Design

ALASAN KENAPA DESAINER GRAFIS SERING DIPANDANG SEBELAH MATA OLEH ORANG-ORANG

Buat lo yang jadi desainer grafis pasti sering dianggap bahwa desain dapat dibuat dengan sekali pencet jadi dan gratis. Kenapa orang-orang bisa punya pemikiran seperti itu ya? Mari kita bahas di sini.

title

FROYONION.COM - Berbicara mengenai media industri kreatif pasti nggak bisa lepas dengan pekerjaan desainer grafis. Buat lo yang terjun sebagai pekerja kreatif pasti juga ngerasain kenapa pekerja kreatif seperti desainer grafis ini sering dianggap sepele dan dipandang sebelah mata.  

Contoh sederhananya ketika desainer grafis memasang tarif atau meminta bayaran atas jasanya, pasti ada yang bilang "Begitu saja kok mahal" atau cuma dibayar 2M “Makasih, mas”. 

Setelah gue amati dan lakukan beberapa studi kasus ternyata emang salah satu sumber masalahnya ada dari desainernya sendiri dan sistem bisnisnya.

Gue juga pernah berada pada posisi itu, dan seringkali gue ajak edukasi desainer yang masih kasih tarif murah.

Kok mau jual segitu??

Meskipun tarif buat jasa gue juga cukup murah, tapi gue selalu menempatkan harga projek dan harga “perjam” itu beda.

Apalagi akhir-akhir ini juga sedang trend konsep desain minimalis, logo yang kelihatan sederhana. Tidak banyak ornamen, justru menjadi anggapan bahwa logo yang sederhana bisa dengan mudah dibuat dengan biaya yang murah atau bahkan gratis.

Di samping itu dengan adanya website pembuat desain instan yang semakin memudahkan orang untuk membuat desain sendiri, dengan ratusan templates yang telah disediakan juga menjadi salah satu faktor kenapa orang menganggap pekerjaan desainer grafis itu mudah, tinggal klik klik doang. 

Buat lo yang masih di kasih harga dengan "Makasih, mas" atau "Gitu aja kok bayar" bisa simak tips di bawah ini, Civs.

KASIH PENAWARAN DAN SOLUSI

Lo bisa berikan solusi dari permasalahan yang klien punya, misalnya ketika klien minta dibikinkan logo untuk kafe. Daripada buat logo saja dalam bentuk soft file, lo bisa kasih penawaran untuk paket branding kafe.

Paket hemat misal Rp5 juta nanti klien dapat logo, tapi lo juga bisa ngasih klien desain banner, menu, dan lain-lain sudah cetak tinggal pasang. Buat pengusaha baru ini sangat membantu buat usaha mereka, Sekalian lo tawarkan untuk foto produk juga atau mau sekalian sosial media marketing? Bla-bla-bla….

Dari hanya yang awalnya mau pesan logo saja, bisa jadi tembus project puluhan juta. Itu kalau jualannya per “project” alias paket.

Tapi bagaimana kalau menjumpai kasus “begitu saja kok mahal” dan “gitu doang bayar?”.

Karena kebanyakan orang taunya desainer grafis itu sekadar kirim gambar dalam bentuk soft file. Nah itu bisa jadi senjata bagi diri lo sendiri, karena kebanyakan orang akan lebih menghargai kalau ada bentuk fisiknya.

Makanya lo perlu konsep jual produknya bukan jasanya, seperti yang sering dilakukan oleh fotografer. Seorang fotografer profesional menawarkan jasa foto mereka rata-rata bukan hanya dalam bentuk soft file saja, tapi juga diberikan beberapa foto album cetak hard cover + jumlah foto dan kualitas fotonya.

Pasti dari selisih harga dengan lo cuma tawarin jasa saja tanpa memberikan produk akan sangat signifikan.

TINGKATIN SKILLS

Sering gue jumpai di media sosial, banyak orang menawarkan jasa desain dengan cara banting harga. Kasih harga semurah-murahnya biar laris dan banyak pembeli, padahal daripada lo nurunin harga yang justru berdampak pada banyak orang yang berakibat pada menyepelekan pekerjaan desainer grafis. 

Lo bisa milih ningkatin skills desain, dengan belajar lebih banyak lagi dan mengambil satu konsen jenis desain yang mau lo tuju sesuai dengan minat dan passion lo. Misal mau jadi desainer logo, maskot, jersey, mockup, dan lain-lain. 

Hal ini justru akan membuat lo lebih mudah dikenal oleh klien, dan mereka akan lebih percaya kalau lo pekerja profesional desainer grafis. Daripada lo ambil bisa semuanya malah orang nggak akan terlalu notice karena kompetitornya gak jelas, lo mau ambil spesialisasi di mana. 

Sedikit gue kasih gambaran betapa pentingnya sebuah desain dalam suatu produk, karena arti dari desain sendiri adalah memberikan solusi kepada klien.

Contoh sederhananya orang menentukan mau membeli sebuah mobil, mereka beli rata-rata berdasarkan desainnya. Tapi yang dijual bukan menjual desainnya. Yang dijual adalah mobilnya/ produknya yang dikemas dengan bahasa marketing yang baik. Disesuaikan dengan target konsumen.

Orang mau beli suatu produk lebih mahal ratusan juta sampai debat kasar di sosmed hanya karena sebuah "desain”.

Lo bisa lihat betapa bergengsinya logo Apple sampai mereka berani menawarkan barang dengan harga tinggi. Apakah mereka menjual jasa desain saja? Tidak, mereka menjual desain yang dikemas dalam bentuk produk.

Sekali lagi, semua bisa dibilang “desain” dan “jasa” berperan di sana. Ditunjang lagi dengan bahasa marketing yang bagus.

Contoh lagi gue asumsikan barista adalah seseorang yang terampil meracik kopi, ‘merancang/ mendesain’ kopi tersebut agar enak.

Tapi jelas tidak ada ditulis dalam struk pembelian “jasa barista".

Jadi alasan utama ketika masih ada yang menawar rendah jasa  desainer  grafis bahkan dipandang sebelah mata, sampai ada yang bilang “gitu aja dibayar” atau “kok mahal” ya kembali lagi dari cara jual jasa mereka.

Desainer grafis di Indonesia yang ratenya mahal banyak kok, standup comedian 15 menit dapat bayaran jutaan bisa, kenapa desainer grafis gak bisa?

Jadi kesimpulannya, lo nggak bakal dibayar mahal kalau masih pasang tarif murah, apalagi lebih milih nurunin harga daripada ningkatin skills. Akan lebih baik lo ningkatin skills yang lo miliki dan jadilah profesional di situ. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhamad Irfan Kusbiantoro

Warga sipil biasa yang kebetulan menjadi mahasiswa sastra arab tapi selalu merasa salah jurusan