Trends

FENOMENA MENGEMIS ONLINE SUDAH SAMPAI TWITTER, BEGINI MODUSNYA!

Bermodal foto buram dan cerita sedih, seorang pengguna Twitter berhasil menarik simpati banyak orang yang berniat menolong. Ia mendapat kiriman makanan, saldo e-wallet hingga uang tunai. Baru-baru ini terkuak bahwa semua cerita sedihnya itu palsu!

title

FROYONION.COMBeberapa waktu lalu sempat viral aksi mengemis online yang dilakukan melalui media sosial TikTok. Seorang anak menggunakan ibunya sendiri untuk melakukan live streaming TikTok sambil mandi lumpur atau mandi air dingin di tengah malam.  

Kegiatan absurd ini dilakukan supaya ada banyak pengguna yang menonton live-nya dan memberikan hadiah. Aksi ini bahkan dikabarkan telah meraup untung hingga belasan juta rupiah dalam sekali sesi live. Sedihnya, pelaku nggak bisa ditangkap karena nggak ada peraturan undang-undang yang secara jelas dan tegas mengatur kegiatan mengemis online ini. 

Sekarang, fenomena mengemis online sudah beralih dari TikTok ke Twitter. Modusnya bukan melalui konten sampah yang entah kenapa bisa banjir penonton, melainkan melalui jualan cerita sedih yang bikin banyak orang iba.  

BACA JUGA: FENOMENA ANAK GUNAKAN IBU NGEMIS DI LIVE TIKTOK, ETIKANYA DI MANA? 

Pelaku memanfaatkan akun menfess agar dapat mengirim curhatan anonim berisi foto buram yang dibumbui narasi kesedihan. Pengguna Twitter yang membaca curhatannya lalu merasa kasihan dan beberapa mengiriminya makanan, saldo e-wallet hingga uang tunai. 

Buat kalian yang masih awam dengan dunia Twitter, menfess atau mention confess adalah akun Twitter yang secara khusus dibuat supaya orang-orang bisa mengirim curhatan anonim secara otomatis. Apabila kalian sudah saling follow dengan akun menfess, maka kalian dapat mengirim DM berisi curhatan yang ingin ditampilkan. 

DM ini kemudian secara otomatis di-tweet atau diposting oleh bot yang dimiliki akun menfess tersebut. Nama pengguna kalian nggak akan ditampilkan dalam tweet, sehingga kalian bebas mau curhat apa saja secara anonim melalui perantara akun-akun menfess seperti ini.  

Ada banyak banget akun menfess di Twitter dan jumlah pengikutnya juga terbilang nggak sedikit. Wajar kalau kemudian curhat di akun menfess banyak dimanfaatkan oleh pengguna Twitter. Ada yang mengirim DM untuk sekedar berkeluh-kesah, mencari solusi atas masalah hidup, bahkan membagikan cerita sedih supaya orang-orang merasa iba. 

Celah inilah yang dimanfaatkan pelaku dalam menjalankan aksinya. Karena nama pengguna nggak akan ditampilkan, identitas aslinya juga nggak bisa dengan mudah diketahui. Ia bisa dengan bebas mengirim curhatan sesedih mungkin  demi menarik simpati orang-orang. 

Pengemis online di Twitter ini pertama terungkap lewat akun menfess @jogmfs. Admin di akun menfess tersebut menerima banyak laporan terkait beberapa menfess dengan pola serupa: curhatan sedih dilengkapi foto buram yang tampak meyakinkan kalau kisah yang dibagikannya itu nyata. Setelah dilacak, ternyata pengirimnya sama! 

Dalam beberapa DM-nya, pengirim sempat mengaku sebagai anak rantau yang hanya bisa makan sempol di hari raya, anak kos yang uangnya tersisa Rp2.000, anak desa yang hanya sanggup makan pete dari kebun rumahnya hingga anak yatim yang tinggal berdua dengan ibu berprofesi tukang urut. 

BACA JUGA: CATAT! INI 20 ISTILAH TWITTER YANG HARUS KALIAN TAHU 

Semua ceritanya memang mengundang iba. Nggak heran kalau beberapa pengguna Twitter yang kebetulan melihat menfessnya mengirimkan uang, saldo e-wallet hingga memesankan makanan melalui aplikasi ojek online.  

Awalnya tentu nggak ada yang curiga. Satu dua menfess berisi kisah sedih, bisa saja itu benar adanya. Apalagi ada puluhan menfess yang di-tweet akun menfess dalam sehari. Nggak mungkin pola penipuan pelaku bisa langsung tercium.  

Namun setelah lebih dari lima kali menfess serupa, kesamaan gaya bahasa dalam tiap tweet hingga inkonsistensi cerita sedihnya, barulah para pengikut akun menfess lapor. Penelusuran lebih lanjut dari seorang pengguna Twitter menemukan kalau pelaku memiliki lebih dari satu akun Twitter. 

Lebih lanjut, pelaku ternyata nggak hanya rutin mengirim menfess ke @jogmfs namun juga ke akun-akun menfess lainnya. Artinya, pelaku memang sudah terbiasa melakukan kegiatan mengemis secara online ini. Bahkan mungkin sudah di tahap keenakan karena aksinya terus menerus diulangi dengan narasi yang berubah-ubah.  

Pelaku mungkin merasa tenang dan bisa bebas dari hukum karena memang belum ada aturan undang-undang yang secara tegas mengatur kegiatan mengemis secara online seperti ini. Pasal 504 KUHP hanya mengatur tentang mengemis di muka umum, bukan mengemis di media sosial. 

Belum diketahui secara pasti apakah pasal ini dapat meninjau pula fenomena pengemis online yang memang masih tergolong baru. Mau menggunakan UU ITE juga nggak bisa. Konten mengemis online nggak bisa dikategorikan sebagai konten negatif seperti yang dilarang dalam pasal 40 ayat 2A UU ITE. 

Praktis, satu-satunya sanksi yang diterima pelaku hanyalah dilarang mengirim menfess serupa lagi. Adanya pengemis online di Twitter melalui cerita sedih sekaligus bikin netizen galau. Niatnya mau berbuat baik dengan cara berbagi, tapi takut malah salah sasaran atau bahkan disalahgunakan. 

BACA JUGA:

JOB SEEKERS WASPADA! INI MODUS PENIPUAN BARU DI WHATSAPP DAN TELEGRAM, KERUGIANNYA CAPAI RATUSAN JUTA 

Membantu orang memang sebaiknya diutamakan dari yang terdekat terlebih dahulu. Tujuannya supaya kita benar-benar tahu gimana kondisi orang yang mau kita bantu. Apakah memang benar kekurangan atau sebenarnya masih mampu-mampu saja menghidupi kebutuhan sehari-harinya.  

Tapi, bukan berarti kita nggak boleh membantu orang lain yang letaknya jauh dari kita. Hanya saja, harus dipastikan dulu kebenaran dari kondisi orang tersebut. Kita bisa cek akun media sosialnya untuk memastikan bahwa memang dia layak dibantu.  

Curhatan di akun menfess bisa dibilang kurang direkomendasikan untuk menemukan target orang yang harus dibantu. Kecuali jika pengirim menfess bersedia untuk mencantumkan akun media sosial atau alamat lengkapnya. Hal ini mengingat pengirim menfess bersifat anonim dan nggak bisa dipastikan apakah menfessnya nyata atau halu. 

Semoga kita semua senantiasa terhindar dari beragam modus penipuan, ya! I (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read