Tips

INBOUND MARKETING, TRIK PEMASARAN TENUE DE ATTIRE YANG NGGAK KELIATAN KAYAK LAGI JUALAN

Siapa yang pernah liat konten mas-mas cosplay jadi profesi tertentu sesuai request seseorang di platform TikTok? Siapa sangka kalau di balik konten lucu-lucuan itu ternyata ada olshop di baliknya!

title

FROYONION.COM - Kalian yang gemar scroll TikTok, mungkin pernah melihat ada konten Tenue de Attire nongol di FYP. Kontennya sederhana saja namun cukup mengundang tawa.

Seorang mas-mas tampak mendekati kamera dan terlihat tengah membaca komentar dari seseorang. Pada layar terdapat kutipan dari seorang perempuan yang tengah menjelaskan tipe pasangan idealnya, terutama dari segi profesi. Kemudian, mas-mas itu menjauh dari kamera dan kembali lagi dengan menggunakan pakaian yang mirip dengan profesi ideal si perempuan.

Misalnya, ada kalimat, “tipe cowokku yang bisa ngarahin”. Kemudian, mas-mas dalam videonya kembali lagi dengan kostum tukang parkir. Videonya singkat dan tanpa dialog tapi pasti bikin siapapun yang nonton ikut senyum. 

Siapa sangka di balik konten video ini ada online shop yang berjualan baju. Iya, Tenue de Attire itu bukan nama keren dari selebtok melainkan nama toko pakaian. Tanpa keliatan lagi jualan, bahkan konten-kontennya sangat jarang mempromosikan baju yang dijual, tapi mampu mengundang minat netizen.

Bahkan, video-videonya sudah langganan di-repost oleh akun-akun lain, termasuk akun yang nggak ada hubungannya dengan jualan baju sama sekali. Kalau kalian belum pernah menyambangi TikTok atau Instagramnya Tenue de Attire, mungkin kalian sudah pernah melihat videonya melalui akun lain. 

Melalui konten yang sangat khas ini, Tenue de Attire berhasil menarik perhatian netizen yang merasa relate dengan isi videonya. Disadari atau nggak, konten dari Tenue de Attire adalah salah satu implementasi inbound marketing. 

BACA JUGA: ALASAN KENAPA AKUN TIKTOK OPTIKA LUNETT SERING MASUK FYP

Secara singkat, inbound marketing ialah salah satu trik pemasaran yang fokus pada konsumen. Cara kerjanya terdiri dari empat tahapan: Attract, Convert, Close dan Delight.

Pada tahap Attract, si pembuat konten akan berusaha menarik perhatian Strangers atau orang awam melalui serangkaian konten yang menarik perhatian. Konten-kontennya dibuat secara customer-centered dan menggunakan optimisasi mesin pencari. 

Konten promosinya juga akan menggunakan media sosial yang banyak digunakan oleh target konsumen. Dalam hal ini, Tenue de Attire menggunakan TikTok karena format konten mereka berupa video pendek. Di tahap Attract, para Strangers diharapkan akan menjadi Visitors alias pengunjung sebagai hasil dari konten yang menarik.

Jika pengunjung berhasil ditarik, maka tahap selanjutnya adalah Convert yang akan mengubah Visitors menjadi Leads atau calon pembeli potensial. Caranya adalah dengan call-to-actions yang menarik, adanya landing page hingga konten penawaran spesial. 

Orang-orang yang sudah melihat kontennya berkali-kali lalu merasa tertarik, biasanya akan kepo dengan akun media sosialnya guna mencari lebih banyak konten serupa. Di sinilah akhirnya mereka mengetahui bahwa Tenue de Attire menjual pakaian. 

Kemudian, para Leads akan diubah menjadi Customers atau pelanggan melalui tahapan Close. Promosi akan semakin gencar dilakukan di tahap ini agar orang-orang tahu semakin dalam mengenai produk yang dijual dan juga penawaran-penawaran yang diberikan.

Karena berjualan melalui aplikasi TikTok, maka Tenue de Attire juga seringkali memanfaatkan fitur TikTok Live. Di sinilah para calon pembeli potensial bisa menjadi pelanggan lewat host live yang menjelaskan lebih jauh seputar produk yang mereka jual.

Terakhir, Customers akan menjadi Promoters di tahap Delight terutama jika mereka telah terpapar konten-kontennya dalam waktu lama dan terbukti menyukai apa yang mereka lihat. Tindakan repost video juga termasuk menjadi Promoters karena akan mengundang lebih banyak orang untuk mengetahui brand mereka.

BACA JUGA: BELAJAR SEASONAL MARKETING DARI IKLAN SIRUP MARJAN

Selain mengimplementasikan inbound marketing, Tenue de Attire juga menggunakan prinsip User Generated Content (UGC). Hal ini bisa dilihat dari ide-ide kontennya yang datang dari request followers.

Di TikTok, seringkali kita temukan komentar pada sebuah video yang berisi permintaan pada si kreator untuk mengunggah konten tertentu. Misalnya, “sorry tipe aku pengacara”. Nah, dari komentar inilah si kreator akan mewujudkannya dalam kontennya selanjutnya. 

Tentunya nggak semua request bisa diwujudkan. Kreator harus terlebih dahulu melakukan riset apakah request itu bisa dikontenin atau nggak. Jika ternyata bisa, maka langkah selanjutnya adalah eksekusi.

Kelihatannya mungkin hanya sebatas bales-balesin komen untuk dibuat konten. Eits, jangan salah! Konten yang benar-benar digodok akan dapat membuat followers merasa lebih relate dan bahkan bisa menarik followers baru.

Bisa dibilang, konten yang mereka sajikan memiliki keunikan yang membuat orang lain betah menontonnya dan dengan sukarela membagikannya ke orang lain. Tanpa tahu kalau Tenue de Attire adalah sebuah online shop, secara nggak sadar banyak netizen yang sudah membantu mereka berjualan.

Di era serba digital yang orang-orangnya gemar menikmati konten pendek yang relate dengan kehidupan sehari-hari, apa yang disajikan Tenue de Attire bisa dibilang adalah trik pemasaran yang cerdas. Ini mungkin akan mengingatkan kalian pada Optika Lunett dengan konten mbak-mbak KRL yang ikonik. Sekilas, nggak kelihatan kayak lagi jualan juga, kan?

Mengadopsi cara jualan seperti ini bisa banget dilakukan, asal kreatif dalam membuat ide konten yang relate terutama untuk target konsumen dan rutin upload tiap hari. Jangan lupa untuk lakukan riset konten secara mendalam dan tetapkan satu karakter yang kuat sebagai ikon dari kontennya.

Siap ngonten sambil jualan pakai trik inbound marketing? (*/) (Photo credit: The Coach Space)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read