Tips

TERTANTANG JADI JURNALIS? INI SKILLSET LAIN YANG HARUS DIMILIKI SELAIN JAGO NULIS!

Kata siapa jadi wartawan itu cuma harus jago nulis saja? Banyak skillset lain yang juga dituntut dari profesi ini, makanya penting buat kalian ketahui!

title

FROYONION.COM - Menjadi wartawan di era digital sekarang ini tentunya akan menghadapi tantangan yang berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Memang untuk beberapa orang, profesi ini mungkin nggak terlalu diminati lagi sekarang. 

Padahal mungkin dulu bisa berdiri di depan layar kaca a.k.a TV sebagai seorang pembawa berita ataupun reporter yang mengabarkan berita langsung dari tempat kejadian perkara (TKP) menjadi sesuatu yang cukup diidam-idamkan. 

Kini, banyak dari mereka yang beralih untuk menjadi seorang Content Writer, Creative Writer, atau bahkan Content Creator. Well, pergeseran minat terhadap suatu profesi memang hal yang biasa terjadi sih. 

Sebagai mantan wartawan, penulis melihat jika sebenarnya profesi ini memberikan banyak tantangan dalam hidup, khususnya bagi kalian yang gemar ke sana ke sini dalam bekerja. Tuntutannya pun besar setiap hari, kalian nggak bisa berdiam di satu tempat hanya untuk mengetik berita. 

BACA JUGA: 4 HAL TERLARANG YANG WAJIB DIHINDARI PENULIS KONTEN

Makanya, profesi ini cukup segmented dan hanya 'mereka-mereka' saja yang mau terjun di dalamnya. Buat anak muda yang doyan mencari tantangan tentunya jadi wartawan sangat cocok untuk dilakoni. 

Buat memahami profesi ini lebih lanjut, berikut ada beberapa saran berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang mungkin relate dengan kebutuhan kalian ketika mau masuk ke industri media! 

1. PENGALAMAN ADALAH KUNCI

Pengalaman adalah guru yang terbaik nampaknya merupakan perumpamaan yang paling tepat untuk menggambarkan kehidupan kita sehari-hari di dunia jurnalistik. Tanpa pengalaman, kalian nggak mungkin memiliki insting yang tajam dan bisa bertahan di industri ini. 

Kenapa begitu? Biasanya, lulusan jurnalistik yang masuk ke industri akan kebingungan ketika diturunkan langsung untuk meliput peristiwa di lapangan. Entah apapun itu ya, bisa breaking news ataupun kegiatan-kegiatan lain yang memiliki news value. 

Di hari pertama, sudah pasti mereka akan kelabakan. Entah bingung bagaimana menulis berita yang bagus atau mungkin kebingungan mewawancarai narasumber yang mana, atau bahkan sesimpel kebingungan untuk menuju lokasi liputan. 

Seiring jam terjan yang kalian tempuh sebagai seorang jurnalis, pasti kemampuan kalian untuk melihat berita di lapangan juga akan semakin terasah. Termasuk salah satu yang penting adalah koneksi yang dimiliki semakin beragam dan kuat sehingga lebih variatif ketika akan mencari berita. 

Satu hal yang penting di sini: Nikmati saja prosesnya dari waktu ke waktu.

2. INSTING TAJAM DAN DITUNTUT SERBA GERCEP

Ketika meliput suatu peristiwa di lapangan, wartawan dituntut untuk menjadi orang yang cekatan dan cepat dalam mengambil keputusan. Karena, jangan lupa kalau kalian itu liputan bersama dengan jurnalis lain yang saling berebut berita. 

Maka dari itu, sebenarnya sudah nggak ada waktu lagi untuk kalian kebingungan ketika berada di lapangan. Pengambilan setiap keputusan yang akan dilakukan harus serba cepat namun tetap cermat. 

Selain itu, mengasah insting juga menjadi penting di industri ini. Hal itu bisa dimulai dengan memahami secara utuh isu ataupun peristiwa yang kalian lihat. Makanya, biasa di industri media itu memakai pendekatan spesialisasi bagi mereka-mereka wartawan yang terbiasa meliput suatu berita. Bisa saja kalian jago untuk memahami isu-isu seputar ekonomi, olahraga, otomotif, bahkan mungkin juga politik. 

Dengan memahami spesialisasi yang kalian lakoni, maka kalian akan terbiasa dengan pembahasan ataupun isu yang berkembang sehari-hari. Ini sangat membantu sehingga kalian bisa bertindak cepat dan sigap ketika mendapat penugasan dari redaksi. 

BACA JUGA: 3 TOOLS GOOGLE YANG BISA MEMPERMUDAH KEHIDUPAN JURNALIS

3. RISET RISET RISET

Hal ini juga menjadi penting untuk dilakukan bagi para jurnalis muda ketika turun ke lapangan untuk meliput. Lakukan riset kecil-kecilan untuk memahami isu apa yang akan kalian temui nantinya.

Bisa dimulai dengan mencari berita terakhir yang dibahas oleh narasumber ataupun hal-hal yang berkaitan dengan topik liputan kalian tersebut. 

Kenapa riset menjadi bagian penting yang nggak boleh dilewatkan? Bayangkan riset itu menjadi amunisi ilmu kalian sebelum melontarkan pertanyaan. Karena harus diingat juga, untuk membuat berita yang menarik kalian perlu berdiskusi dan bertanya kepada narasumber. 

Untuk mengkonfirmasi, mempertegas narasi, hingga menghilangkan imajinasi menjadi fakta tertulis di berita. Kalau kalian nggak memahami isu, pasti pertanyaan yang kalian ajukan juga tidak akan tajam. Belum lagi, banyak juga loh terkadang narasumber yang jengkel ketika kalian mempertanyakan sesuatu yang nggak penting. 

4. BANGUN JEJARING DAN PERKUAT KONEKSI 

Jejaring yang luas dan koneksi yang kuat menjadi salah satu unsur yang penting untuk dipertajam oleh wartawan-wartawan muda. Jejaring ini sangat penting untuk melakukan salah satu tugas utama seorang pewarta, yakni mencari informasi. Bukan hanya sekedar mengutip dari narasumber, tapi bagaimana seorang jurnalis bisa menggali informasi sedalam-dalamnya itu menjadi hal yang berbeda. 

Nah, untuk memiliki jejaring yang luas tentunya diperlukan jam terbang yang tinggi juga. Tentu saja, kalian yang baru mulai masuk ke industri ini nggak bisa berharap langsung dikenal dan mengetahui segala seluk-beluk informasi yang tersebar. 

Biasanya koneksi akan semakin kuat seiring pengalaman itu sendiri. Makanya, harus diingat juga buat kalian yang mau jadi wartawan kalau pergi liputan ke lapangan itu bukan hanya untuk mengejar berita saja. Jalin kedekatan dengan narasumber, termasuk circle mereka yang ada di lapangan. 

Jangan juga tertutup dengan jurnalis lain yang meliput, karena kita nggak akan pernah tahu sumber informasi itu akan datang dari siapa. 

BACA JUGA: MAU DEBUT JADI PENULIS DI MEDIA? PAHAMI DULU YANG NAMANYA NILAI BERITA NIH!

Dari empat poin tersebut, mungkin penulis nggak banyak membahas tentang teknis penulisan ataupun gimana melakukan reportase langsung di depan kamera, ya! Karena memang harus disadari juga kalau menjadi seorang pewarta bukan hanya tentang menulis atau memberitakan saja. Tapi sebenarnya banyak keterampilan lain yang bisa kalian gali dengan menjalani profesi ini. Kemudian, skillset tersebut nantinya bisa dimanfaatkan kalau mungkin kalian ingin terjun ke industri lain yang berseberangan. 

Bagaimana, tertantang jadi wartawan? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!