Tips

SUKA KHAWATIR DENGAN TUMPUKAN PESAN WHATSAPP? BEGINI CARA MENGATASINYA

Meskipun WhatsApp memudahkan dalam bertukar pesan, ternyata obrolan grup yang menumpuk juga bisa bikin pengguna merasa stres dan bingung. Kok bisa? Check it out!

title

FROYONION.COM - Buat sebagian besar dari kita, obrolan grup sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari obrolan tugas, mengatur acara, sampai menyambung hubungan baik dengan keluarga atau teman-teman, semuanya bisa dilakukan lewat aplikasi Messenger seperti Whatsapp.

Di kasus terbaik, obrolan grup bisa jadi tempat yang seru, solid, dan bikin kita merasa nyaman. Tapi, di sisi lain, terkadang bisa juga bikin kita stres dan was-was berlebihan.

BACA JUGA: ALASAN ORANG TIDAK MEMASANG FOTO PROFIL WHATSAPP

Melalui wawancara dengan tiga anak muda yakni Amanda (23 tahun), Arya (21 tahun), dan Hans (25 tahun), kita akan menggali pandangan mereka tentang obrolan grup dan permasalahan yang timbul dari penggunaannya.

ANTARA SERU DAN MEMBOSANKAN

Amanda, seorang remaja berusia 23 tahun, mengatakan bahwa obrolan grup sering menjadi tempat untuk berdiskusi tentang hal-hal serius.

Namun, ia juga menyatakan bahwa terlalu banyak pesan dapat membuatnya malas membuka grup tersebut, merasa lelah membaca. Dalam hal ini, ia menyiasati dengan menutup notifikasi untuk menghindari kebingungan.

“Obrolan grup itu emang sering banget jadi tempat buat ngobrolin hal serius, tapi ya terkadang bikin bingung juga. Yang paling aku rasain sih, kalo udah terlalu banyak pesan, kadang jadi males buka grupnya. Capek bacanya,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (18/1/2024).

BACA JUGA: CEMAS BACA NOTIFIKASI WHATSAPP? MUNGKIN KAMU ALAMI WHATSAPP ANXIETY

Arya, karyawan swasta di kawasan Jakarta Pusat, berusia 21 tahun, setuju dengan apa yang dikatakan Amanda. Katanya, pesan yang berlimpah dan notifikasi yang berisik dapat membuatnya khawatir.

Meskipun mengalami dilema keluar dari grup, Budi memilih untuk tetap berada di dalamnya agar tidak kehilangan informasi penting atau dianggap aneh.

“Iya, pernah banget. Kadang-kadang gue pengen keluar, tapi takut diomongin orang atau ketinggalan info. Jadi, ya udah deh, gue stay aja meskipun kadang bosen,” katanya.

BACA JUGA: SERING TYPO SAAT CHATTING? WHATSAPP KINI LUNCURKAN FITUR EDIT PESAN

Hal yang sama juga disampaikan oleh Hans (25 tahun), menyoroti bahwa terlalu banyak pesan dalam obrolan grup membuat dirinya terganggu, terutama saat sedang sibuk.

Baginya, mengatasi dilema keluar dari grup dilakukan dengan membisukan notifikasi, memungkinkan tetap terhubung tanpa terganggu.

BIKIN CANGGUNG

Selain masalah di atas, dinamika sosial dalam obrolan grup juga menjadi sorotan. Amanda mengungkapkan pengalamannya di sebuah grup yang tadinya akrab, namun tiba-tiba ada anggota yang menjadi cuek dan tidak aktif lagi. Hal ini membuatnya berpikir dua kali sebelum menambah orang ke grup.

Hans juga menuturkan pengalaman serupa, sebelumnya, suasana grup semula menyenangkan berubah menjadi canggung ketika beberapa anggota memilih keluar tanpa jejak.

Melansir The Straits Times, di bawah ini penulis mencoba menjabarkan 3 masalah besar yang biasa ditemukan dalam dinamika sosial obrolan grup:

1. BANYAK PESAN BIKIN KEWALAHAN

Volume pesan dan notifikasi dari obrolan grup bisa banyak banget. Ada yang ketinggalan 200 pesan cuma gara-gara lupa bawa ponsel, atau obrolan yang mulai dari jam 8 pagi sampai jam 1 pagi.

Survei dilakukan terhadap masyarakat di Amerika Serikat dan Inggris juga menunjukkan kalau 40% orang merasa kewalahan dengan pesan obrolan grup dan notifikasinya.

Seringkali, orang menanggapi masalah ini dengan mematikan notifikasi di grup. Tapi, hal itu bisa bikin kita kelewat informasi yang penting, atau malah harus repot masuk ke obrolan dan baca percakapan dari awal.

Dan, di obrolan grup yang banyak anggotanya, beberapa percakapan bisa berjalan bersamaan, bikin susah menyusun dan menghafal topik yang lagi dibahas. Jadi, seringkali obrolan grup jadi kurang efektif buat mengurus rencana atau tugas.

2. NGGAK MAU ADA DALAM GRUP, TAPI GA ENAK LEFT GROUP

Satu masalah lainnya yang mungkin lebih besar adalah dinamika sosial yang bisa bikin canggung. Misalnya, ada yang dimasukkan ke dalam grup untuk mengatur kado teman, tapi dia nggak mau menyumbang dan bingung harus keluar grup atau nggak.

Atau ada obrolan grup yang dimulai oleh teman-teman dekat, tapi suatu waktu salah satu dari mereka menjauh dan memilih diam lalu tidak aktif di grup.

Beberapa orang merasa stuck atau bingung kalau mau keluar dari obrolan grup. Mereka jadi ragu karena khawatir teman-temannya akan tahu kalau mereka keluar. Tapi, kalau nggak peduli sama obrolan grup, bikin mereka merasa kurang nyaman.

Masalah ini banyak muncul karena aturan di grup yang kaku, yang nggak selalu sesuai sama ketertarikan kita. Selain itu, etika sosial seputar pesan grup bisa jadi bikin bingung.

3. JADI MERASA DIKUCILKAN

Masalah yang paling berat muncul ketika dikucilkan dalam obrolan grup. Beberapa anggota bisa bikin obrolan grup terpisah buat ngomongin hal-hal rahasia, atau bahkan ada yang dikeluarkan dari grup gara-gara beda pendapat atau dianggap bikin obrolan jadi terlalu ramai.

Namun, usaha menebak-nebak apakah kalian dikucilkan dari obrolan grup bisa bikin stres. Terutama karena kalian dapat ketinggalan gosip atau video lucu, tapi juga rencana anggota grup untuk bertemu langsung.

Jadi, bagaimana cara mengatasi masalah ini?

Kita mesti sadar kalo hubungan sosial itu emang nggak selalu mulus. Obrolan grup itu cuma cerminan dari kehidupan sosial, ditambah lagi kerumitan teknologi.

Dari penelitian, grup chat yang paling disukai orang itu grup yang kecil sama teman dekat. Jadi, bikin obrolan grup yang nggak terlalu ramai dan sama orang-orang yang kita kenal baik.

Selama kita belum menemukan solusi untuk masalah-masalah obrolan grup yang bikin bingung, kalian bisa melakukan hal-hal ini:

  1. Gunakan obrolan grup dengan orang yang kita kenal dan cocok sama kita.
  2. Cari cara lain buat mengatur acara yang lebih kompleks atau buat kelompok yang lebih besar.
  3. Kalau pesannya banyak, bisa dibisukan notifikasinya atau minta teman di grup buat kabari jika ada info penting.
  4. Kalo ada masalah di dinamika sosial grup, coba bicarakan dengan orang yang paling kita kenal di grup. Kadang kita suka salah asumsi, dan orang tersebut mungkin nggak sengaja left obrolan grup.

Jadi, dari cerita anak muda Indonesia tadi, kita bisa menangkap kalau obrolan grup itu memang seru, tapi ada ribetnya juga. Buat kalian yang lagi baca artikel ini, semoga bisa jadi inspirasi buat tetap keren mengelola obrolan grup, tetap asik tanpa bikin pusing ya! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Abdurrahman Rabbani

Cuma buruh tinta yang banyak cita-cita.