Tips

INI KUNCINYA SUPAYA TABUNGANMU TAK LEKAS HABIS

Pernah nggak merasa bingung kenapa tabungan tipis banget atau bahkan habis nggak tahu ke mana? Atau justru tabungan banyak tapi bingung dipakai buat apa ya?

title

FROYONION.COM - Pandemi dua tahun lalu jadi guncangan finansial buat sebagian besar orang. Hilangnya pemasukan berkala secara tiba-tiba, membuat segolongan orang merasa gelagapan dan nggak siap dengan keadaan ini.

Ketika orang-orang masih berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan setelah pandemi, tak disangka muncul lagi badai resesi. Meski banyak yang bilang bahwa Indonesia relatif aman dari resesi global ini, tetap saja kita banyak dengar cerita teman-teman kita yang kehilangan pekerjaannya dan harus segera mencari solusi alternatif untuk bertahan.

Ada satu cerita tentang tiga orang yang berteman. Tiga orang ini, sebut aja Andi, Billy, dan, Cindy. Andi dan Billy sudah menikah dan memunyai anak. Cindy belum menikah. Di saat pandemi, ada penyesuaian gaji, yang mana gajinya jadi berkurang. Andi punya tabungan yang cukup, jadi meskipun kaget, dia tetap bisa agak santai untuk atur ulang pengeluarannya. Beda sama Billy dan Cindy yang bingung. Andi jadi berpikir, “Perasaan gaji mereka lebih gede. Si Cindy lagi belum kawin. Kenapa mereka yang ngereog?”

Di titik itulah dia sadar, yang bikin beda adalah dia punya tujuan, sedangkan teman-temannya nggak. Dengan dia punya tujuan, dia jadi punya tempat yang jelas buat menyisihkan uangnya. Temen-temennya yang nggak punya tujuan, hasilnya tabungannya pun pas-pasan aja.

Di kasus ini, Andi punya tujuan nabung buat dana darurat, sekolah anak, dan dana pensiun. Billy, meskipun udah punya anak juga, belum tentu dia sadar menabung itu perlu tujuan. Jadi bukan soal single atau nggak, tapi karena mereka nggak punya tujuan, ketika tabungannya sudah banyak, biasanya mereka pake lagi untuk hal-hal yang impulsif dan konsumtif.

Pernah merasa kayak gitu nggak? “Tabungan udah cukup nih. Ganti HP ah. Liburan ah. Kayaknya ke Singapore cuma abis 10 juta deh.” Tau-tau tabungan abis. Nabung lagi. Abis lagi. Gitu terus tapi pusing ke mana aja hilangnya tabungan.

Apalagi, setelah pandemi ini banyak banget event yang udah mulai berani offline, kayak konser, juga promo tiket pesawat yang udah mulai seliweran di media sosial. Banyak banget pasti yang merasa, “Sayang banget kan kalo dilewatin? Kapan lagi nih?” Eits, jangan salah, sebenernya promo dan harga diskon itu pasti akan ada lagi kok.

Jadi gimana nih biar uang tabungan nggak habis entah ke mana? Cuma satu kuncinya: rencanakan tabungan buat tujuan berbeda. Idealnya emang kita harus punya tujuan di segala hal sih, termasuk nabung. Sebaiknya setiap tabungan dipisah untuk tujuan berbeda ya.

BACA JUGA: BERAPA DANA UNTUK KULIAH DI PTN TERBAIK DI INDONESIA?

Nggak punya tujuan dalam tabungan ini, efeknya bukan cuma tabungan tiba-tiba habis entah ke mana, tapi ada juga yang justru bingung dengan banyaknya tabungannya yang nggak pernah dipake.

Tujuan masing-masing orang bisa beda-beda banget, tapi menurut financial planners, yang utamanya harus ada adalah:

  1. DANA DARURAT

Ada banyak banget kasus yang butuh dana darurat ini, paling dekat adalah sakit. Selama sakit tentu butuh biaya, yang mana malah ketika sakit kita nggak bisa kerja. Apalagi kalau sakitnya lama. Apalagi kalau perusahaan nggak ngasih asuransi kesehatan. Mending siapin deh buat ketenangan hati.

Belum lagi kejadian-kejadian tak terduga kayak ban kendaraan bocor, atau mesinnya tiba-tiba ngadat. Selain yang berhubungan dengan diri sendiri, bisa juga yang menimpa orang lain, misalnya keluarga dekat tiba-tiba meninggal dan kita harus beli tiket pesawat untuk pulang.

2. DANA PENSIUN

Manusia bisa nikah, bisa juga nggak, jadi kalo mau nabung buat biaya nikah sih oke juga, tapi yang jelas pasti akan terjadi adalah bertambah tua dan nggak selamanya bisa kerja sekeras sekarang. Sisihkan tabungan untuk beli emas sekarang, yang bisa jaga nilai uang sampai waktunya dibutuhkan nanti, dan yang jelas nggak gampang diambil dan dibelanjain.

Berapa ya yang perlu disiapin buat dana pensiun? Tergantung lifestyle, tapi kebanyakan orang makin tua biasanya makin wise. Petuah yang biasanya dikasih adalah untuk nggak jor-joran di masa muda, karena standar gaya hidup bisa naik dan bisa jadi nanti susah buat adaptasi lagi ke gaya hidup minimalis.

3. TUJUAN LAIN

Poin ini sangat tergantung preferensi masing-masing orang sih. Ada yang pengen nabung beli rumah, ada yang pengen ngumpulin modal bisnis, ada juga yang pengen kasih charity untuk isu-isu yang jadi perhatian.

Oh ya, soal rumah, meski belum tau mau tinggal di mana, kumpulin aja dulu duit buat uang muka. Coba inget deh, Ibu Menteri Keuangan bilang generasi milenial makin susah untuk beli rumah. Rumah ini bisa jadi pembelian terbesar seumur hidup, persiapannya juga kudu mateng banget, mulai dari lokasi sampai skema pembayaran. Sambil nabung, sambil belajar tentang properti mumpung masih banyak waktu.

BACA JUGA: PAKE DANA DARURAT BUAT BELI TIKET KONSER, AMAN GAK YA?

Nah, sekarang ngomongin soal “boros”, setiap orang punya “saklar” yang beda-beda nih. Masing-masing orang harus sadar diri “saklarnya” nyala dengan trigger apa. Ada yang trigger-nya konser, ada yang liburan, ada yang belanja baju, sepatu, tas, macem-macem deh. Boleh aja, asal ada pos khusus.

  1. BELANJA IMPULSIF

“Boleh aja nonton konser, asal jangan ngutang ya!” Sekilas pernyataan barusan nggak salah sih, tapi akan lebih baik lagi kalau kita punya tabungan khusus yang udah disiapin buat setahun ke depan. Misalnya nih, tahun 2022 nabung 5 juta buat konser. Di awal tahun 2023, udah harus nentuin nih konser apa aja yang bisa ditonton dengan 5 juta itu? Sama buat liburan, budget 2023 sebaiknya disiapkan selama satu tahun sebelumnya.

Penyakit paling parah adalah “nggak enakan.” Nggak enakan kalau nggak ikut karena diajak temen. Mendingan jujur aja kalo tabungan sih emang ada, tapi udah difokuskan buat dipake hal lain nih.

2. BELANJA KONSUMTIF

Barang konsumtif adalah barang yang kita pakai sehari-hari dan biasanya nggak menghasilkan uang lagi, contohnya yang sering dibelanjakan adalah baju dan tas kalau cewek, dan sepatu kalau cowok. Termasuk ngopi-ngopi dan checkout barang-barang di marketplace juga nih. Untuk barang konsumtif ini ada tiga tips.

Tips pertama, jangan belanja waktu emosi. Emosi itu bukan cuma emosi marah atau sedih ya, termasuk emosi senang, excited liat koleksi baru, itu juga sebaiknya pikir-pikir dulu sebelum memutuskan beli.

Tips kedua, untungnya barang konsumtif ini sebenernya bisa dijual lagi, yang mana bisa jadi modal lagi kalau mau ganti barang lain, dengan catatan, kondisi barang lama yang dijual masih bagus ya, biar harganya nggak turun-turun banget.

Tips ketiga, tetap dijatah per periode. Paling gampang sih per bulan ya. Jadi misalnya bulan ini udah beli baju, berarti kalau mau beli sepatu ya bulan depan aja deh ya, atau nunggu diskon lagi waktu Harbolnas atau tanggal kembar!

Nah, jadi sampai sini udah pada tahu kan satu kunci itu apa? Ya, tujuan! Dengan tujuan ini, sebenarnya tips-tips apapun akan lebih gampang menjalaninya. Malah seringkali dalam prosesnya, kita bisa menemukan sendiri tips-tips yang lain. Selamat mencoba! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Avida Sa'aya

Ibu anak dua yang suka nulis suka-suka. A human being with many interest. Suka jalan-jalan, tapi juga doyan mager di rumah.