Music

ART SPACE DAN SEPEDA BMX MERIAHKAN FESTIVAL 76 INDONESIA ADALAH KITA DI SEMARANG

Festival 76 Indonesia Adalah Kita di kota lumpia dimeriahkan sejumlah komunitas anak muda lokal.

title

FROYONION.COM – Teriknya matahari Semarang di siang hari memang panas, namun alasan itu tidak cukup untuk menyurutkan semangat para kawula muda untuk ikut berkegiatan dan memeriahkan Festival 76 Indonesia Adalah KitaFestival ini diselenggarakan dengan menggandeng 76 Heppiii Community yang meliputi berbagai komunitas anak muda di kota Semarang dan Salatiga.

Festival 76 Indonesia Adalah Kita diselenggarakan di Sam Poo Kong pada Sabtu, 28 Oktober 2023. Festival ini diadakan bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda, sebagai salah satu bentuk peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Menurut Yudhi Eko Prasetyo selaku perwakilan dari Heppiii Community Semarang, tema kreativitas anak muda dipilih karena dinilai tepat untuk merepresentasikan semangat Indonesia dan aksi nyata dari kebangkitan pemuda agar lebih bersemangat dalam berkreasi.

“Dalam menyelenggarakan festival ini kami menggandeng beberapa komunitas seperti mobil VW, Vespa, BMX, dan mural. Di samping itu, kami juga menyediakan bazar guna mengangkat potensi UMKM maupun kesenian lokal sebagai salah satu pelaksanaan tagline yang kami usung yaitu STOP BODO AMAT, JADILAH MANFAAT,” ungkap Yudhi.

BACA JUGA: BERTANDANG KE SEMARANG TAK LENGKAP TANPA CONGYANG

Semarak event ini diawali dengan arak-arakan kesenian daerah mulai dari welcome gate hingga sampai di exhibition park, setelah itu dilanjut dengan mobil VW dan Vespa yang memasuki area Sam Poo Kong. Menariknya, sebelum komunitas mobil VW dan Vespa memasuki lokasi, mereka terlebih dahulu touring mengelilingi kota Semarang hingga akhirnya memarkirkan kendaraan di lokasiPengunjung bisa berfoto sepuasnya dengan Vespa dan VW yang dipamerkan. Tak lupa juga penampilan dari band-band asal Semarang seperti Jemaaah Tribun, Pertelon Koplo, dan Pyong Pyong juga ikut meramaikan keseruan event ini.

BMX PERFORMANCE

Trik BMX di Exhibition Park (Foto: dokumentasi Festival 76 Indonesia Adalah Kita)
Trik BMX di Exhibition Park (Foto: dokumentasi Festival 76 Indonesia Adalah Kita)

Semakin sore, suara rail yang bergesekan dengan sepeda BMX semakin terdengar dengan keras dan meriah. Yap, para pemuda dari komunitas BMX terlihat sedang melakukan trik-trik yang memukau mata di atas rails dan box jumps yang telah disediakan. Para pemuda dari komunitas BMX Semarang dan Salatiga ini menunjukkan kreativitas dan kebolehan dengan melakukan trik terbaik yang mereka kuasai.

“Walau sempat pasang surut dalam komunitas atau ditinggal vakum beberapa anggota karena kesibukan masing-masing, akhirnya komunitas BMX ini bisa aktif kembali dalam festival ini,” ungkap Tole, Theo, dan Riko selepas menunjukkan kemampuan mereka melompati rail yang ada.

Event ini menurut kami juga sebagai salah satu ajang silaturahmi karena ini kali pertama komunitas BMX Salatiga bisa main bareng komunitas BMX yang ada di Semarang. Tentu hal ini tidak lepas dari peran teman-teman Heppiii Community yang mewadahi kami bermain dalam satu event,” tutur mereka bertiga.

Aksi yang mereka lakukan dengan menyuguhkan trik-trik BMX yang menarik memberikan hiburan yang berkesan bagi pengunjung dan dari para pelaku BMX pun berharap diselenggarakannya event ini bisa mengenalkan komunitas BMX ke lingkup yang lebih luas supaya ada regenerasi dan lebih berkembang.

WADAH EKSPRESI KARYA SENI DI ART SPACE

Booth art space
Booth art space. (Foto: dokumentasi pribadi penulis)

Senja mulai menyelimuti langit Semarang, namun terlihat pengunjung semakin memadati Sam Poo Kong untuk memeriahkan Festival 76 Indonesia Adalah Kita. Di sisi samping venue terdapat art space yang wajib dikunjungi sebelum menyaksikan penampilan dari band-band yang memeriahkan event ini. Art space merupakan booth yang disediakan khusus untuk teman-teman komunitas mural untuk berkreasi memvisualkan kreativitas mereka.

Deswara, selaku perwakilan kolektif mahasiswa seni rupa Semarang, mengatakan bahwa mereka mulai mendekor booth mulai dari siang hari dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan kemarin malam.

“Dalam menghias booth art space ini, kami bekerja sama dengan komunitas literasi Maring yang berada di kota Semarang. Kami juga menggerakan komunitas Kukuruyuk Collective yang masih berada di bawah seni rupa Semarang dan rata-rata anggotanya mahasiswa seni rupa semester awal. Momen tepat supaya mereka merasakan langsung berkarya dalam event besar dan mendapatkan pengalaman baru,” ujar Deswara kepada awak FROYONION.

“Kami juga mengadakan challenge live sketch kepada para pengunjung art space dengan maksud menunjukkan bahwa membuat karya seni itu nggak selalu harus menggunakan perlengkapan seni rupa yang mahal, bahkan dengan pensil dan kertas pun kita juga bisa membuat karya seni,” imbuhnya.

Booth art space ini juga mengajak pengunjung berinteraksi secara langsung dengan menyediakan tempat menempel kertas yang bisa kita tulis dan tempel di permukaan styrofoam yang dibentuk menjadi pulau-pulau di Indonesia. Instalasi karya seni yang dibuat dengan memanfaatkan botol bekas juga bisa kita temukan di sini.

KEMERIAHAN FSTVLST DAN NTRL

Keseruan penonton (Foto: dokumentasi Festival 76 Indonesia Adalah Kita)
Keseruan penonton (Foto: dokumentasi Festival 76 Indonesia Adalah Kita)

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, penampilan yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Bertepatan dengan aba-aba FSTVLST yang akan mulai bermain, para pengunjung mulai berlari menuju stage utama yang berada di sebelah utara  Sam Poo Kong agar tidak melewatkan penampilan FSTVLST dan mendapatkan posisi di depan stage.

FSTVLST membawakan Hujan Mata Pisau sebagai lagu pembuka. Lagu yang sering saya dengarkan ketika butuh keberanian menghadapi persoalan hidup yang kadang semrawut.

Para penonton terlihat sangat menikmati setiap alunan musik FSTVLST dengan ikut bernyanyi bersama mereka. Crowd surfing yang penonton lakukan di depan stage juga menambah euphoria dalam menikmati lagu yang FSTVLST bawakan.

Event ini ditutup dengan penampilan salah satu band bergenre rock alternative kenamaan Indonesia yaitu NTRL. NTRL mengawali penampilan mereka dengan membawakan lagu Bangun Pemudi Pemuda.

“Lagu-lagu yang NTRL bawakan membuatku bernostalgia dan bagiku momen menyaksikan NTRl secara live merupakan momen yang nggak boleh terlewatkan,” tutur Ndori, mahasiswa asal Blora yang menyempatkan datang di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa semester akhir.  

Ndori mengungkapkan dirinya memiliki memori sedih baginya karena beberapa lagu sedih dari NTRL itu relate dengan kehidupan asmaranya ketika putus cinta.

“Aku memang sengaja dateng buat nonton NTRL  dan menurutku momen paling pecah itu pas NTRL mulai membawakan lagu Sakit Jiwa, bener-bener bikin berkeringat dan berenergi kembali,” canda Ndori selepas acara selesai.

Peringatan Sumpah Pemuda merupakan bukti bahwa semangat perjuangan para pemuda Indonesia masih terjaga sampai sekarang. Spirit itulah yang diusung Festival 76 Indonesia Adalah Kita dengan mewadahi para pemuda untuk menjadi manfaat dan berhenti bodo amat. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Totok Andriawan

Seorang mahasiswa semester akhir yang kebetulan numpang lewat.