Esensi

AJAK ANAK MUDA UNTUK RAYAKAN WASTRA INDONESIA, DENNY WIRAWAN LUNCURKAN KOLEKSI FESYEN BERTAJUK ‘LANGKAH’

Kain batik pasti udah nggak asing kita dengar. Berbagai jenis sandang dari kain batik pasti sering kita pakai. Tapi bagaimana dengan tenun? Songket? Endek? Atau gringsing?

title

FROYONION.COM - Kalau ngomongin tentang warisan budaya Indonesia pasti nggak lepas dari batik. 

Warisan budaya yang lekat kaitannya dengan dunia fesyen ini emang udah jadi kebanggaan kita bersama. Kain batik sendiri sudah diketahui keindahan serta kemegahannya di kancah internasional. Artis Korea kayak V ‘BTS’ sampe pesepak bola David Beckham juga terpantau pernah pake batik. 

Saking bangganya orang Indonesia sama batik, sampe-sampe kalo ada bule biasa pake baju batik aja bangganya bukan main. 

Tapi lo tahu nggak sih kalo warisan budaya Indonesia yang berupa wastra atau kain bukan cuma batik aja? Kain dari daerah Bali misalnya seperti endek dan gringsing pasti masih asing di telinga kita, apalagi anak muda Indonesia. 

Cepatnya globalisasi juga membuat anak muda Indonesia lupa untuk mendalami budaya negara sendiri karena dinilai kuno dan kurang menarik. Kalo nggak percaya, nanti waktu lo lagi jalan-jalan coba deh  lo hitung ada berapa orang yang pake kain batik ataupun kain tradisional lainnya dan yang pake baju ala-ala fesyen Korea Selatan. Hasilnya banyakan yang mana? 

Kira-kira hasil itulah yang juga membuat desainer fesyen asal Bali-Surabaya, Denny Wirawan, fokus berkarya dalam warna-warni wastra Indonesia. Tak hanya batik namun juga songket dan aneka kain tradisional lainnya juga turut dikreasikan ke dalam karya busananya sejak tahun 1996. 

Dua puluh lima tahun berkarya, Denny nggak pernah absen untuk terus berkarya. Hingga pada Rabu lalu (28/9) perancang mode kebanggaan tanah air ini menghelatkan pagelaran tunggal bertajuk Langkah Spring Summer Collection 2023 di Grand Ballroom Intercontinental Jakarta Pondok Indah yang turut didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dan Bank Negara Indonesia.

Denny Wirawan (tengah) bersama dengan Renitasari Adrian (kiri) selaku Program Director bakti Budaya Djarum Foundation dan Grace Situmeang selaku Assistant Vice President Bank Negara Indonesia berfoto bersama untuk membuka pagelaran LANGKAH. (Foto: Grace Angel/Froyonion)
Denny Wirawan (tengah) bersama dengan Renitasari Adrian (kiri) selaku Program Director bakti Budaya Djarum Foundation dan Grace Situmeang selaku Assistant Vice President Bank Negara Indonesia berfoto bersama untuk membuka pagelaran LANGKAH. (Foto: Grace Angel/Froyonion) 

Kata ‘langkah’ sendiri dipilih bukan tanpa alasan, melainkan untuk mengingat perjuangan Denny selama 25 tahun di dunia fesyen. 

“Diawali satu langkah dan hingga sekarang pun saya masih terus melangkah, masih terus berproses, dan belajar,” tutur Denny Wirawan saat dijumpai pada press conference Rabu lalu. 

Kilas balik pada perjalanan Denny sebagai perancang busana, segala perjuangannya hingga menjadi salah satu fashion designer kebanggaan Indonesia tidaklah mudah. Setelah lulus SMA, Denny merantau untuk bekerja di salah satu toko kain di Surabaya untuk mengisi kekosongan waktu karena gagal masuk ke perguruan tinggi yang ia tuju. 

“Perjuangan yang saya lalui tidaklah mudah. Tapi dalam langkah-langkah tersebut saya menyadari bahwa pertolongan Tuhan selalu ada dan datangnya bisa dari mana saja. Saya merantau untuk cari uang, tiba-tiba saya dapat kerjaan di toko kain. Saya memulai menjual label sendiri di Pasaraya, Blok M bermodalkan tempat berukuran 2x2. Tidak disangka, sekarang saya bisa menggelar pagelaran ini setelah 25 tahun melangkah,” ceritanya penuh haru, membuat seisi ruangan makin kagum dengan sosoknya. 

Karakter dan perjuangan Denny juga turut tertuang dalam 52 karya yang dipamerkan. Semua karyanya kali ini menggunakan batik Kudus dan berbagai kain Bali seperti kain tenun endek, kain gringsing, dan kain songket. Uniknya, saat wastra-wastra ini disatukan justru membentuk suatu harmoni dari berbagai motif yang bertabrakan. Rupanya, hal ini juga merupakan salah satu ciri khas Denny yang selalu melakukan clash pattern serta layering dalam berkarya. 

BACA JUGA: BELAJAR FASHION SAMBIL MENJAGA LINGKUNGAN LEWAT ACARA ‘BATIK KUDUS IN FASHION’

Salah satu karya Denny Wirawan dalam pagelaran Langkah Spring Summer Collection 2023 dengan konsep tabrak motif, antara batik kudus dengan kain songket Bali. (Foto: Langkah Spring/Summer Collection 2023)
Salah satu karya Denny Wirawan dalam pagelaran Langkah Spring Summer Collection 2023 dengan konsep tabrak motif, antara batik kudus dengan kain songket Bali. (Foto: Langkah Spring/Summer Collection 2023) 

Dalam proses pembuatan kelima puluh dua karyanya, Denny juga rutin mengunjungi para perajin kain di Bali. Setiap mengunjungi bengkel-bengkel perajin, Denny mengaku bahwa ia merasa senang karena para perajin juga terdiri dari anak-anak muda. Melihat perajin bisa mendapat penghidupan yang layak dari menenun dan membatik juga membuatnya bersyukur. 

“Hal ini turut menandakan permintaan akan kain Indonesia terus lestari dan diminati. Tak hanya itu, para perajin dan pembatik ini hampir seluruhnya perempuan, sehingga diharapkan dapat membantu pemulihan ekonomi nasional yang sebelumnya terimbas pandemi,” jelasnya.

Melihat bagaimana seorang Denny Wirawan nggak pernah berhenti bangga sama wastra Indonesia seharusnya juga bikin kita anak muda Indonesia bersikap demikian. Pasalnya, citra wastra Indonesia yang sering dilihat kuno dan kurang menarik sudah dipatahkan oleh karya-karya Denny. Terlebih banyak model-model yang terlibat dalam pagelaran Langkah ini juga anak muda loh, bahkan ada yang jebolah Indonesia’s Next Top Model. 

Mumpung besok (2/10) adalah Hari Batik Nasional, yuk kita sama-sama pakai wastra Indonesia! Dari sekian banyak wastra Indonesia, lo paling suka yang mana nih, Civs? (*/) 

BACA JUGA: BUDAYA BERKAIN YANG KEMBALI VIRAL DI KALANGAN MAHASISWA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.