
Lewat drama Celebrity kamu akan tahu dunia influencer jauh dari kata sempurna. Jangan tertipu postingan indah para selebgram jika tak ingin jadi korban!
FROYONION.COM - Platform streaming film, Netflix, menampilkan tontonan yang menyita banyak perhatian. Series bergenre drama dengan judul “Celebrity” tayang pada 30 Juni lalu berhasil mencuri banyak perhatian. Tak hanya pecinta drama korea, “Celebrity” bahkan menjadi serial terpopuler non-bahasa inggris di Netflix.
Dengan jumlah durasi tayang 49,9 juta jam, “Celebrity” menjadi drama populer di periode 3-9 Juli 2023. Mengangkat cerita tentang kisah dunia selebriti dan influencers di Korea Selatan, drama ini justru menyoroti sisi gelap dunia hiburan.
Kehidupan selebriti yang banyak diimpikan orang biasa berubah menjadi neraka. Di dunia maya, para selebriti terlihat memiliki dunia yang sempurna hingga diidamkan banyak orang.
BACA JUGA: HATI-HATI CELEBRITY WORSHIP SYNDROME: SIFAT OBSESIF KEPADA IDOLA
Dari drama ini justru kita bisa melihat, bahwa di media sosial terkadang berbanding terbalik dengan dunia nyata. Itulah mengapa, di dunia yang serba digital ini kita harus mampu menyeimbangkan kehidupan nyata dan dunia maya.
Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi dunia maya yang sudah lekat dengan gaya hidup kebanyakan orang? Melalui drama “Celebrity” kita akan belajar menyeimbangkan dunia nyata dan dunia maya.
Drama satu ini berkisah tentang perempuan bernama Seo A-ri yang tak sengaja berkeinginan terjun ke dunia hiburan. Berawal dari pertemuannya dengan teman lamanya, Oh Min Hye, yang kini menjadi selebritas terkenal di Korea Selatan dan bergabung dalam circle influencer, Gaben melalui platform Instagram.
Dahulu, Seo A-ri adalah seorang konglomerat, namun dunia A-ri berubah ketika ayahnya mengalami kebangkrutan. Sementara itu, Oh Min Hye merupakan teman SMA Seo A-ri yang dulunya hidup jauh lebih sederhana dari Seo A-ri.
Melihat keadaan dirinya yang berbanding terbalik dengan Oh Min Hye, Seo A-Ri mulai tertarik untuk bergabung di dunia hiburan. Setelah terjun ke dunia hiburan Seo A-ri baru menyadari bahwa apa yang ditampilkan di sosial media sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia lihat.
Circle selebriti yang terlihat sangat akrab di depan kamera, ternyata berlaku licik di belakang, saling menjelekkan dan menjatuhkan satu sama lain. Semua itu demi ketenaran di dunia maya.
Kepalang basah, semua cara turut dilakukan Seo A-ri untuk meraih ketenaran di media sosial. Dalam perjalanan menjadi selebriti sukses, Seo A-ri dibantu oleh seseorang yang berada di balik akun pseudonim “bbbfamous”. Sayangnya, jalan yang ditempuh Seo A-ri tak sepenuhnya benar, bahkan terkesan menghalalkan segala cara.
Saat Seo A-ri mengalami kejatuhan dari popularitasnya, ia pun membongkar segala kebusukan para selebriti dan memberitahu ke khalayak. Netizen pun tercengang dengan kenyataan di balik gemerlap kemewahan selebriti yang dikenal dengan reputasi baik.
Serial ‘Celebrity’ menampilkan dunia hiburan yang gemerlap penuh dengan pesta dan kemewahan. Gabin Society merupakan sirkel pertemanan para seleb tersohor. Sebagai selebgram mereka dituntut untuk selalu tampil diterima satu sama lain.
Demi bisa diterima sirkelnya salah satu dari mereka, Angela yang diperankan oleh Han Eu Deum, harus rela terlibat dalam prostitusi. Usut punya usut ia rela open BO agar tetap memiliki penghasilan untuk memenuhi gaya hidup dan bisa diterima di sirkelnya.
Tak berbeda dengan Angela, Ji Na rela membohongi para pelanggannya dengan menjual tas branded palsu. Tujuannya pun sama, demi memenuhi gaya hidup dan mempertahankan reputasinya dalam sirkel Gabin Society.
Anggota sirkel Gabin yang terlahir kaya dan tak butuh banyak effort untuk memenuhi gaya hidup adalah Jin Chae Hee. Ia memang terlahir bergelimang harta, sayangnya sering berkutat dengan obat-obatan terlarang hingga menyebabkan salah seorang karyawan klub meninggal akibat overdosis saat menemani dirinya sakau.
Tak jarang mereka berkumpul hanya demi konten dan demi endorsement. Berfoto bersama untuk diunggah di feed, lalu saling abai dan kembali menjelekkan satu sama lain.
Fakta di balik layar instagram yang cukup ‘mengerikan’ ini tentu tidak diketahui netizen. Kehidupan para influencer yang terlihat bahagia dalam postingan instagram tidak sepenuhnya sama dengan keadaan di dunia nyata.
Apa yang selebgram posting di sosial media adalah hal yang ingin mereka tampakkan. Tidak peduli jika hal tersebut berbeda dengan dunia nyata mereka.
Meski berlatar belakang di Korea Selatan, fakta-fakta yang digambarkan dalam ‘Celebrity’ bisa menjadi pelajaran bagi penonton bahwa hidup tak seindah postingan Instagram.
Seo A-ri sebagai anak baru di dunia selebgram ternyata punya masa yang cukup banyak. Followersnya di Instagram naik secara drastis dalam hitungan minggu. Ia mulai tertarik dan berjuang memperbaiki hidupnya dengan memanfaatkan followers-nya.
Yang menarik dari cerita ini bukan perjuangan Seo A-ri membesarkan namanya. Namun, yang lebih menarik ialah momen saat ia berhasil menjual jutaan produknya hanya dalam 5 menit waktu live streaming. Sebuah cerita yang fantastis, bukan?
Dalam cerita ini menggambarkan betapa netizen sangat mudah terpengaruh dengan apa yang ditampilkan influencer. Netizen seolah tidak ingin ketinggalan dan ingin berpenampilan sama dengan sang influencer panutan.
Inilah yang disebut sebagai FOMO dengan mengandalkan social proof yang dihasilkan oleh popularitas. Social proof sendiri membuat kamu harus mengambil keputusan berdasarkan pengakuan sosial, bukan mengambil keputusan yang sebenarnya kamu mau.
Followers yang jumlahnya jutaan tidak dianggap manusia bagi industri ini. Melainkan dianggap sebagai mesin produksi dan menghilangkan sisi kemanusiaan.
Di sinilah kontrol diri berperan. Di dunia yang semua hal bisa dilakukan hanya melalui genggaman tangan, kontrol diri menjadi hal yang sangat penting dimiliki.
Memiliki kontrol diri sangat mungkin dilakukan jika kita memahami eksistensi diri. Menjadi individu yang punya tujuan hidup dan mengerti peran diri, membuat kita lebih lihai mengelola kontrol diri.
Jangan sampai terhanyut dalam budaya masa atau kebiasaan orang banyak yang belum tentu sesuai dengan keinginan diri sendiri. Keadaan yang memaksa diri memenuhi perspektif dan ego yang terbatas dari budaya masa justru menghilangkan eksistensi diri.
Karena khawatir tidak populer dan akhirnya ikut budaya arus. Padahal budaya arus ada kalanya menghilangkan diri sendiri atau sengaja dihilangkan identitas diri oleh kepentingan egois mereka. Itulah mengapa seseorang perlu bereksistensi di dunia yang semakin mengaburkan keberadaan jati diri. (*/)