Stories

ASH SAMS: SAAT MENYEMIR SEPATU JADI PROFESI BERGENGSI

Yang digosok sepatu yang mengkilap prestasi, mungkin itu ungkapan yang cocok untuk menggambarkan sosok Ash, seorang shoekeeper profesional yang berhasil menorehkan prestasi dalam ajang World Championship in Shoe Shining 2022.

title

FROYONION.COM - Mungkin banyak yang mengira bahwa pekerjaan penyemir sepatu adalah pekerjaan kotor dan tak bisa membuat diri kita berkembang. Tak hanya itu, stigma lain soal semir sepatu adalah profesi rendahan pun masih melekat di sebagian orang di belahan bumi ini.

Anggapan buruk soal penyemir sepatu ini yang ingin dipatahkan oleh Ash Sams (31) yang kini tinggal di Singapura. Lewat akun Instagramnya, @ashpeciality, ia berhasil mengubah pandangan masyarakat soal profesi semir sepatu.

Dandanan yang necis lengkap dengan jas dan dasi seolah membuat profesi semir sepatu ini ‘naik kelas’. Dengan misi sederhana yang membuat sepatu menjadi bersih dan mengkilap, Ash berhasil merebut perhatian masyarakat khususnya anak muda.

BACA JUGA: 8 REKOMENDASI PARFUM COWOK BRAND LOKAL YANG BIKIN LO WANGI DAN PERCAYA DIRI

Ash Syams (31) penyemir sepatu profesional yang berhasil menjadi juara di World Championship in Shoe Shining 2022. (Sumber foto: Instagram @ashpeciality)
Ash Syams (31) penyemir sepatu profesional yang berhasil menjadi juara di World Championship in Shoe Shining 2022. (Sumber foto: Instagram @ashpeciality)

Ash bercerita kalau ia ingin orang khususnya para remaja kenal dengan profesi yang beragam salah satunya shoe shiner ini. Tentu, katanya, media sosial adalah pasar yang cocok untuk mengenalkan profesi ini.

"Post video di TikTok karena di sana ramai teenager yang tidak kenal semir. Jadi saya mau introduce semir to the younger market. Jadi saya mau kenalin ini hobi semir atau as a carreer to the younger people".

RASA INGIN TAHU MEMBAWANYA JADI PENYEMIR SEPATU

Waktu ditanya soal kenapa pilih jadi penyemir sepatu profesional, Ash bilang kalau ini bukan impian utamanya. Bahkan, gak pernah terpikirkan sama sekali ia menjadi seorang penyemir sepatu. Ia sebelumnya hanya kagum sama orang bernama John Chung yang kelak jadi bosnya di Mason and Smith.

Saat itu, Ash yang baru lulus dari wajib militer dapet kesempatan kerja di Marina Bay Sands, Singapura. Satu waktu setelah 4 tahun kerja, manajemen tempatnya kerja kedatangan seorang shoe shiner (John, tadi) untuk customer di Marina Bay Sands.

Posisinya waktu itu Ash masih jadi petugas di salah satu counter di Marina Bay Sands di depannya ada si John ini yang telaten bersihin sepatu customer-nya.

"Aku jadi kagum dan curious about the art of shoe shining, everyday when I saw him shining shoes 'I said can i try one day?' He said 'Ya, we'll have a shop in the future and he needs someone to maintain the shop'".

Waktu itu sejujurnya, Ash ngaku gak punya ketertarikan atau hobi sama sepatu apapun, tapi ia pikir ingin coba sesuatu yang baru di hidupnya. Jadi ia putuskan untuk resign dari Marina Bay Sands dan gabung bareng John Chung.

Sedikit demi sedikit rasa ingin tahunya soal seni menyemir sepatu bikin Ash semakin jatuh ke dalam dunia semir sepatu profesional. Dan siapa sangka, hal itu membawa prestasi di kancah dunia. "Aku jadi interested sepatu, anatomi, dan produk digunain dan cari origin-nya di mana and different brand, I've see the different good brand shoes in the world that no many people know because it's expensive".

BACA JUGA: 7 KOLABORASI PRODUK KECANTIKAN LOKAL YANG BEDA DARI LAINNYA TANPA ENDORSE ARTIS KOREA

SEPATU YANG MENGKILAP IALAH PRESTASI

Tahun 2022 ini jadi tahun yang bikin Ash bahagia bukan kepalang. Gimana nggak, Ash bikin dirinya dan orang sekitarnya bangga karena bisa raih juara di kancah dunia lewat semir sepatu kulit. Bukan cuman itu, Ash juga berhasil bikin Jepang, kiblat shoe shine dunia, takluk oleh skill-nya menyemir sepatu.

Ceritanya, Ash yang sempat gagal masuk kejuaraan World Championship in Shoe Shining di tahun 2019 itu terus belajar dan latihan gimana caranya untuk bisa berprestasi di dunia. Gak gampang untuk masuk turnamen bergengsi di London itu, karena setiap peserta harus bisa jadi top 3 finalist sebelum bertanding di kejuaraan semir sepatu internasional itu.

Lawannya? Ya, jelas penyemir profesional dari seluruh dunia yang kirimin hasil semirnya semengkilap mungkin. Untungnya Ash nggak nyerah, meski gagal di tahun 2019, Ash terus usaha untuk dapetin kesempatan bertanding di ajang World Championship in Shoe Shining 2022. Dan ia berhasil.

Dia berhasil masuk top 3 finalist yang lawannya adalah shoe shiner dari Norwegia dan tentu Jepang. Pengalaman pertama ini tentu nggak akan disia-siakan Ash. Ia bahkan rela luangin waktu istirahat abis sahur untuk latihan. Iya, karena saat pengumuman finalist itu tepat sebelum Ramadhan dan mau nggak mau latihannya saat bulan Ramadhan.

Ash pun berkorban dengan meninggalkan keluarganya di Singapura sesaat setelah shalat Idulfitri demi terbang ke London untuk bawa pulang status sebagai juara World Championship in Shoe Shining 2022. Dalam 20 menit pertandingan di London, ia mengerahkan semua kemampuanya untuk jadi juara.

Apalagi dengan pengorbanan yang udah ia lakuin sebelumnya, hal itu pun bikin semangat Ash memuncak. Hasilnya, Ash akhirnya dinobatkan sebagai Winner of World Championship in Shoe Shining 2022.

"It was the best feeling ever, that's why aku harus menang, karena aku sudah tinggalin keluarga, dan sacrifice saat Ramadhan dan harganya yang mahal".

Tapi meski begitu, kemenangan di London tentu nggak akan bikin ia berhenti untuk terus berkarya. Ia bahkan ingin sebarin semangat pantang menyerah ke anak muda yang lihat kontennya di TikTok atau Instagram.

Ash juga kasih pesen untuk anak muda yang belum tahu mau jadi apa. Dia bilang 'coba aja dulu'. Macam lagu Fix You punya Coldplay, 'If you never try you'll never know'. Karena baginya penting untuk tahu apa kesalahan dan apa solusi dari sebuah kesalahan itu.

"Kalau mau buat apapun jadi karya coba dulu, karena kalau nggak coba nggak tau, if you fail don't give up, keep going. Because the result won't come out in one or two years, maybe five years, you'll never know, you have to believe in yourself to make this happen," ujarnya.

Jadi penting untuk percaya diri sendiri dan proses yang dialami. Karena kalau boleh pinjem kata-katanya, Steve Harvey sih practice does not make perfect, but practice makes progress. Nikmati proses dan langkah untuk capai tujuan sekalipun itu harus merangkak. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Haidar Rais

Content Writer yang lagi belajar menikmati setiap perjalanan, asam garam, semuanya. Mohon doanya.