Music

LAUFEY: WAJAH BARU MUSIK JAZZ BAGI GEN-Z

Dikenal dari lagunya berjudul ‘Valentine’ dan ‘Let You Break My Heart Again’ lewat media sosial, nama Laufey mencuat dengan begitu cepatnya–menjadi idola jazz masa kini untuk para Gen-Z.

title

FROYONION.COM - Musik jazz mungkin bukan genre musik favorit para Gen-Z. 

Pasalnya sebagaimana selera musik setiap generasi berbeda-beda, musik jazz adalah ‘makanannya’ generasi tahun 1920-an hingga 1940-an. Walaupun karya-karya para musisi jazz ternama seperti Louis Armstrong, Ella Fitzgerald, atau Nat King Cole tetap abadi, tak dapat dipungkiri Gen-Z lebih lekat dekat K-Pop. 

Tak heran jika para penikmat bahkan musisi jazz pesimis dengan minat para anak muda pada musik jazz. Termasuk Laufey, seorang musisi jazz muda berdarah Islandia dan Tionghoa yang tak pernah menyangka lagu-lagunya akan diminati jutaan anak muda di seluruh dunia. 

Pada Java Jazz Festival 2023 lalu (2/6) Froyonion Media berkesempatan untuk mewawancarai singer-songwriter bernama lengkap Laufey Lin Jónsdóttir ini. Berikut hasil perbincangan singkat kami.


Bagaimana kabarmu?

Laufey: Baik, sangat baik. Walaupun koper bagasiku ketinggalan di Perancis tapi hal itu nggak membuat mood-ku drop demi bertemu kalian di sini. 

Kamu dikenal dari lagumu seperti Valentine lewat media sosial. Bagaimana pendapatmu tentang hal tersebut? 

L: Jujur aku nggak nyangka. Aku mulai buat lagu itu karena iseng-iseng di tengah pandemi. Aku rasa aku butuh membuat sesuatu dan akhirnya aku coba untuk rekam dan bikin konten nyanyi yang aku upload di media sosial. Aku hanya merasa pandemi begitu membuat semua orang frustasi sehingga hanya layar gadget yang bisa kita lihat. Maka menurutku, mengapa nggak aku bikin video di saat orang-orang juga butuh sesuatu untuk ditonton? Namun aku sangat bersyukur untuk segala hal yang terjadi hingga hari ini.

Apakah kamu pernah menyangka bahwa lagu-lagumu akan menjadi viral di kalangan anak muda? 

L: Oh, nggak. Aku sempat merasa kayaknya anak muda zaman sekarang nggak suka musik jazz deh. Tapi ternyata sebaliknya, mereka justru suka. Aku rasa anak muda juga perlu terpapar dengan musik-musik jazz. Di sisi lain, industri musik juga harus bisa menyuguhkan hal yang fresh untuk mereka nikmati. 

Banyak lagu-lagumu yang bercerita tentang cinta, apakah semuanya terinspirasi dari kisahmu sendiri?

L: Hahaha, nggak semua. Ada beberapa yang terinspirasi dari kisah nyata seperti Best Friend yang sebenarnya kutulis untuk adik kembarku, Junia. Ada juga Let You Break My Heart Again yang terinspirasi dari perasaan patah hati saat orang yang kita sukai nggak balik menyukai kita. Juga From The Start yang rilis tahun ini yang terinspirasi dari rasanya nggak bisa mengungkapkan perasaan kita ke orang yang kita cintai. 

Tapi, not so fun fact, aku belum pernah pacaran. Tapi aku bisa berimajinasi tentang cinta. 

Saat ini kamu sedang menjalani tur Bewitched dan Laufey in Asia & Australia. Apakah setiap sebelum tampil kamu punya ritual tersendiri yang harus kamu lakukan? 

L: Nggak, aku nggak punya. Karena aku rasa ritual semacam itu justru akan membuatku tambah gugup kalau aku lupa melakukannya. Jadi aku memilih untuk nggak punya ritual khusus supaya nggak tambah gugup. 

Kami lihat Instagram Story-mu pagi ini (2/6) dan kamu kayaknya suka sama kopi Indonesia ya?

L: Iya! Enak banget! Mungkin salah satu kopi terbaik yang pernah aku minum. Sebenarnya itu dibelikan, tapi ternyata enak. Apapun itu, kopinya bener-bener membantuku menjalani hari ini dengan baik. 

Oke Laufey, pertanyaan terakhir. Apa pendapatmu tentang musik jazz dalam satu kalimat?

L: Jazz is breaking the rule. 


Malam itu di Teh Botol Sosro Hall, Laufey berhasil tampil dengan memukau. Sebanyak lebih dari 5000 penonton Java Jazz Festival 2023 berkumpul di hall tersebut–sampai rela berdiri selama 1 jam lebih demi menonton penyanyi satu ini. 

Tak hanya anak muda, bahkan orang tua hingga anak kecil pun ikut tenggelam dalam merdunya deep voice dan senandung Laufey. 

Melihat sorot mata penonton yang ‘jatuh cinta’ dengan penampilannya, tak diragukan lagi, Laufey menjadi salah satu wajah baru musik jazz masa kini. (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.