Fashion

BUDAYA BERKAIN YANG KEMBALI VIRAL DI KALANGAN MAHASISWA

Tren fashion menggunakan kain bermotif batik ini belakangan mulai kembali viral, terutama di kalangan mahasiswa. Berikut pembahasan dan dampak positifnya.

title

FROYONION.COM - Singkat cerita, beberapa waktu yang lalu teman sekelas di kampus gue memiliki ide untuk menggunakan batik bersama-sama, terutama menggunakan kain. Awalnya, gue pikir tren ini Cuma sekedar iseng-iseng belaka. Saat gue buka sosial media, ternyata tren berkain juga menjamur di kelas, fakultas, atau bahkan kampus-kampus lainnya.

Tren anak muda Indonesia ini sendiri pertama kali booming pada tahun 2021. Kain batik yang tadinya hanya digunakan pada acara formal maupun keagamaan, dinormalisasikan menjadi pakaian yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari seperti kuliah, kerja, atau hanya sekedar main dan nongkrong.

Lewat berbagai platform media sosial, para anak muda ini memamerkan kain batik mereka yang dipadukan dengan outfit gaul masa kini seperti sneakers, kaos, dan sejenisnya. Tagar #berkainbersama pun sempat trending terutama di tiktok yang membuat tren ini semakin menyebar luas.

“Tau tren berkain ini dari sosial media, tiktok sih lebih tepatnya. Mau ikutan karena lebih cakep aja pake kain terus bosen aja outfit ke sekolah pake celana mulu, jadi lebih ke pengen nyoba outfit baru aja terus sekalian ajak temen biar ga malu sendirian gitu” Ucap Adela, Mahasiswi Universitas Pembangunan Veteran Jakarta yang menginisiasikan penggunaan kain batik di kelas gue.

BACA JUGA: SWARA GEMBIRA: LESTARIKAN BUDAYA BERKAIN LEWAT PESTA WASTRA

Tren berkain pun semakin populer dikalangan mahasiswa dan mahasiswi saat ini. Selain karena faktor media sosial, event-event yang diselenggarakan mahasiswa juga turut memberikan andil. Saat ini, berkain sering digunakan sebagai dress code dari suatu kegiatan kemahasiswaan. 

Sejumlah publik figur yang ikut meramaikan tren ini dengan menggunakan kain batik saat tampil juga kian membuat kampanye berkain ini semakin sukses.

Budaya berkain ini pastinya punya banyak banget manfaat, Dari segi ekonomi, budaya berkain ini pastinya membuat penjualan kain batik meningkat. Ramainya anak muda yang ingin membeli kain batik juga membuat peluang penjualan lewat digital semakin meningkat.

Hal ini tentu dapat mensejahterakan para pengrajin dan meningkatkan industri ekonomi kreatif batik di Indonesia.

Selain itu, tren ini merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya Indonesia terutama batik. Tren ini juga sekaligus menepis stereotip terhadap  generasi muda yang dianggap meninggalkan budaya berpakaian Indonesia dan lebih memilih gaya dari barat.

Lewat kreatifitasnya, para anak muda justru bisa memadukan budaya lokal dengan tren fashion masa kini yang menjadi ciri khas fashion baru. Lewat tren inilah kita juga sadar kalau ternyata pakaian khas Indonesia juga bisa menjadi outfit sehari-hari yang gaul dan kece! Bukan Cuma sekedar ‘pakaian kondangan’ aja. 

 “Harapannya jelas sih biar orang-orang yang berkain dinormalisasikan. Soalnya kebanyakan kan pake kain dan batik itu pas acara tertentu doang kayak nikahan dan acara resmi lainnya. Padahal kain bagus bagus aja dipake sehari-hari gitu” harap Adela kedepannya.

Semoga, makin banyak lagi nih tren budaya lokal yang bermunculan di kalangan anak muda. Agar, kekayaan budaya di Indonesia ini bisa terus diwariskan dan gak hilang ditelan zaman.

Jadi gimana Civs, tertarik buat ikutan tren fashion ini? Atau punya ide untuk tren budaya lokal lainnya? (*/)

BACA JUGA: ‘NUSA RASA OAT SERIES’: 7 VARIAN BARU OLEH DJOURNAL COFFEE DENGAN CORAK NUSANTARA

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Rayhan

Pelajar SMA penggemar olahraga, gaming, anime, dan dunia kreatif