Sports

EMANG KENAPA KALAU COWOK NGGAK SUKA OLAHRAGA SEPAKBOLA?

Bagi cowok yang nggak suka sepakbola mereka sering dianggap aneh, lembek dan cupu. Walhasil, mereka sering merasa nggak leluasa memilih dan menghindar dari jenis olahraga yang disukainya.

title

FROYONION.COM - Olahraga sepakbola identik dengan olahraganya cowok. Bahkan ada standar tertentu agar seorang laki-laki dianggap beneran laki-laki, “Olahraganya cowo tuh sepakbola. Kalau sepakbola berat, minimal futsal, lah”. 

Identiknya jenis olahraga dengan gender tertentu membuat beberapa orang tidak bisa leluasa untuk memilih jenis olahraga yang disukai. 

Alhasil, banyak orang yang akhirnya mengurungkan niat untuk ikut berolahraga. Misalnya, saya punya seorang teman lelaki yang mengurungkan niat untuk ikut yoga karena merasa malu dan tak ada peserta cowok lain dalam kelas Yoga yang saya ikuti.

Sepakbola atau jenis olahraga lain seperti basket, surfing, motor trail hingga boxing sering dianggap sebagai olahraga yang identik dengan laki-laki. Hingga ada narasi yang menyatakan bahwa, jika cowok hobi melakukan olahraga yang tersebut sebelumnya, cowok tersebut dianggap keren dan idaman bagi para cewek. 

Jenis olahraga yang identik dengan laki-laki ini dianggap cocok dilakukan laki-laki karena ekstrem, menguji adrenalin, menantang, punya lawan dan kebanyakan dilakukan di ruangan terbuka (outdoor).

MASKULINITAS DALAM DUNIA OLAHRAGA 

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang memiliki manfaat bagi tubuh, kesehatan jangka panjang, sosial dan mental. 

Nggak hanya gerakan fisik, olahraga juga memiliki manfaat secara mental dan juga sosial. Seperti meningkatkan self-esteem, belajar disiplin, bertemu dengan orang baru yang satu minat dan belajar sportivitas alias bersikap adil dalam menerima kekalahan.

Sayangnya, banyaknya manfaat yang akan didapatkan sering terhalang karena masalah gender. Menurut jurnal penelitian oleh Sarah Nicola Harding,  dalam konstruksi sosial, anggapan bahwa olahraga sepakbola merupakan olahraga yang wajib disukai atau dilakukan oleh laki-laki merupakan bentuk maskulinitas. 

Laki-laki identik dengan aktivitas olahraga yang menantang dan penuh adrenaline. Apabila tidak melakukan aktivitas olahraga yang tidak identik dengan jenis olahraga laki-laki, maka maskulinitasnya dipertanyakan.

Menurut sejarah, aktivitas olahraga telah dibentuk untuk laki-laki dan mayoritas diciptakan oleh laki-laki. Menurut Jurnal Sports and Masculinity oleh Bruce Kidd, sejarah dari banyaknya aktivitas olahraga berasal dari praktek laki-laki tanpa mempertimbangkan kehidupan dan pengalaman perempuan. 

Oleh sebab itu, kita sering menemui jenis olahraga yang identik dengan laki-laki atau perempuan sehingga adanya anggapan perempuan yang gemar olahraga jadi nggak feminin. Atau anggapan perempuan berolahraga hanya untuk menarik perhatian laki-laki. 

Maskulinitas yang ada dalam dunia olahraga ini mengakar hingga dengan mudahnya menganggap cowok yang nggak suka sepakbola adalah cowok yang aneh dan nggak keren. Padahal, ada beberapa alasan mengapa cowok nggak suka olahraga sepakbola. Dan itu adalah hak setiap orang untuk memilih manapun yang mereka suka dan membuat mereka nyaman. Beberapa alasan mengapa sebagian cowok nggak suka olahraga sepakbola antara lain:

ANGGOTA KELUARGANYA NGGAK ADA YANG SUKA SEPAK BOLA 

Kita dibesarkan dalam lingkup terdekat yakni keluarga. Pertumbuhan kita lekat dengan bagaimana kondisi keluarga. 

Kita tahu bahwa sepakbola merupakan olahraga yang paling populer di dunia bahkan di Indonesia. 

Menurut Data Books Kata Data, 4 miliar orang merupakan penggemar sepakbola. 

Walaupun olahraga ini mudah dimainkan dengan peralatan terbatas sekalipun, banyak juga kok yang tidak menjadikan olahraga sepakbola sebagai hobi karena merasa orang terdekatnya nggak ada yang suka atau main sepakbola.

FOKUS DENGAN JENIS OLAHRAGA ATAU HOBI LAIN 

Bukan berarti nggak suka olahraga sepakbola terus benci dengan sepakbola, banyak orang yang nggak suka berolahraga sepakbola karena nggak minat aja. 

Mereka lebih memilih jenis olahraga lain atau hobi lain yang sesuai dengan preferensi, kenyamanan, waktu, dan kondisi fisiknya. 

Ada juga yang fokus untuk melakukan jenis olahraga lain dan hanya menjadikan olahraga sepakbola sekedar olahraga pendamping.

ADA TRAUMA FISIK DAN MENTAL 

Trauma merupakan respon emosional atau tubuh (cedera) akibat adanya peristiwa atau kejadian tertentu yang baru terjadi bahkan telah lama terjadi. 

Misalnya, pernah mengalami cedera yang parah saat berolahraga sepakbola hingga membuatnya menghindari olahraga sepakbola. 

Ada juga trauma secara emosional yang dialami seseorang yang berkaitan dengan sepakbola dan berpengaruh pada kondisi psikisnya.

Masih adanya anggapan jenis olahraga dengan gender tertentu tak jarang membuat orang ragu untuk memilih olahraga yang disukainya, hingga urung ingin mencoba jenis olahraga lain untuk pertama kali. 

Sepakbola merupakan salah satu contoh jenis olahraga yang lekat dengan gender. 

Padahal, sepakbola juga bisa dilakukan oleh perempuan dan pertandingannya diakui secara internasional. 

Semoga kita bisa berfokus dengan manfaat dan tujuan yang ingin kita raih selama beraktivitas dengan jenis olahraga yang kita sukai dan membuat kita nyaman, ya! Salam olahraga! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Anisah Meidayanti

Mantan anak FOMO yang sekarang hijrah jadi JOMO. Suka riset, suka nulis dan suka kucing!