Music

LOUISE MONIQUE: VOKALIS DEREDIA YANG TAMPIL PEDE LEWAT GAYA KHAS 1950-AN

Tanya jawab bareng Louise Monique Sitanggang, vokalis grup band Deredia dengan dandanan dan selera musik unik ala tahun 1950-an.

title

FROYONION.COMDandanan nyentrik lengkap dengan gaya rambut dan busana khas tahun 1950-an, siapa rela mengenakannya setiap waktu? Namun inilah Louise Monique Sitanggang, pelantun andal dari grup band Deredia yang punya selera musik dan juga busana nan unik.

Ditemui tim Froyonion.com dalam pementasan Kenang-Kenangan Roekiah, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu (23/1/2024), Louise mengaku jika selera busana dan musiknya yang berseberangan dengan banyak orang itu, berawal dari lingkungan keluarga yang juga penikmat musik.

“Jadi, Papaku suka banget musik. Dia benar-benar berusaha mengenalkan aku tentang musik saat aku tinggal di Tembagapura, termasuk film-film Disney yang mudah sekali untuk diakses waktu itu,” terangnya.

Roekiah Galeri Indonesia Kaya
Aksi Louise berperan sebagai Miss Roekiah di penampilan Kenang-Kenangan Roekiah, Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (23/1) lalu. (Foto oleh Galeri Indonesia Kaya)

BACA JUGA: MEMELIHARA KISAH TOKOH ISMAIL MARZUKI, INDONESIA KAYA HADIRKAN FILM SERIAL ‘PAYUNG FANTASI’

Di dalam kesempatannya berperan sebagai Miss Roekiah, Louise tampak begitu asyik dan menikmati peran sosok diva Indonesia yang kala itu masih kental dengan gaya busana berkebaya serta sanggul.

Sontak, ini menjadi wadah bagi Louise untuk mengekspresikan seluruh perasaan dan semangat dalam berkarya dengan cara yang ia miliki sendiri. Lantas, bagaimana kiprah Louise sebagai vokalis dari grup band Deredia yang telah eksis sejak 2014 silam? Yuk, kita ikuti kisahnya berikut ini.

LOUISE DAN PERJALANAN BERMUSIK GRUP BAND DEREDIA

Bicara sosok Louise dan grup band Deredia memang nggak bisa dipisahkan begitu saja. Louise mampu merepresentasikan seorang vokalis yang lihai memainkan harmonisasi musik yang apik. Maklum, gaya musik 1950-an yang terbilang rumit, susah susah gampang mencari vokalis serba bisa seperti Louise.

Tercatat, wanita berdarah Batak ini bergabung dengan Deredia sejak delapan tahun yang lalu. Penamaan Deredia pun tak kalah unik dari gaya busana sang vokalis. Deredia merupakan gabungan dari kata dere dan di’a yang dalam bahasa Flores berarti nyanyian yang merdu.

Tugas Louise di band tersebut bukan hanya menyanyikan tembang-tembang populer, tapi juga turut terjun di dalam proses pembuatan lagu, mulai dari menyusun lirik tanpa mengubah harmonisasi musik serta membawakan lagu melalui teknik-teknik yang lumrah dibawakan musisi tahun 1950-an.

BACA JUGA: EVENT ‘PANCASONA’ HIDUPKAN KEMBALI MUSIK BANDUNG TAHUN 1970-1980

Beberapa lagu terlaris milik grup band Deredia adalah single berjudul Tembagapura. Single ini mengingatkan kota kelahiran Louise yang menggambarkan suasana tempat ia dibesarkan. Ada pula single Fantasi Bunga yang mengisahkan kehidupan seorang wanita cantik serta Sugabucks dengan cerita soal korupsi pejabat.

Kesuksesan ini berjalan dengan terciptanya sebuah album bernama Bunga & Miles. DIbalut dengan kemasan album yang tersusun atas dua keping CD, menjadikan Bunga & Miles layak didengarkan oleh siapa pun melalui sentuhan manoucheclassic pop, dan sedikit ornamen jazzrockabilly atau ragtime yang dominan.

Akhirnya di tahun 2023 lalu, Louise bersama grup band Deredia menggebrak pencinta musik tanah air dengan single Bala Bala yang fenomenal. Bercerita tentang suka ria orang-orang menyantap hidangan khas nusantara yakni Bala Bala yang berarti gorengan bakwan.

TANGGAPAN ORANG-ORANG TENTANG KEUNIKAN LOUISE

Bertemu atau berhadapan dengan Louise, terkadang membuat kita bertanya-tanya, terutama soal tanggapan orang-orang terdekat tentang kepribadiannya yang asyik. Ia menjawab dengan jujur bahwa selama ini belum ada satu pun komentar miring perihal gaya busanannya itu.

Justru, Louise lebih banyak menerima tanggapan-tanggapan yang menggambarkan kekaguman tentang dirinya. Seperti pada suatu waktu, ketika ia sedang berkunjung ke supermarket, Louise pernah berpapasan dengan seorang juru parkir dengan ekspresi melongo ke hadapannya.

“Waktu itu aku lagi ke supermarket, eh juru parkirnya sampai ikutan melongo begitu aku lewat. Mungkin karena gaya pakaianku yang nyentrik, ya? Hahaha,” jawabnya dengan tertawa.

“Syukurnya sampai sekarang belum ada yang julid ya, malah mereka selalu nyamperin aku dan bertanya. Inilah jadi momen buat aku untuk memperkenalkan gaya busana ini,” timpalnya.

BACA JUGA: DIVA INDONESIA ERA 1930-AN DIHADIRKAN KEMBALI LEWAT PEMENTASAN ‘KENANG-KENANGAN ROEKIAH’

Selera berbusana dan bermusik ala tahun 1950-an ia dapati dari kecenderungannya menikmati elemen-elemen musik dari era tersebut. Sampai pada akhirnya, ia semakin mengulik ketertarikan musik yang penuh dengan semangat pasca kemerdekaan Indonesia sampai belajar bergaya seperti pin-up girls.

“Aku baru menyadari ini ketika bergabung dengan grup musik Deredia. Ternyata aku tuh suka elemen-elemen musik yang berbau 50-an. Sampai pada akhirnya aku mengulik gaya musik 50-an, barulah aku sadari aku sangat suka dengan gaya itu,” jelas Louise.

Sebagai penutup perbincangan, ada satu pesan Louise bagi anak muda Indonesia yang tengah semangat berkarya. Seperti yang ia lakukan sejauh ini yaitu mencintai dan mengulik karya para seniman hebat nusantara di masa lampau.

“Jangan cuma menangkat diri kamu. Jadi, berikanlah waktu sebentar untuk seniman-seniman yang juga berjuang di masa penjajahan.  Marilah angkat kembali nama-nama seniman besar yang turut berperan besar untuk karya kita sekarang ini. Viralkan juga para seniman dan pejuang-pejuang itu,” pungkas Louise. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Lukman Hakim

Penulis lepas yang menuangkan ide secara bebas tapi tetap berasas