Music

MENGENAL NATE SMITH, LEGENDA DRUM DUNIA YANG BAKAL TAMPIL DI BNI JAVA JAZZ 2023

Ada dua jenis pemain drum di dunia musik; menguasai banyak teknik atau mampu menghasilkan beat yang enak didengar. Mayoritas drummer jatuh di salah satu kategori tersebut. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Nate Smith. BNI Java Jazz 2023 menjadi kali pertama salah satu drummer terbaik dunia itu tampil di Indonesia.

title

FROYONION.COM – Nate Smith saat ini adalah salah satu pemain drum terbaik di dunia. Menukil artikel The Drum Ninja, ia bertengger di posisi keenam di pemeringkatan tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, permainan drumnya berpengaruh dan omnipresence. Ia berada dimana-mana. 

Buku transkripsi Nate berjudul Pocket Change (2018) bahkan menjadi buku saku wajib bagi setiap pemain drum yang sedang mendalami genre funk dan pocket-oriented drumming. Mengutip dari Drumming Reviewpocket drumming adalah sebuah teknik yang membedakan penabuh drum yang baik dan hebat. 

Pocket drumming adalah saat pemain drum menciptakan sebuah sweet spot atau momen terbaik saat memainkan sebuah lagu. Ibarat meracik bumbu agar masakan semakin sedap, pocket drumming juga didefinisikan sebagai kemampuan drummer untuk menonjolkan ketukan-ketukan bandel yang technical, tapi tetap stay in the groove dan bersikap musikal. 

Dalam sebuah momen pocket, pemain musik lain pun bisa berpartisipasi dengan mengikuti drummer, memainkan solo groove mereka sendiri, maupun memberi ruang bagi penyanyi bersinar. 

Namun, agar bisa menjadi pocket drummer yang andal, pemain drum dituntut menguasai irama, ritme, dan piawai mengelola time signature (ketukan). Dalam hal ini, Nate adalah jagonya. Agar bisa menguasai pocket drumming, drummer manapun pasti merujuk ke Nate Smith. 

Meskipun demikian, sebagai seorang penulis lagu dan music produser yang sudah tiga kali menerima nominasi dari The Grammy Awards, berbagai pihak bisa melihat bahwa drum adalah sebuah alat bagi Nate. Bukan tujuan akhir

Nate sangat funky dan kreatif sebagai seorang drummer. Namun sebagai seorang komposer, ia sensitif dan emosional. Hasilnya, pria 48 tahun ini dipercaya memproduseri lagu Heaven Can’t Wait milik Michael Jackson pada 2001. Nate juga kerap dilibatkan dalam berbagai proyek musik. 

Di antaranya supergroup, The Fearless Flyers, bersama Cory Wong dan Vulfpeck. Dua album bersama trombonist, Robin Eubanks. Empat album bersama pemain saksofon, Chris Potter, dan lain sebagainya. 

Selain itu, sebagai band leader, pria asal Virginia, Amerika Serikat, ini juga produktif menghasilkan berbagai karya. Mulai dari album Workday, Waterbaby Music Vol 1 (2008), Kinfolk: Postcards from Everywhere (2017), Pocket Change (2018). Lalu Light and Shadow (2020) dan yang terbaru, Kinfolk 2: See the Birds (2021). 

Nyaris semua karya Nate berangkat dari kisah personal yang berkonsep matang. "Saya tertarik dengan komposisi (musik) yang memiliki narasi dan konsep. Saya berpikir 'apa ceritanya'?" ungkapnya, saat diwawancarai oleh All About Jazz pada 2021. 

Hari kedua BNI Java Jazz 2023 yang terlaksana pada Sabtu, 3 Juni 2023, di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, menjadi konser pertama Nate Smith di Indonesia. Ia hadir bersama grupnya, Kinfolk+, yang beranggotakan Fima Ephron (Bass), Brad Allen Williams (Gitar), Jaleel Shaw (Saksofon Alto dan Soprano), Jon Cowherd (Piano), serta Amma Whatt (Piano Rhoeds). Mereka tampil di Pertamina Hall pukul 19.15 WIB. 

Agar pembaca mengenal musisi tersebut lebih dalam, berikut penulis lampirkan lima track dari Nate Smith dan Kinfolk+: 

  1. Rambo: The Vigilante featuring Vernon Reid
  2. Skip Step
  3. Pages, with Gretchen Parlato
  4. Bounces, Pts. I + II
  5. I Burn for You featuring Amma Whatt (*/)
  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Samuel Gading

Lagi ngeband sama Simple Set. Sudah dua tahun bekerja sebagai wartawan di Kaltim. Sekarang jadi Freelance Writer dan Copywriter biar bisa beli rokok dan promag.