Movies

JUMLAH PENONTON BIOSKOP MENINGKAT, BUKTI INDUSTRI FILM INDONESIA TERUS TUMBUH?

Perolehan jumlah penonton bioskop di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa industri perfilman Indonesia terus tumbuh.

title

FROYONION.COM - Awal pandemi yang melanda di Indonesia pada tahun 2020 silam, sempat membuat perolehan jumlah penonton bioskop merosot drastis. Banyaknya bioskop yang mesti tutup pada masa kuncitara sempat menjadi mimpi buruk cukup panjang bagi industri perfilman di Indonesia. Utamanya bagi-bagi film yang mengandalkan penonton bioskop sebagai sumber penghasilannya.

Beruntung masa itu telah lewat. Hal ini terlihat pada tahun 2023 lalu, perolehan jumlah penonton bioskop di Indonesia mulai kembali pulih. Bahkan pulihnya jumlah penonton di bioskop Indonesia tersebut sudah terlihat sejak tahun 2022 lalu.

Melansir data dari Deadline, disebutkan bahwa pada tahun 2022 lalu, jumlah penonton bioskop di Indonesia mencapai angka sekitar 100 juta orang. Jumlah itu meningkat sebesar 14,5% pada tahun 2023 dengan total perolehan jumlah penonton yang mencapai 114,5 juta orang. 

Meski begitu perolehan jumlah penonton di atas masih kalah dengan total jumlah penonton bioskop Indonesia pada tahun 2019 lalu yang mencapai 152 juta orang. Namun melihat pertumbuhannya dari tahun ke tahun yang cenderung stabil, sepertinya hanya tinggal tunggu waktu saja hingga angka itu bisa terlampaui.

FILM LOKAL KUASAI SETENGAH PANGSA PASAR

Tak hanya mencatatkan total jumlah penonton bioskop yang terus meningkat, kabar baiknya setengah pangsa pasarnya disumbang oleh film-film lokal. Sedangkan sisanya diisi oleh film asing produksi Hollywood, Jepang, Korea hingga Thailand.

Pada tahun 2022 misalnya, dari film lokal kita berhasil menyumbang 56,5% dari total keseluruhan jumlah penonton bioskop atau setara dengan 57 juta orang. Angka tersebut bisa tercapai salah satunya berkat kesuksesan film KKN di Desa Penari.

Film bergenre horor yang diadaptasi dari thread yang viral di Twitter karya Simpleman. Jika dihitung bersama versi keduanya yang rilis dengan durasi lebih panjang, film tersebut berhasil mencetak lebih dari 10 juta penonton.

Sedangkan pada tahun 2023, film lokal kita hanya menyumbang 48% dari total keseluruhan jumlah penonton bioskop atau setara dengan 53,3 juta orang. Dan lagi-lagi, angka tersebut salah satunya bisa tercapai berkat film horor yang berjudul Sewu Dino.

BACA JUGA: SAJIAN KOMEDI DALAM FILM ‘AGAK LAEN’ SIAP MEMBUAT PENONTON TERTAWA

Sama seperti KKN di Desa Penari, film karya Kimo Stamboel ini juga berawal dari thread Twitter yang sempat viral di Indonesia. Meski jumlah penontonnya disebut masih kalah dengan film Fast X yang mencapai 5,1 juta orang, setidaknya Sewu Dino  berhasil menjadi film lokal paling laris di tahun 2023 dengan perolehan sekitar 4,8 juta penonton.

Selain menguasai separuh pangsa pasar, terdapat peningkatan pada jumlah film lokal kita yang berhasil menembus 1 juta penonton. Di tahun 2023 ini misalnya, jumlah film lokal yang berhasil menembus 1 juta penonton ada sekitar 18 film. Terdapat peningkatan dibandingkan tahun 2019 lalu yang hanya ada 15 film saja.

GENRE HOROR MASIH JADI ANDALAN

Semuak apapun kita dengan melimpahnya film horor Indonesia, utamanya menjelang perayaan Halloween hingga akhir tahun, mesti diakui bahwa genre ini masih menjadi penyumbang terbesar penonton bioskop Indonesia.

Bahkan bisa dibilang, film horor Indonesia menjadi lawan yang tangguh buat film produksi Hollywood yang masih sangat laku di sini. Hal tersebut bisa kita lihat dari perolehan jumlah penonton di tahun 2022 dan 2023.

Menurut data dari databoks, tercatat dari 15 film Indonesia terlaris di tahun 2022, sembilan di antaranya merupakan film horor. Jauh di peringkat dua teratas, terdapat film KKN di Desa Penari  dan Pengabdi Setan 2: Communion.

Sedangkan sisanya ada film seperti Ivanna, The Doll 3, Qodrat, Jailangkung: Sandekala, Pamali, hingga Inang. Bahkan film yang tidak jelas jalan ceritanya seperti Kuntilanak 3 berhasil merangsek di peringkat 12 dengan perolehan 1,3 juta penonton.

Di sepanjang tahun 2023, kembali film horor masih jadi andalan untuk melawan gempuran film asing. Menurut data yang dihimpun oleh Studio Antelope yang tercantum di situs databoks, tercatat bahwa enam dari sepuluh film Indonesia terlaris tahun 2023 merupakan film horor.

Film Sewu Dino laris manis dan berhasil mengumpulkan total sekitar 4,8 juta penonton. Diikuti dengan film horor lainnya yang berjudul Di Ambang Kematian yang mengumpulkan total 3,3 juta penonton.

Film-film horor seperti Waktu Maghrib, Suzanna: Malam Jumat Kliwon, Sijjin hingga Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul sukses menembus 1 juta penonton bahkan ada yang mencetak total 2 juta penonton.

BACA JUGA: PENJELASAN FILM PENGABDI SETAN 2 BESERTA TEORI-TEORINYA, HATI-HATI SPOILER!

Meski film horor masih merajai pangsa pasar film lokal kita, setidaknya keberagaman genre di industri film Indonesia masih cukup terjaga dengan hadirnya film dari genre lainnya yang beruntungnya juga bisa bersaing dari total perolehan jumlah penonton.

Ngeri-ngeri Sedap yang merupakan film arahan Bene Dion menjadi salah satu pembeda di antara banyaknya gempuran film horor Indonesia. Film yang berkisah soal drama keluarga dari suku Batak yang dibalut dengan komedi ini, sukses bersaing dengan KKN di Desa Penari dan Pengabdi Setan 2 dengan sukses mengumpulkan total 2,8 juta penonton.

Jangan lupakan juga Mencuri Raden Saleh yang berhasil menyita perhatian penonton Indonesia di tahun 2022. Film karya Angga Dwimas Sasongko ini sukses membawakan genre heist di industri perfilman Indonesia yang sesak dengan film horor.

Di tahun 2023, variasi genre itu hadir di film-film seperti Jatuh Cinta Seperti di Film-film, Budi Pekerti hingga 13 Bom di Jakarta (yang tayang belakangan). 

Meski capaiannya tidak segemilang Sewu Dino maupun Di Ambang Kematian, perolehan jumlah penonton Budi Pekerti dan Jatuh Cinta Seperti di Film-film masih cukup bisa diandalkan. Sedangkan untuk 13 Bom di Jakarta, peluang untuk menembus 1 juta penonton sepertinya masih memungkinkan.

Mulai diterimanya film-film bergenre selain horor (atau yang penulis sebut sebagai karya orisinal) oleh penonton bioskop Indonesia, menunjukkan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan dari variasi genre di industri perfilman Indonesia.

PLATFORM STREAMING TAK TURUNKAN MINAT MASYARAKAT MENONTON DI BIOSKOP

Di masa pandemi, platform streaming menemukan kejayaannya di Indonesia bahkan di dunia. Kebijakan lockdown yang ditetapkan pemerintah, mengharuskan tempat-tempat publik seperti bioskop mesti ditutup.

Hingga kini platform streaming masih menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat Indonesia untuk mencari tontonan yang menghibur. Selain menghadirkan variasi genre yang melimpah, kemudahan layanan streaming yang bisa dinikmati kapan pun membawa perubahan pada aktivitas menonton dari masyarakat kita.

Meski sebelumnya diprediksi hal ini akan membuat perolehan jumlah penonton bioskop di Indonesia bakal merosot, nyatanya orang-orang tetap menemukan alasan untuk pergi ke bioskop.

Salah satu alasannya adalah masyarakat Indonesia masih menganggap bioskop sebagai sarana rekreasi yang mudah diakses. Dengan membayar harga tiket yang cukup terjangkau, orang bisa berkumpul bersama keluarga maupun pasangan mereka.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Shanty Harmayn, selaku pendiri Base Entertainment yang memproduksi series untuk Netflix dan Amazon Prime. Dikutip dari Deadline.com, ia mengungkapkan alasan yang membuat penonton bioskop di Indonesia akan terus tumbuh, meskipun mendapat gempuran dari layanan streaming.

“Menonton bioskop masih menjadi salah satu kegiatan rekreasi yang paling terjangkau di Indonesia, dengan harga tiket yang hanya setara dengan beberapa dolar. Dan bioskop kami berkelas dunia,” ungkap Harmayn.

BACA JUGA: ‘HELLO GHOST’: HOROR KOMEDI BERBALUT KISAH PILU DAN HARU!

Harmayn juga menilai perolehan jumlah penonton bioskop dipengaruhi dengan banyaknya film lokal yang memang menargetkan selera penonton lokal–film horor dan drama religi, misalnya. 

Tak hanya itu, dari segi kualitas, film-film Indonesia bisa dibilang sudah mengalami peningkatan. Hal inilah yang kemudian meningkatkan kepercayaan penonton Indonesia untuk masih bersetia dengan film-film yang tayang di bioskop.

Dengan kata lain, suka tidak suka, mesti diakui bahwa film-film horor menjadi ‘penyelamat’ bagi bioskop-bioskop di Indonesia untuk terus ada. Sama halnya mesti diakui bahwa adanya opera sabun di televisi juga berperan membuat siaran bola masih bisa ditayangkan di televisi.

Berkat pertumbuhan jumlah penonton bioskop di Indonesia yang menjanjikan, tak heran jika banyak pemilik bisnis bioskop kemudian memperluas jaringannya.

Melansir informasi dari laman Antara News, disebutkan bahwa jaringan bioskop Cinema XXI berencana bakal menambah sekitar 140 layar dari tahun 2023 hingga akhir tahun 2024. Hal yang sama juga dilakukan CGV yang terus menambah jaringan bioskop. Hingga akhir tahun 2023, total jumlah bioskop CGV mencapai 72 unit, setelah tahun 2019 sebelumnya jumlahnya hanya 67 unit.

Pertumbuhan jumlah penonton bioskop di Indonesia bisa dibilang menjadi hal yang bagus bagi pertumbuhan industri perfilman Indonesia. Sebab hal ini akan mendorong banyak Production House (PH) untuk terus menghasilkan film-film lokal.

Selain dari jumlah penonton bioskop, pertumbuhan industri perfilman kita juga menunjukkan peningkatan lewat beberapa film lokal kita yang banyak mendapatkan kesempatan tayang di festival film internasional.

Dengan segala kabar baik ini, kita boleh saja percaya dan optimis bahwa industri perfilman Indonesia memang sedang menuju ke arah yang benar. Mengingat besarnya peran penonton di sini, sebagai penonton sudah semestinya kita memberikan dukungan penuh dengan menghindari menonton film bajakan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan