Movies

REVIEW SERIES ‘INDUK GAJAH’: MENIKAH TEPAT WAKTU ATAU DI WAKTU YANG TEPAT?

Lagi cari tontonan ringan dan menghibur? Langsung aja ke Prime Video untuk tonton series Induk Gajah (2023) yang alur ceritanya relate banget sama masalah anak muda masa kini.

title

FROYONION.COM - Serial Induk Gajah berhasil membuat Marshanda, yang dulu kerap dijuluki si Ratu Sinetron, kembali beradu akting dalam serial drama komedi.

Induk Gajah tayang dikemas dalam 8 episode dengan mengangkat isu keluarga tentang pernikahan dan perjodohan, dan dibalut komedi ringan ala Mukhadly Acho sebagai director-nya.

Beberapa score dan review Induk Gajah menunjukkan respon yang positif. Meski jauh dari sempurna, tapi penulis tetap bisa menikmatinya dengan enjoy sampai episode terakhir.

JADI, KAPAN NIKAH?

Melewati umur quarter life crisis, pertanyaan kapan nikah sepertinya jadi lebih sering kita dapatkan. Baik dari keluarga, tetangga dekat, sampai tetangga yang tidak kita kenal. Kesal sudah pasti.

Itulah yang juga dirasakan Ira (Marshanda) ketika setiap tahunnya harus mendapat desakan menikah dari ibunya, Mamak Uli (Tika Panggabean). Akibat tak kunjung dibawakan calon menantu di umur Ira yang sudah tak muda lagi, Mamak Uli pun mulai menyinggung penampilan dan berat badan Ira yang dituduh jadi pemicu anaknya tidak laku. 

Induk Gajah Official
Pertemuan pertama keluarga Ira dan Marsel. (Sumber: Induk Gajah Official)

Semua cara akhirnya dilakukan, dari menyeleksi semua anak gereja hingga anak teman-temannya dari keluarga batak. Tak cukup di situ, Mamak Uli juga mendesak Ira untuk mau mengikuti program dietnya. Tekanan yang dirasakan Ira kian banyak; harus dapat jodoh dan turun berat badan. Sangat relate dengan kehidupan kita ya?

Do’a Mamak Uli pun terjawab. Ia berhasil menemukan calon menantu dari anak sahabatnya sendiri. Menurut Mamak Uli, Marsel (Dimas Anggara), dirasa sudah paling tepat untuk Ira. Belum menikah, dari keluarga batak, dan keluarganya bisa dibilang kaya raya. 

Cocok menurut Mamak, belum tentu cocok dengan Ira, apalagi dipaksa segera menikah dengan orang yang belum dikenal, apakah Ira dan Marsel mau menerima perjodohan ini?

DI BALIK PERJODOHAN, ADA KONFLIK UTAMA ANTARA MAMAK DAN IRA

Walaupun mengambil latar belakang keluarga batak, namun Acho sengaja memilih konflik yang memang umum dan akan relate di semua kalangan. 

Pada sebuah wawancara, Acho menjelaskan lebih dalam bahwa yang ingin ia tekankan adalah perbedaan sudut pandang antara ibu dan anak dalam sebuah keluarga, apalagi konteksnya soal pernikahan. 

Kadang sebagai anggota keluarga, kita tidak memberikan ruang pemahaman untuk saling mengerti. Contohnya bagi Ira, sangat sulit untuk mengerti kenapa Mamak Uli sangat keras dan mengatur jalan hidupnya. Padahal, alasan yang sebenarnya mungkin sangat sederhana, yaitu untuk melindungi keluarga. 

Begitupun bagi Mamak Uli, penyampaian yang terlalu memaksa malah seringkali membuat Ira langsung melakukan penolakan. Menyatukan dua sudut pandang agar bisa berjalan beriringan ke tujuan yang sama, itulah yang menjadi fokus Acho di serial ini. 

Menurut penulis, Acho berhasil menyampaikan visinya. Salah satu keberhasilannya ditunjukkan lewat perkembangan karakter Mamak, tepat setelah mengalami perdebatan hebat dengan Ira. 

SEBUAH PAKET LENGKAP UNTUK DRAMA KOMEDI

Original soundtrack pada serial ini diisi oleh Pepita dengan judul Tides. Dinyanyikan dengan indah dan sendu, cocok menemani lika-liku percintaan antara Ira dan Marsel hingga ke akhir episode.

Review Induk Gajah
Cuplikan kebersamaan Ira dan Marsel. (Foto: Induk Gajah Official)

Ketegangan tidak hanya terjadi antara Mamak Uli dan Ira, tapi juga dengan Marsel. Di Induk Gajah, Dimas Anggara sukses memerankan karakter pria visioner yang plin-plan dan seringkali menjadi pengecut, baik menghadapi orangtuanya, ataupun menentukan jalan hidupnya sendiri. 

Setelah dibawa merasakan berbagai emosi, Induk Gajah mengantongi sejumlah pemeran pembantu untuk mencairkan suasana, seperti Dicky Difie, Lolox, Tamara Geraldine, hingga Kezia Caroline. Selain dengan bantuan aktor komedi tadi, Acho sendiri sengaja menanamkan komedi pada pemeran utama karena ia ingin komedi bukan hanya sebagai pemanis, tapi juga jadi faktor penting untuk menggerakkan plot. 

Penulis sendiri justru sangat terhibur dengan adegan komedi yang sederhana dan terasa seperti nyata, seperti celetukan-celetukannya Mamak Uli. Di sini pun Marshanda menunjukkan bahwa ia berusaha untuk mengimbangi yang lain, walaupun porsi komedinya tidak banyak, tapi terlontar sangat polos dan natural. 

Pembawaan Tika Panggabean sebagai mamak-mamak batak juga tidak diragukan lagi, apalagi setelah ia sukses menjadi Mak Domu di film Ngeri-Ngeri Sedap. Bedanya, di serial ini kelakukan Mamak Uli lebih kontras lagi sebagai ibu-ibu batak. Setiap episodenya ada saja kelakukan Mamak Uli yang walaupun menyebalkan, tapi bikin ngakak.

BACA JUGA: ‘NGERI-NGERI SEDAP’: KETIKA RUMAH NGGAK MENJADI TEMPAT UNTUK PULANG

KESAN MENONTON INDUK GAJAH

Series ini cocok ditonton oleh semua kalangan tanpa perlu membaca novelnya terlebih dahulu. Ya, walaupun diadaptasi dari novel kisah nyata, Acho sendiri mengaku hanya mengadaptasi karakter pada novel yang kemudian ia kembangkan dengan plot baru. 

Induk Gajah dan Acho sukses membawakan pesan yang ingin mereka sampaikan lewat drama komedi ini. 

Walaupun ringan, komedi yang disisipkan bukan sekedar tempelan. Kompleksitas drama keluarga dan percintaannya pun dibuat hati-hati sehingga tidak terlihat asal loncat antara cerita satu dan yang lainnya. Kehadiran tokoh utama dan pembantu yang dibekali komedi pun berhasil dibawakan dengan natural. Semuanya masih menyenangkan untuk ditonton sampai akhir episode. 

Untuk kamu yang mungkin juga mengalami kebingungan seperti Ira, ada quotes membekas yang penulis kutip dari Ira:

Menemukan cinta tepat waktu mungkin bisa membuat kita bangga, namun untuk bahagia, kita hanya perlu menemukan cinta di waktu yang tepat.

Induk Gajah sudah bisa kamu saksikan di Prime Video. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

E. Nur Badriah

Seorang taurus dan babu dari seekor kucing persia