dan delusi cinta ini menjadi pelarian bagi mereka.

Penting untuk dicatat bahwa erotomania bukanlah sekadar tergila-gila atau menjadi penggemar berat seseorang. Diagnosis erotomania harus tetap dilakukan dari tim profesional kesehatan mental setelah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Berikut beberapa pertanyaan yang dapat membantu kalian memahami erotomania:

  1. Apakah kalian memiliki keyakinan yang kuat bahwa seseorang mencintai kalian, meskipun tidak ada bukti yang mendukungnya?
  2. Apakah kalian terobsesi dengan orang tersebut dan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkannya?
  3. Apakah kalian menginterpretasikan hal-hal biasa sebagai pesan cinta dari orang tersebut?
  4. Apakah kalian cemburu terhadap orang lain yang dekat dengan orang tersebut?
  5. Apakah kalian pernah mengirim surat, hadiah, atau pesan yang tidak diinginkan kepada orang tersebut?
  6. Apakah kalian pernah menguntit orang tersebut?

Jika kalian menjawab "Ya" untuk beberapa pertanyaan diatas, silahkan untuk mencoba mencari bantuan profesional. Seorang psikolog atau psikiater dapat membantu kalian menentukan apakah kalian menderita erotomania atau tidak dan memberikan pengobatan yang tepat.

BACA JUGA: MENGATASI ‘EMOTIONAL DUMPING’ DENGAN MENETAPKAN BATASAN DAN EMPATI

PENGOBATAN EROTOMANIA

Pengobatan erotomania melibatkan beberapa pendekatan. Salah satunya adalah melalui psikoterapi, di mana kalian dapat mendapatkan bantuan untuk memahami delusi dan mengembangkan pola pikir yang lebih sehat. 

Selain itu, penggunaan obat-obatan juga menjadi pilihan, di mana obat antipsikotik dapat membantu dalam mengendalikan delusi dan halusinasi yang mungkin dialami. Dengan mendapatkan pengobatan yang tepat, erotomania bisa diatasi dan kalian dapat kembali menjalani hidup dengan normal serta bahagia seperti sebelumnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhamad Hendra Prasetya

Budak startup nyambi freelance