PENGEN NGERAYAIN VALENTINE TAPI KEHALANG LOVE LANGUAGE YANG BEDA? INI SOLUSINYA DARI PSIKOLOG KLINIS!

FROYONION.COM - Walaupun sering dibilang bukan budaya orang Indonesia, nyatanya Hari Valentine masih populer di kalangan anak muda. 

Jatuh pada hari ini, 14 Februari 2022, Hari Kasih Sayang menjadi momen buat para pasangan anak muda memberikan hadiah dan kejutan buat pacar mereka. 

Ada yang ngerayain dengan makan malem bareng di restoran fancy, ada yang ngasih boneka, coklat, atau bunga, ada juga yang sesederhana menghabiskan waktu bersama. 

Nah, tapi ada juga nih tipe-tipe pasangan yang pengen ngerayain Hari Valentine, tapi malah berantem sama pacarnya karena beda love language. Misal yang satu pengen ngajak jalan dan ngobrol karena love language-nya quality time, tapi yang satu maunya dikasih kejutan dan hadiah karena love language-nya receiving gifts. 

Kan sayang ya kalo malah berantem di Hari Valentine. Biar nggak bingung, coba simak tips dan solusi dari seorang psikolog klinis, Irma Gustiana A,S.Psi,M.Psi, yang ngebagiin tipsnya di acara Rayakan Cinta yang #SelaluAdaSelaluBisa Bersama Tokopedia pada Senin (13/2)  lalu.

OPPOSITE ATTRACTION ITU INDAH

Irma menegaskan bahwa ada banyak pasangan yang punya bahasa kasih yang berbeda dan hal itu adalah hal yang normal. 

Irma juga menyebut fenomena tersebut sebagai opposite attraction, saat dua orang dengan love language berbeda saling tertarik dan jatuh cinta. Rupanya, hal ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 

Kelebihannya, menurut Irma pasangan dengan love language berbeda cenderung memiliki dinamika hubungan yang lebih ‘seru’. 

“Kalo love language-nya berbeda, seharusnya komunikasi yang terjalin di antara mereka lebih effort ya. Karena mereka harus saling mengusahakan untuk mengerti keinginan hati pasangannya. Nah yang seperti ini, dinamikanya jadi lebih banyak. Karena pasti ada berantem-berantemnya, deep talk-nya, seperti itu,” tutur Irma saat diwawancarai tim Froyonion. 

BACA JUGA: BIKIN HUBUNGAN JADI MAKIN ERAT DENGAN KENALAN SAMA LOVE LANGUAGE

Lantas Irma juga menyampaikan kalau pasangan dengan love language yang sama belum tentu punya hubungan yang mulus-mulus saja. Karena pada dasarnya mau sama atau berbeda, love language ini harus dikomunikasikan satu sama lain. 

“Jangan pernah berharap pasangan kamu langsung tahu love language kamu apa, kamu maunya apa. Kan dia bukan pembaca pikiran dan hatimu ya. Makanya dikomunikasikan, ngobrol kamu maunya apa. Kalau perlu minta aja sekalian secara terang-terangan,” tambahnya. 

JOMBLO JUGA HARUS PAHAM LOVE LANGUAGE

Selain buat yang udah punya pasangan, Irma juga membagikan tips merayakan Hari Valentine buat para jomblo. 

“Jangan salah lho, yang jomblo juga harus tahu love language diri sendiri itu apa. Karena walaupun nggak punya pasangan, kamu juga masih bisa happy di Hari Valentine ini,” sambung Irma.

Irma juga turut memberikan contoh nyata nih, Civs. 

Misal buat kalian yang physical touch, kalian bisa pergi pijet atau sering pakai skin care dan body care untuk menyayangi diri kalian sendiri. Buat yang suka dikasih hadiah, bisa beli barang wishlist dan dijadikan self appreciation untuk diri sendiri. 

Buat lo yang love language-nya quality time, bisa ngeluangin waktu me time. Uniknya, menurut Irma waktu me time ini cukup 15-30 menit sehari. Nggak perlu lama-lama untuk bisa membuat diri sendiri merasa disayang kok. 

Terus buat lo yang suka dipuji, bisa dengan dengerin musik yang bikin hati lo seneng dan merasa diapresiasi. Terakhir buat act of service, bisa dengan mendengarkan keinginan hati dan sekali-sekali menurutinya. Misal dengan beliin diri sendiri makanan enak, juga termasuk bentuk self love buat para jomblo di Hari Valentine ini. 

Jadi nggak perlu bingung lagi deh mau ngerayain Hari Valentine kayak gimana. (*/)